Sabtu, 05 Maret 2016

Scratches Love (Goresan Cinta) - Part 5

Judul : Scratches Love


Cast : Cho Kyuhyun, Han Eun Kyung, Lee Ji Hyun (Lee Hyun), Siwon and OC


Genre : Sad, Romance


Author : Ndy




Maaf Banyak Typo Bertebaran .... ^^








Hari ini ada seseorang yang  akan berjumpa dengan siwon setelah 3 bulan tidak bertemu semenjak makan malam itu, siwon menyempatkan dirinya datang ke daegu di sela libur singkatnya untuk bertemu seseorang yang memiliki sifat jutek. Siwon telah janjian bertemu di depan caffe tempat makan malam bersama  3 bulan yang lalu, kali ini siwon datang lebih awal ketimbang wanita jutek itu.

“ehemm” seseorang berdeham memberi tanda atas ke datangannya. Siwon yang sadar akan kehadiran seseorang  langsung menatapnya dalam penuh rasa rindu.

“hmmm .. kita mau kemana??” tanya lee hyun membuyarkan lamunan siwon.

“ahhh kau sudah datang .. terserah maumu, bagaimana jika  menonton? Aku sudah siapkan 2 tiket, call?” siwon tersenyum sambil meunjukan 2 tiket untuk menonton teater nantan di myeongdong.

“call” jawab lee hyun malu-malu sambil tersenyum. Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan segera pergi ke daerah myeongdong.


____


Lee hyun dan siwon berjalan berdampingan dan akan memasuki ruang teater. Lokasi pertunjukan teater nanta ini berada di lantai 3 dan lantai 5 gedung UNESCO di pusat keramaian Myeongdong . Anda akan menyaksikan sebuah drama komedi nonverbal dengan setting sebuah dapur dan menggunakan alat-alat masak sebagai alat musik perkusi.  Siwon menggandeng tangan lee hyun dan memasukkan tangan mereka ke saku mantel siwon.

“anggap saja kita sedang kencan” bisik siwon yang sudah duduk di bangku ruang teater. Lee hyun segera menoleh, menatapnya tajam.

“YA!” ucapnya dengan nada sedang.

“jebal? Kita nikmati untuk hari ini saja call” rayu siwon, lee hyun memutar kepalanya menatap ke depan.

Lampu ruang teater sudah mati semua, tinggal lampu di atas panggung yang menyala, teater mulai di mainkan, siwon dan lee hyun terdiam menikmati suguhan dari teater nantan yang menakjubkan. Satu jam telah berlalu para penonton di buat terpukau dengan aksi mereka di atas panggung, termaksud dengan siwon dan lee hyun yang terlihat puas dengan pertunjukan teater tersebut, aksi-aksi teaterikalnya yang di kombinasikan dengan keahlian memainkan alat-alat dapur sebagai instrument musik.

Lee hyun dan siwon keluar gedung teater dan berjalan-jalan sebentar ke sekiling gedung teater sebelum pergi menuju tempat yang lain.

“bagus bukan?” tanya siwon.

“iya , aku suka pertunjukannya .. gomawo” lee hyun tersenyum.

“oke .. kemana lagi kita pergi?”

“aku lapar, kita pergi makan saja” rengek lee hyun.

“baik .. kajja, kita ke jeonju” siwon menarik tangan lee hyun ke tempat parkir.

“mwo? Aku akan kelaparan jika kita makan di sana, butuh waktu 2-3 jam untuk ke sana” protes lee hyun, namun siwon tidak memperdulikannya, ia tetap memasukkan lee hyun ke dalam mobil dan mobil siwon melaju menuju jeonju.


___


Jeonju


Mobil siwon telah terpakir di dekat Jeonju Hanok Village setelah menempuh perjalanan 2,5 jam dari myeongdong, akhirnya mereka telah sampai.

“aku sudah kenyang, aku mau tidur” ucap lee hyun.

“mwo? Sudah sampai sini kau mau tidur?” siwon melihat bungkusan-bungkusan makanan yang lee hyun beli di pinggir jalan tadi selama perjalanan menuju jeonju.

“kau saja yang makan di luar, aku tunggu di sini, go go” ucap lee hyun malas.

“aniya, kajja. Sudah jauh-jauh kita harus menikmatinya” siwon keluar dari mobilnya lalu membukakan pintu untuk lee hyun, namun lee hyun tidak mau keluar karena sedang tidur, siwonpun terpaksa menggendongnya dan membawanya ke sebuah restoran yang menyajikan bim bab. Siwon memilih tempat di pojok ruangan resto ini dan menyenderkan lee hyun pada tembok membiarkan ia tertidur. Siwon memesan makan dalam dua porsi, tidak peduli lee hyun sedang tidur ia tetap memesankan makanan untuknya. Makanan telah datang, siwon mulai memakannya sambil melihati lee hyun tertidur pulas.

“kenapa kau terlihat tambah cantik jika sedang mengomel dan di saat kau tertidur kenapa jelekmu terpancar keluar” gumam siwon memandangi lee hyun sambil mengunyah bim bab. di saat siwon ingin menghabisan makanannya, lee hyun mengulet dan menguap, perlahan ia membuka matanya dan terkejut dengan apa yang di lihatnya, banyak orang yang sedang memperhatikannya, lee hyun panik dan segera membenarkan posisi duduknya dan menutup mukanya dengan mantel menahan malu.

“apa yang mau kau tutupi? Sejak tadi mereka melihatmu” terang siwon, lee hyun menarik nafas dan perlahan menurunkan mantelnya dari balik wajahnya.

“YA! Mati kau!” ancam lee hyun berbicara pelan pada siwon, siwon hanya tersenyum.

“sudah makan, aku tau pasti kau lapar habis tidur panjang, makan” siwon menyodorkan makanan yang tadi sudah ia pesan, lee hyun hanya menatap tajam makanan itu dan bergantian menatap siwon.

“makanlah, tidak beracun, hanya ada sedikit bumbu rindu” goda siwon. Lee hyun memakan dengan wajah cemberut dan perlahan makanan tersebut habis.

“yasudah, aku tunggu di luar, kau yang bayar” siwon keluar meninggalkan meja makan dan lee hyun.

“MWO? YA!” teriak lee hyun. lee hyun menendang nendang kaki meja hingga dia kena batunya sendiri, kaki lee hyun terbentur kaki meja. Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itu pribahasa yang cocok untuk lee hyun sekarang, di suruh bayar makanan lalu kakinya terbentur kaki meja. Lee hyun terpaksa membayar makanannya lalu keluar menyusul siwon.

“ini” lee hyun memberikan struk harga makanan ke siwon.

“ohh .. kau sudah membayar, gomawo” siwon mengambil struknya lalu membuangnya ke tempat sampah sambil tersenyum dan berjalan menuju jeonju hanok village. Lee hyun yang melihat tindakan siwon, membuka mulutnya lebar-lebar dan meremas tangannya dengan kuat.

“YA! AKU MENUNJUKAN STRUK ITU UNTUK KAU GANTI NANTI SETELAH SAMPAI DAEGU!!” teriaknya. “arghhhh .. aishhh jinjja, apa yang menyenangkan hahhh!!!” lee hyun menggoyangkan tubuhnya kesal dan meniup poninya, lee hyun mengatur nafasnya yang mulai tidak beraturan karena emosi. Siwon telah berjalan  cukup jauh menuju jeonju hanok village, lee hyun mulai menyusul siwon dengan berjalan yang masih menyimpan rasa kesal kepada siwon.


___

Siwon mengabadikan moment tersebut dengan memotret lingkungan di sekitar melalui ponselnya, lee hyun berjalan membuntuti siwon tanpa adanya percakapan. Siwon yang menyadari kecanggungan di antara mereka, menarik tangan lee hyun dan mereka berdua selfie bersama, siwon dengan wajah smile namun lee hyun menatap sinis siwon dari samping.

“ahh .. kenapa wajah kau sangat cantik di foto ini” ucap siwon yang sedang melihat foto hasil jepretannya.

“Mwo? Ya! Mati kau!” lee hyun memukul lengan siwon.

“lebih baik kita foto lagi, mumpung wajahmu sedang bagus di kamera” ajak siwon memberi sedikit godaan.

“shireo!” jawab lee hyun. Walau lee hyun tidak mau berfoto bersama, siwon tetap menggandengnya terkadang ia merangkul lee hyun. Di potret 1,2 dan 3, lee hyun masih menunjukkan wajah juteknya dan wajah datar namun di jepretan ke 4, 5 dan selanjutnya, lee hyun mulai merasa nyaman dan menyenangkan, wajahnya mulai mengukir senyuman sesekali mereka membuat gaya di wajahnya dan membuat kekonyolan. Usai berselfie ria, lee hyun mengajak siwon untuk foto bersama dengan mengenakan pakaian hanbok, siwon menyanggupi ke inginan lee hyun, mereka pun menghampir sebuah rumah yang menyewakan pakaian tradisional korea plus dengan di fotokan oleh pihak penyewa. Siwon dan lee hyun memakai baju raja dan ratu korea tempo juseon dan memakai baju hanbok, sang photographer memotret mereka berdua dengan 3 gaya yang berbeda, gaya pertama mereka bergaya layaknya seorang raja dan ratu, ke dua mereka bergaya dengan saling bergandengan dan yang terakhir membuat love dengan satu tangan mereka dan di satukan di atas kepala. Usai berfoto dengan baju tradisional, mereka menerima cetakan foto dari sang penyewa dan gambar aslinya di transfer ke ponsel masing-masing melalui Bluetooth, setelah selesai semua siwon membayarnya dan kembali ke mobil untuk pulang ke daegu mengantar lee hyun.

___


Mobil siwon telah sampai di depan rumah lee hyun, lee hyun membuka sabuknya dan keluar dari mobil.

“gomawo untuk hari ini” ujar lee hyun di depan paggar rumahnya, siwon tersenyum sambil bersender di mobilnya.

“hmm .. menurutku hari ini adalah hari ternikmat yang ku rasakan” ujar siwon dengan menatap lee hyun.

“hmmm … yasudah aku masuk dulu, hati – hati di jalan, tidur lebih awal” ucap lee hyun memberi perhatian.

“lee hyun? setelah satu hari kita bersama mengenal lebih dekat apa setelah ini tidak ada sesuatu?”

“bukankah kita sudah mengenal cukup lama?”

“maksudku untuk hari ini, hari ini kita pergi bersama, menonton, makan bersama, foto bersama dan bergandengan tangan. Apa tidak ada hal yang lebih selain kita sebagai rekan kerja?”

“hmm .. kita teman di luar pekerjaan, apa yang kamu katakan tadi itu hal yang wajar sebagai teman” ucap lee hyun santai, siwon yang mendengarkan jawaban lee hyun mengerutkan dahinya.

“lalu malam itu setelah dinner usai, kau tidak merasakan apapun? Hal aneh misalnya?” jelas siwon mengingatkan lee hyun kejadian malam itu saat siwon menciumnya sebelum kembali ke seoul.

“kita pulang masing-masing” jawab lee hyun datar. Siwon mengusap-ngusap wajahnya frustasi.

“lee hyunnnn” ucap siwon setengah teriak. Lee hyun menghampiri siwon dan berbisik.

“wae? Jadi selama ini belum cukup jawaban yang ku berikan dengan selalu menyetujui ajakanmu hm? Selalu bersama dan menghabiskan waktu di sela kesibukan kita” lee hyun menjauhkan wajahnya dari siwon dan menatap siwon. siwon tersenyum dan mencubit pipi lee hyun.

“omoooo .. lucu sekali anak ini” siwon mengacak-ngacak rambut lee hyun.

“YA!” protes lee hyun. lee hyun menghampiri siwon dan mengecupnya. “sudah kau pulang, annyeong” lee hyun masuk ke dalam rumah, siwon masih terkesima dengan tindakan lee hyun barusan namun ia segera tersenyum lalu masuk ke mobil untuk kembali ke seoul.



~~*~~


Bbbrraaakkkk ..


Seorang direktur SME membanting dokumen ke meja, mereka sedang mengadakan rapat yang di hadiri tim kyuhyun termasuk kyuhyun.

“ratingnya menurun? Bukankah sudah segala macam cara di lakukan?” teriak youngmin.

“mungkin penonton sudah mengetahui kalau hubungan ini adalah settingan” jawab siwon. mereka sedang membahas tentang reality show yang sedang di jalankan oleh kyuhyun dan hyu ri.

“apa mungkin ini sudah tidak tertarik lagi bagi mereka?” tanya youngmin.

“spertinya bukan .. mungkin chemistry kita yang kurang pada episode kemarin”  jawab kyuhyun.

“lalu bagaimana caranya kita mengembalikan rating tersebut? Kau tahu kan apa yang sudah saya lakukan sejak awal hingga kau dapat seperti ini, ku harap kau dapat melakukannya”

“saya punya ide” kyuhyun menatap siwon dan bergantian menatap direkturnya.

“oke .. katakan itu nanti di ruangan saya, saya masih ada perlu, rapat ini cukup sampai di sini” youngmin membereskan dokumen dan segera meninggalkan ruang rapat.


____


Siwon dan kyuhyun sedang berdiri di atap gedung SME , memandang keramaian kota seoul dengan secangkir kopi.

“apa yang akan kau bicarakan nanti?”

“kau juga akan tau nanti, kita lihat saja” kyuhyun menyerusup kopinya.

“ku harap kau tidak bertindak sobodoh itu lagi”

“sepertinya, akan lebih bodoh dari pada itu” kyuhyun tersenyum pada siwon, siwon memandangnya bingung.

“jika hal lebih bodoh terjadi lagi, aku tidak akan mengampunimu dan semua akan berakhir”

“aku yang memulai dan aku pula yang akan mengakhiri tidak peduli rasa sakit seperti yang akan aku rasakan” kyuhyun menepuk pundak siwon “tenanglah aku masih memiliki akal” kyuhyun meninggalkan siwon untuk kembali berlatih.

“hahh .. tapai kau tidak memiliki hati, dasar bodoh!” siwon mnyerusup kopinya dan satu tangannya ia masukkan ke saku.

“aku juga punya hati” teriak kyuhyun sambil melambaikan ke atas tanpa membalikkan tubuhnya, siwon menoleh dan tersenyum, siwon kembali memandang ke depan di temani sisa kopi di gelasnya.


~~*~~


 “eomma .. lee hyun aku pergi yaa” pamit eun kyung yang sudah rapih di ambang pintu depan.

“kau mau kemana???” tanya lee hyun.

“mau jalan-jalan sebentar, bosan tidak melakukan apa-apa di rumah”

“aku temani ya?”

“tidak usah, kau bantu eomma di toko saja nde?”

“hari ini kau libur menjaga toko?”

“hari ini aku tidak libur, tapi eomma yang meliburkan ku untuk menjaga toko, yasudah fighting! Kerjakan dengan baik, sekalian tugasku kau kerjakan arrachi?” eun kyung mengedipkan matanya sambil tersenyum.

“YA! Aishhh ..nde, nde, hati-hati .. jangan larut malam” teriaknya. Eun kyung hanya melambaikan tangan dari kejauhan.

___


Daegu

Jam 8.30

Eun kyung telah sampai di terminal bus daegu, ia berjalan menuju penjualan tiket ke seoul setelah ia tiba di depan loket ia segera membelinya dan menaiki bus yang 15 menit lagi akan berangkat, eun kyung memilih duduk di dekat jendela agar dapat melihat pemandang selama perjalanan menuju seoul.


Seoul

Jam 10.30

Eun kyung telah tiba di depan rumahnya, rumah yang terlihat kusam semenjak ia tinggalkan karena statement yang dia keluarkan, eun kyung berjalan masuk ke dalam rumah melalui pintu garasi. Di dalam rumah, eun kyung menjajaki setiap ruangan hingga ke dapur, ia melihat secangkir teh  di meja dapurnya dan ada sendok di dalam cangkir tehnya, namun teh itu sudah tidak layak di minum karena aroma yang di keluarkan sangat tajam mengenai  indra penciuman seperti bau busuk, entah berapa lama teh itu di tinggal pemilik rumah. Eun kyung mengambil cangkir itu dan membuang air teh tersebut ke lubang tempat mencuci piring dan mencucinya namun sebelum ia melakukan itu, ia mengingat saat lee hyun akan membuatkan teh untuknya.

Usai mencuci piring ia ke kamarnya melihat-lihat ke sekelilingnya, namun tak ada apa-apa, yang ia lihat hanya debu, kasur yang berantakan dan rasa sakit. Eun kyung menghampiri gaun berwarna putih yang masih menggantung di pintu lemarinya, ia mengambilnya lalu memandangnya dalam tanpa ia sadari air mata menetas dan membasahi gaun tersebut. Gaun yang seharusnya menjadikan ia sebagai putri di hari bahagianya namun sebulum hari itu tiba, impiannya menjadi putri hancur karena tindakannya, tindakan yang selama ini terlihat tulus, kasih sayang yang dia berikan terlihat sungguh dan cinta yang dia berikan yang terlihatnya dari hati, ternyata semua ini hanya sebuah tujuan untuk membangun istananya sendiri bukan istana yang akan di tempati ratu dan raja. Eun kyung segera menghampus air mata ketika ia sadar dari lamunannya mengingat kebelakang saat bersamanya dulu, ia mengambil kotak untuk membungkus gaun pengantin yang seharusnya ia kenakan di depannya saat acara sacral itu berlangsung namun ia harus mengubur mimpi itu bersama harapan-harapan untuk dapat hidup bersama dengannya. Eun kyung merapihkan rumah yang terlihat kacau terlebih dahulu dan mengambil barang seperlunya sebelum ia meninggalkan rumah.

Eun kyung sedang berdiri di halaman rumah, menatap lagi rumahnya mengingat masa indah hingga masa paitnya saat bersama dengannya serta memori waktu itu ikut berputar di dalam otak eun kyung, saat wartawan ramai-ramai ke rumahnya seusai acara konfrensi pers drama di gelar. Eun kyung membuka matanya, air matanya jatuh lagi lalu ia segera menghapusnya. Eun kyung mulai meninggalkan rumah yang dia beli atas jerih payahnya selama kerja di dunia entertainment, eun kyung pergi dengan membawa kotak dan tas kecil.

Eun kyung berjalan menuju aparteman di daerah elit di jalan gangnam, eun kyung menghampiri pos satpam dan menitipkan kotak itu ke satpam untuk memberikan kepada seseorang lalu ia pergi dari tempat itu sambil membenarkan topinya untuk menutupi wajahnya dari paparazzi. Eun kyung sudah berdiri di perempatan jalan raya daerah gangnam , eun kyung menunggu lampu pejalan kaki berwarna hijau, sambil menunggu lampu hijau ia memandangi daerah di sekitar, hingga ia melihat sesuatu pada layar besar  yang ada di gedung sebrang jalan. Eun kyung memerhatikan sesuatu di layar itu, lebih tepatnya eun kyung sedang melihat sebuah Music Video, eun kyung terus melihatnya tanpa mengedip sedikitpun, terkadang ia melihatnya sambil tersenyum.

“tampan” ujar eun kyung.

“memang tampan” ucap seseorang,eun kyung hanya mengangguk tanpa menoleh masih fokus pada MV tersebut sampai MV itu selesai di tampilkan.”sudah satu minggu menjadi peringkat nomor satu di chart tangga lagu” lanjut seseorang yang belum eun kyung ketahui.

“kenapa dia bisa terlihat tampan di sana”

“sudah sejak lahir dia tampan” jawab lagi seseorang yang tadi. Eun kyung menoleh namun wajahnya masih bingung siapa orang di sebelahnya karena memakai jaket hampir menutupi wajah dan menggunakan topi. Seseorang itu menganggkat topinya sedikit, eun kyung langsung membekab mulutnya dan membulatkan matanya tak lama ia teriak, tapi eun kyung membekab mulutnya lagi mendapat isyarat untuk tidak berteriak karena orang di sebelahnya sedang menyamar.

“YA!” ucap eun kyung pelan sambil tersenyum.”jinjja??” ucapnya lagi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“hmmm” jawab orang itu yang ternyata yesung. Eun kyung tidak percaya karena yang barusan ia lihat dalam layar besar itu tadi adalah yesung. Yesung sudah menjadi seorang penyanyi solo dan sudah mengisi soundtrack di beberpa judul drama. Eun kyung terkejut dengan kehadiran yesung di sampingnya karena sudah lama tidak berjumpa dan sekalinya berjumpa ia sudah menjadi penyanyi terkenal dan mungkin akan menjadi pesaing kyuhyun.

“hai .. gimana kabarmu?” sapa yesung.

“baik .. dan kau?”

“hmm seperti yang kau lihat” yesung tersenyum. “gomawo” lanjutnya.

“nde?”

“gomawo” jelas yesung.

“untuk apa??” eun kyung heran dengan perkataan yesung.

“untuk semuanya, berkat kau aku bisa sampai seperti sekarang”

“tidak ada yang ku lakukan, aku saja tidak tahu kalau kau sudah seperti ini, mungkin jika bukan tayang di layar sana aku tidak tau kalau kau adalah seorang penyanyi walau kita bertemu seperti sekarang”jelas eun kyung, yesung tersenyum.

“aniya, kau melakukannya.. ini berkat kau, gomawo .. karena ucapan kau yang pertama kali main ke aparteman kyuhyun, ucapanmu saat itu menyadarkan ku dan membangkitkan semangatku kembali setelah semangatku di patahkan oleh seseorang dengan waktu yang sudah cukup lama, gomawo” yesung tersenyum dan eun kyung membalas senyumannya.

“hmm .. padahal aku tidak mengucapkan apa-apa, aku hanya melontarkan ucpanku dengan spontan dari apa yang aku dengar dan lihat”

“bukankah perkataan yang spontan itu yang tulus dari hati, walaupun perkataanmu terlihat biasa namun sangat berarti untukku, kau adalah orang yang memuji suaraku setelah orang tuaku, perkatan itu selalu teringat di dalam otakku, aku mengurung diri sehari untuk menetapkan jalanku kembali ke dunia tarik suara, di saat aku sedang menimbang tindakkanku perkataanmu selalu mampir dalam pikiranku, itu yang membuatku yakin untuk menempuh jalan ini, kembali kepada mimpi awalku” jelas yesung yang di balas senyuman eun kyung.

“ahhh ternyata ada perkataanku yang bermanfaat bagi orang lain” goda eun kyung sambil tersenyum jahil.

“aishhhh .. gomawo” eun kyung hanya mengangguk.

“berhubung sekarang kau sudah menjadi artis dan banyak menghasilkan uang, traktir boleh juga” eun kyung meninju pundak yesung.

“hmm … memang aku sudah memiliki uang banyak itu tidak perlu di bahas, public sudah mengetahuinya” jawab yesung sambil tertawa kecil.

“ommmoooo .. sombong sekali artis ini” mereka tersenyum bersama.

“yasudah kau mau kemana aku yang teraktir”

“terserah padamu, aku ikut saja” jawa eun kyung.

“ok .. kajja sudah 3 kali kau melewati lampu hijau  dan jika kita masih berlama di sini, aku takut fans akan menyadari keberadaanku” ajaknya sambil menggodanya.

“YA! Camkan di dalam otakmmu, aku juga masih menjadi artis!” omelnya.” Artis yang masih dalam persembunyiannya” lanjutnya dengan sedikit malu dari dalam senyuman yang terpaksa, yesung menahan tawa dari balik jaketnya. Mereka segera menyebrang sebelum lampu berubah warna merah lagi.

_____


Mouse Rabbit


Eun kyung dan yesung memasuki sebuah caffe di pertigaan jalan di kota seoul. Eun kyung memilih posisi duduk yang nyaman sedangkan yesung memesan coffe dan cemilan.

“bagaimana?” ucap yesung yang sudah duduk di hadapan eun kyung.

“apanya?”

“caffe ini”

“hmm lumayan .. tidak memalukan jika sepasang kekasih kencan di tempat ini hehe”

“gomawo”

“untuk apa lagi kali ini?” tanya eun kyung sambil melipat keuda tangannya di meja.

“untuk pujianmu tentang restoran ini”

“hmm .. sudah sewajar jika seseorang bertanya dan aku menjawabnya, masa iya, jika ada yang bertanya aku biarkan saja, aku tidak sekejam itu ya” eun kyung tertawa kecil.

“gomawo telah memuji caffe milik ku ini” terang yesung.

“iya .. gwaechanha” eun kyung tersenyum. “YA! MWO??” seketika senyum itu redub berubah menjadi terkejut. Eun kyung memukul lengan yesung berkali-kali.

“appow .. YA! Kau ingin membuatku masuk rumah sakit .. ahhh lenganku” protes yesung.

“kau tidak bercanda kan???” eun kyung tidak percaya dengan ucapan yesung barusan.

“tentu saja tidak .. kau bisa tanyakan kepada orang yang di sini”

“hmm .. aniya, aku percaya padamu” eun kyung tersenyum.”mianhae … mumpung kau telah membuatku terkejut untuk eedua kalinya, kau harus menyajika minuman dan makanan yang special di sini” lanjutnya menatap yesung, yesung hanya mengangguk dan tak lama makan tiba di meja mereka.

“ini adalah makanan dan minuman yang special di sini, nikmati jangan kau buang” terang yesung.

“tergantung”

“mwo?”

“tergantung kau mentraktirku jika sedikit aku akan memberikan statement jelek jika kau lebih banyak mentraktirku mungkin statement baik yang keluar dari ucapanku” ucapnya sambil mengunyah cake.

“YA!” eun kyung hanya tersenyum.

“hahha aku tidak sejahat itu, dengan begini saja aku berterimakasih” ucap eun kyung senang.

“ hmm arra .. oya, bagaimana dengan karir mu? Kau tidak ingin kembali ke dunia entertainment ??” tanya yesung.

“hmm … sejujurnya aku rindu dunia yang telah memperkerjakanku tanpa lelahnya, yang tidak memberikanku waktu untuk menikmati hidup ini, rindu sejujurnya .. tapi aku masih ingin cuti lebih lama lagi karena banyak waktu yang terbuang untuk berkerja sehingga aku lupa dengan hak-hak ku, lupa menikmati hidup, lupa keluarga dan lupa pada diri sendiri .. terkadang aku suka teringat saat di depan kamera, di depan fans, di kejar wartawan dan di beri hadiah oleh mereka, aku rindu hal-hal itu, namun untuk sekarang aku belum terpikirkan untuk itu” jelas eun kyung.

“arraseo .. aku mengerti dengan kondisimu, ku harap kau menikmatinya”


“lalu bagaimana denganmu setelah impianmu terwujud?” tanya eun kyung.

“aku senang .. senang karena impianku dapat terlaksana walau tidak mudah, butuh waktu hampir dua tahun setelah semangatku bangkit kembali dan untuk mewujudkannya. Senang dapat di cintai fans, di perhatikan oleh wartawan, memberi kebahagiaan dan memberi manfaat terhadap orang di sekitarku, karyaku akhirnya dapat di dengar dan di lihat dunia. Aku bahagia sekarang, semuanya tidak sia-sia walau banyak terjal yang menghalangi jalanku tapi endingnya aku lah si pemilik dari mimpi ku dan aku adalah tokoh utamanya yang berakhir bahagia” yesung tersenyum dan di balas dengan senyuman oleh eun kyung.

“berarti kau dan .. kyuhyun. Sekarang kalian akan menjadi pesaing di dunia hiburan ini dan mungkin kau adalah the next kyuhyun”

“tidak .. aku tidak menganggapnya seperti itu, tapi aku gak tau kalau dia menganggapnya seprti itu .. menurutku tidak ada persaingan, aku memliki ciri khas tersendiri, warna musik tersendiri, fans tersendiri, style tersendiri dan cerita hidup tersendiri. Aku tidak ingin menjadi sepertinya, aku tidak ingin menjadi the nextnya, aku ingin menjadi diriku yang mampu di kenang oleh masyarakat dengan karyaku sendiri, aku tidak ingin menyakiti sipapun, fans, orang di sekitarku dan membuat kepalsuan di depan public. Bukan kah kita menjadi seorang panutan, pasti ada harapan dari mereka ingin menjadi seoarang artis seperti idolanya dan bahkan lebih dari sang idola, aku tidak ingin merusak harapan dan mimpi mereka, karena dengan mimpi, tujuan hidup mereka tercapai. Aku ingin menjadi orang yang lebih berguna bagi banyak orang, bukan banyak meninggalkan luka di hati setiap orang” terang yesung.

“nice .. aku suka” eun kyung tersenyum.”apa dia sebegitu jahatnya hingga kau membencinya?”

“bukankah kau yang lebih tersakiti dan mungkin sekarang kau sangat membencinya hm? Lebih baik tidak usah mengucapkan namanya lagi, aku takut itu akan menambah lukamu” ucap yesung khawatir.

“gwaechanha .. aku telah melupakannya, air jernih itu telah tertuang tinta yang sulit di pisahkan, jadi semua itu telah ku lupakan karena tidak dapat kembali bagaimanapun caranya aku berusaha, semua sudah pilihannya dan aku memilih untuk melupakannya”

“lalu .. kau sekarang tinggal dimana?”

“di rumah eomma ..” eun kyung melihat ke kaca dan melihat awan sudah mendung. “ahhh .. mianhae, aku harus pulang sekarang sepertinya akan turun hujan, gomawo untuk hari ini” eun kyung segera beranjak dari kursinya.

“kapan-kapan kita bertemu lagi nde?” eun kyung hanya tersenyum membalas ucapan yesung dan pamit lalu keluar dari caffe yesung. Yesung memandangi eun kyung dari dalam caffe melalui kaca.


~~*~~


Eun kyung berjalan cukup jauh dari pertigaan caffe milik yesung, eun kyung berjalan menuju halte yang akan mengantarkannya ke terminal kembali menuju daegu. Eun kyung berdiri di penyebrangan jalan menunggu lampu hijau. Eun kyung memandang ke depan namun tidak sengaja ia melihat seseorang sedang berdiri di sebrang jalan dan akan menyebrang juga, eun kyung membulatkan matanya. Hujan turun secara perlahan dengan skala kecil, lampu telah hijau yang lain sudah mulai menyebrang tinggal eun kyung yang masih diam di tempat sambil memandang seseorang yang akan menyebrang,eun kyung sangat terkejut dan wajahnya menjadi pucat, ingin eun kyung melarikan diri tapi karena terbentur waktu langit sudah sangat sore, jika tidak pulang sekarang eomma dan lee hyun akan khawatir padanya. Akhirya eun kyung melawan rasa takut itu dan mulai menyebrang dengan menundukkan kepalanya dan membenarkan topinya agar tidak kelihatan. Di pertengahan jalan eun kyung merasa tangannya di tarik oleh seseorang yang ia lihat tadi, dan topinya sedikit menaik yang memperlihatkan wajahnya, eun kyung tidak sengaja menatapnya dan mereka saling memandang ...






TBC




1 komentar: