Sabtu, 20 Juni 2015

My Destiny - Part 1

Author : Lee Haena

Cast : Cho Kyuhyun, Krystal Jung

Title: My Destiny Part 1)

Genre: Romance

Rating : PG 17


Happy Reading ~~~~~ ^^



Mianhae banyak Typo bertebaran ... hehe




Dimana seharusnya aku menikmati masa-masa indah bersama teman-teman ku bermain dengan riangnya, namun di umurku yang terbilang masih kecil aku harus membantu eomma bekerja karna keterpaksaan ekonomi yang minim, nama ku krystal jung aku anak tunggal di keluarga ini dari anak jung hyerim dan jung hyuseung. Semenjak appa meninggalkan kami pergi bersama wanita pilihannya yang terbilang cukup berada di banding dengan eommaku yang kehidupannya hanya pas-pasan, sekarang aku hanya tinggal bertiga, aku ,eomma dan nenekku. Di umurku yang menginjak  8 tahun aku harus bekerja keras mengumpulkan uang untuk makan kami hari ini dan esok ? kami pun tak tau bisa makan atau tidak, cukup menyedihkan masa kecil ku di banding mereka yang sedang bermain boneka bersama teman-temannya.


“jung .. ayok kita bermain bersama” ajak temanku  yang  ada di sebrang tempat aku duduk untuk beristirahat di sebuah gubuk kecil.


“apa aku boleh ikut bermain?” tanyaku untuk menyakinkannya, mereka bertiga mengangguk menyanggupinya dengan tersenyum. Senyumku mengembang namun sedetik kemudian senyum itu menghilang dari wajahku.

“mereka sudah hidup berkecukupan, makanya mereka mempunyai boneka yang bagus dan bisa bermain bersama,tapi kau ? apa kau punya boneka untuk gabung bersama mereka?” celetuk eommaku sebelum aku bertanya padanya ‘eomma? Bolehkah aku ikut bermain?’ namun eomma sudah membaca pikiranku terlebih dahulu, ia melarangku bermain lagi, lagi dan lagi. Aku hanya menghebuskan nafas kasar dan bersabar mendengar ibuku berbicara seperti itu.



“lebih baik kau bantu eomma, dari pada bermain yang tidak menghasilkan uang” eomma segera meninggalkanku dan kembali bekerja lalu aku menyusul nya dari belakang, teman-temanku hanya mengarahkan pandangannya heran kepadaku karna aku langsung meninggalkan mereka. Aku kebagian bekerja di kebun untuk memilih anggur yang bagus dan yang curah sedangkan eomma kebagian meminggul buah anggur yang sudah di petik untuk di timbang dan di kirim kepara pelanggan yang sudah memesan.Aku memandang eomma dari belakang, eomma berusaha menahan beban buah anggur yang tak ringan untuk di bawa kepetugas sortir/penadah, eomma berjalan sekitar 50 meter lebih dengan membawa buah anggur yang beratnya hampir 20 kg, eomma meminggulnya seorang diri di bantu hanya dengan kain yang di ikatnya ketubuhnya. Aku memandang eomma sedih, benar yang eomma bilang aku harus menghasilkan uang untuk menambah pendapatan perharinya, aku tak sempat untuk bermain bersama teman-teman rumahku. Namun itu tak apa bagiku, aku yakin kehidupanku yang  sekarang hanya sementara “eomma ketika aku bertumbuh besar aku janji akan membawa eomma kekota dan hidup yang layak, kumohon bersabarlah eomma”  lirihku dalam hati dan tanpa aku sadari aku meneteskan air mata, langsung kuhapus  agar  tidak ada yang melihat. Sesungguhnya eomma sangatlah penyanyang kepadaku namun setelah kehilangan appa dan eomma sangat terpukul dan itu yang membuat eomma berubah drastis dari eomma  yang  kukenal dulu saat masih ada appa dan belum lagi,halmonie yang sekarang suka sakit-sakitan tambah pula beban eomma, namun eomma menjalankan semua ini dengan ikhlas, ketika  di rumah eomma menjadi eomma yang baik tidak seperti saat kami berada di luar, mungkin ini cara eomma mendidikku untuk menjadi anak  yang mandiri dan perlahan aku mengerti dengan sikap eomma  yang terkadang suka keras terhadapku, itu semua  demi  kebaikanku kedepannya.



~~*~~



“jung …cepat bawa nasi nya kemari” perintah eommaku, aku segera mengambil nasi yang  telah aku masak tadi bersama eomma.

“eomma? Sini biar ku tuangkan dan nenek diamlah jangan menggangu tugasku. Nenek cukup diam layaknya putri mahkota, arra?” eomma dan nenek hanya tersenyum melihat sikapku  yang sedang menuangkan nasi dan beberapa lauk kemangkuk mereka, setelah selesai tugasku  kami pun segera menikmati  hidangannya.

“ya.. Jung!” panggil eommaku, aku terkejut ketika eomma memangilku dengan tiba-tiba.

“ya .. kau ini apa-apaan, kenapa kaumemangilnya seperti itu?” tegur nenekku

“eomma mau ingin aku mati? Aku hampir saja tersedak eomma”protesku yang hampir saja tersedak makanan yang sedang ku kunyah

“mianhae sayang, oh ya .. maafkan ucapan eomma  yang  tadi siang, eomma tidak bermaksud seperti itu”

“apa yang telah kau katakan ???”

“aniya eomma .. hanya aku melarangnya bermain tadi karna kami kan sedang bekerja, jika tadi dia bermain bagaimana pekerjaannya” jelas eommaku

“tapi di umur dia yang  sekarang itu hal yang wajar” bela nenekku

“sudah eomma , halmonie .. aku tak apa,lagi pula yang di ucapkan eomma benar, aku bekerja untuk kita jugakan? Tak apa aku kehilangan masa kecilku demi  membantu keluarga ,yang terpenting eomma dan halmonie sehat dan bahagia, itu sudah cukup membuat ku tersenyum” aku tersenyum dan mereka ikut tersenyum.

“sudah cepat kau tidur biar eomma  yang membereskan, besok kau harus sekolah” perintah eomma, aku 
langsung pergi ke kamar ku dan memulai mimpi yang indah.



~~*~~



Aku berjalan sambil menundukkan kepalaku, aku berjalan menuju tempat aku bekerja yaitu kebun anggur. Aku bekerja tidak seperti mereka yang full time, aku hanya bekerja dari siang sampai sore, hanya aku saja yang  mendapatkan keringanan dari ahjjusi park bekerja  part time, sejujurnya ahjjusi tidak mengijinkan aku untuk bekerja namun karna terdesak ekonomi dan karna kebaikan hati ahjjusi park, akhirnya aku di perbolehkan bekerja di kebunnya, di tempat ini hanya aku saja yang  bekerja part time mungkin karna kondisi kelurgaku  yang sangatlah sederhana dan kebetulan rumahku berada di samping rumah ahjjusi  park, rumahku hanya pas dengan lapak rumah ku tidak ada tanah yang lebih untuk di buat tanaman atau tempat bermain, tanah yang lebih sedikit hanya cukup untuk tempat menjemur pakaian, berbanding terbalik dengan rumah ahjjusi  park yang tanah nya sangat luas, mungkin  dia yang mempunyai tanah terluas di korea, itu hanya opinion ku tentang rumah ahjjusi park. Aku telah sampai di tempat kerjaku, aku segera menaruh tasku dan mengganti pakaian ku dengan pakaian kerjaku. Aku berjalan menuju kebun anggur yang lumayan dari gubuk kecil tempat istirahat dan tempat mengganti pakaian serta menaruh barang.


“ya! Hey kau !” aku berteriak ketika ada seorang namja yang tengah asyik memakan buah anggur yang sebentar lagi akan panen. Namja itu kaget mendengar suaraku, ia langsung pergi berlari namun ia menabrak tubuhku hingga aku hampir terjatuh.


“yaaaa .. aishhh, apa-apaan ini, makan buah seenak nya lalu menabrak ku tanpa melihat, eh ? ahhh molla” aku melanjutkan tugas ku seperti biasa, mengeceknya, merawat dan memetiknya dengan sepenuh hati dan dengan senyuman.



~~*~~



“cho kyuhyun …” panggil eommaku

“nde .. kenapa eomma ?aku sedang sibuk, berhentilah menggangguku”

“ya! Berhentilah bermain game, cepat kau pergi kepasar mengambil ikan pada ahjjuma shin”

“eommaaaaa .. aku sedang sibuk, tolong mengertilah eomma” mohonku

“cepat tinggalkan game mu dan lekas pergi, jika tidak malam ini kau harus mencuci piring”

“suruh appa saja yang mencuci piring” aku masih sibuk dengan game ku, sejak tadi aku tak pernah lepas darinya.

“CHO KYUHYUN!!!” teriak eomma, aku hanya menarik nafas kasar jika eomma sudah berteriak seperti itu, aku segera mempause game ku dan pergi kepasar untuk mengambil ikan.



~~*~~



“ahjjuma ?”

“ahh cho kyuhyun .. kau ingin mengambil ikan pesanan ibu mu ??” ahjjuma mengambil ikan yang sudah di pesan cho hana dan memberikan pada kyuhyun.

“gomawo “ ucapku bête sambil meraih kantong yang berisi ikan segar.


Aku berjalan dengan santai, ku perhatikan anak-anak yang sedang bermain bola di lapangan. Betapa senangnya mereka bisa bermain bersama, namun aku ? tak perlu di tanya hampir semua teman-teman rumahku sudah mengetahuinya. ‘ KYUHYUN …. Cepat pulang bantu eomma!’ , ‘KYUHYUN .. sudah jam berpa sekarang, waktunya kau belajar bukan malah bernyanyi  kau tak lihat nilai mu menurun hah ?’ , ‘ Kyuhyun .. cepat kau antar makan siang ini ke tempat appa’ , ‘kyuhyun ? berhentilah bermain game’. Ya seperti itu lah ucapan yang sudah terngiang di kepala ku, padahal belum aku menandang bola namun eomma sudah meneriaki ku untuk pulang, nilai ku hanya turun 10 angka dari 100 ke 90 tapi omelannya seperti aku mendapatkan nilai 50 saja, teman ku yang mendapatkan nilai 50 saja santai seperti tidak berdosa. Ya seperti itulah hidupku, berbeda dari anak-anak pada umumnya,  jujur saja aku bosan namun aku melihat kehidupan keluarga tidaklah baik maka dari itu aku menuruti semua perkataan eomma, walaupun tidak semua ku turuti perkataannya seprti aku sering bolos jam pelajaran namun nilai ku tetap tinggi dan tak ada surat panggilan dari sekolah maka dari itu aku aman dari omelan eommaku. Appa ku bekerja di kebun anggur profesinya sebagai penadah, setiap anggur yang telah selesai di seleksi , appaku lah yang menyortirnya ke pada pedagang di pasar,  aku pernah sekali mengikuti appa bekerja  dan sangat melelahkan, namun rasa itu hilang ketika ada sisa anggur yang  terjatuh dari keranjang, aku memungutinya dan mengumpulkannya lalu aku bawa pulang dan lekas di cuci lalu ku habiskan hanya seorang diri, entah dari kapan aku menyukai anggur, namun anggur yang ku suka bukanlah anggur yang murah melainkan anggur yang berada di kelas teratas, maka dari itu lebih baik aku memungutinya di banding aku membelinya. Aku seperti ini bukan karna aku tidak mampu membelinya, karna aku takut gaji appa untuk kita makan sebulan habis karna membeli anggur itu.


Aku pergi dari pandangan teman-temanku yang sedang senang bermain bola bersama, aku berjalan terus dengan malas hingga akhirnya, aku berhenti di depan kebun anggur yang sangat luas.


“rasanya aku ingin memakan itu semua” hayalku


“tidak ada penjaga, tunggu ! bukankah sekarang jam istirahat? Berarti para penjaga sedang tidak ada ? baiklah .. aku hanya sedikit memetiknya” gumamku, aku segera masuk ke halaman yang luas penuh dengan tanaman anggur serta buahnya yang sudah menimbulkan dirinya serta cahaya itu memanggilku untuk menghampirinya. Ya, itu buah anggur yang terkena pantulan sinar matahari, aku mengindap-ngindap seperti 007 yang ingin menangkap para penjahat, namun aku menagkap buah kesayanganku. Aku mencari posisi yang enak untuk aku memetiknya dan langsung memakannya, tak perlu di cuci terlebih dahulu karna ini situasi darurat dan tak lupa aku mengambilnya lagi untuk ku makan di rumah, aku memakannya di bawah pohon anggur yang tidak terlalu tinggi di pojok, aku duduk di pojokan seperti anak yang kehilangan induk, induk yang sesungguhnya adalah game ku bukan eommaku, jika game ku hilang mungkin aku tidak akan pergi ke sekolah, anggur hanyalah buah favoritku. Aku asyik memakan dan ku petik lagi,lagi dan lagi entah berapa buah yang ku makan, namun tanpa ku sadari ada seorang wanita yang berdiri di hadapanku, aku terkejut dan memandangnya, aku terdiam sejenak memperhatikan anak itu, anak itu pun langsung berterik kencang dan aku segera lari hingga menabrak bagian dari tubuhnya, untung anak itu tidak terjatuh jadi aku tak perlu membantunya bangun, aku berlari sekencang-kencangnya dan aku berhasil keluar dari kebun anggur itu. Aku pun segera pulang untuk memberikan ikan ini terhadap eomma, aku yakin eomma sudah menungguku dan sudah menyiapkan suara emas nya untuk menyanyikan lagu yang paling indah yang pernah dia ciptakan ‘CHO KYUHYUN …. KEMANA SAJA DIRIMU? KAU TAK TAU EOMMA TELAH MENUNGGUMU HINGGA JAMURAN’ begitulah kira-kira yang akan eomma katakan, aku hanya bisa diam dan pura-pura tidur sambil menyumpelkan kupingku dengan bantal, pasti eomma akan terus berteriak sampai aku terbangun namun aku tidak akan menyerah biarkan saja eomma seperti itu sampai ia capek, terdengarnya aku anak yang kurang ajar namun pemikiran kalian salah, aku anak baik-baik yang berumur  13 tahun yang selalu mendapatkan prestasi di sekolah dan tidak lupa beasiswa sekolah aku yang meraihnya juga, Cuma jika aku sedang penat dengan pelajaran dengan cara seperti itulah aku melakukannya, masa bodo apa kata orang di luar sana. Aku anak tunggal dari cho hana dan cho yeung hwan, dan tidak lupa aku anak bermarga cho yang paling tampan, aku bisa berbicara seperti ini karna eommaku yang bilang padaku dulu.


“eomma .. aku pulang” teriak ku sambil membuka sandal dan menatanya kembali di rak.


“cepat kau cuci dan taruh saja di panci kecil” eomma berbicara tanpa menoleh padaku, apa ia tidak marah pada ku karna aku lebih lama di luar sambil membawa belanjaan, terlihat aneh namun yasudahlah bukah kah itu hal yang bagus untuk ku, tak ada suara emas yang akan membuat telingaku pengang.


“aku tidak memarahimu bukan berarti aku kalah darimu cho kyuhyun .. “ ucap eommaku tegas, aku hanya diam namun heran dengan ucapan eommaku.


“setelah kau selesai mencuci ikan, kau sapu halaman rumah lalu kau pel seluruh lantai rumah arra?” timpal eommaku, membuat mataku ingin keluar dan memberhentikan yang sedang ku kerjakan sejenak.


‘mwo? Jinjjayo? Jadi ini alasan eomma tidak memarahiku ? kenapa ia bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di pikiran ku ? apa dia telah menjelma menjadi para normal? Dukun? Aigoo ..’ ucapku dalam hati.


“cepat kau kerjakan jangan banyak berpikir …” ucapan eomma menyadarkanku dari lamunan, aku segera mengambil panci dan menuangkan ikan ke dalam panci, namun satelah ikan itu di tuang seperti ada yang aneh dengan yang ada di dalam panci itu.


“YYAAAAAAAA ..aigoooooo” teriak ku, membuat eomma yang sedang melipat pakaian segera bangkit dan menghampiriku.


“wae kyuhyun ? kau terluka ?” Tanya eomma panik.


“aniya .. hanya saja anggur yang baru ku petik tadi, aku taruh jadi satu kantung dengan ikan, aaaaa .. eomma eottoke ???” rengek ku


“hah … sudah kau cuci saja, lalu kau makan “


“tapi bau amis eomma ..”


“eoh ? eomma ngapain kesini ? sudah biar ku kerjakan semua .. dan buah ini biar ku buang saja mungkin gadis itu tidak ikhlas memberikannya padaku” timpalku dingin.


“hahh .. arraseo” pasrah eommaku


“hahhhh eottoke ? anggurku ??? terpaksa aku membuangnya ..” aku membuang anggur itu pada tempatnya dan kembali mencuci ikan lalu membersihkan rumah.



~~*~~


Aku sedang duduk di atas jembatan yang tidak terlalu tinggi namun jembatan ini adalah jembatan satu-satunya yang kita punya karena jembatan ini penghubung desa gyeong dan desa kochi  untuk akses kami  beraktifitas. Udara sore hari sangatlah sejuk dan di tambah sungai yang mengalir di bawah kaki dengan jernih dan tenang, aku jadi tambah suka tempat ini. Ini tempatku jika sedang bosan di rumah, aku menjernihkan pikiranku dari padatnya aktifitas, membantu eomma,bekerja dan sekolah seperti itulah aktifitasku tanpa adanya bermain. Di saat aku sedang menikmati sore ini, aku mendengar seperti ada orang di dekatku, namun aku tidak melihatnya di sebelah kanan dan kiriku, aku penasaran dengan sumber suara yang di  timbulkan olehnya seperti suara game, aku pun membalikkan badanku dan benar ada seorang namja yang sedang duduk di belakangku yang tengah asyik dengan gamenya ia duduk membelakangiku jadi ia tidak menyadariku.



“cah .. yes, akhirnya aku menang, tinggal satu level lagi dan aku akan mentamatkannya” ucap namja itu senang. Ia mendorong tubuhnya ke belakang dan bangkit dari duduknya, saat ia berdiri ia baru sadar jika sejak tadi aku memperhatikannya, ya bisa di bilang aku memperhatikannya cara bermain namun ia sudah menyelesaikannya dan sepertinya seru, apa aku boleh bermain? Tapi tunggu apa harganya mahal? Sepertinya namja itu orang yang berkecukupan berbeda denganku.


“kau siapa?” namja itu memecahkan lamunanku


“nde?”


“kau penguntitku?”


“ani .. aku tidak mengikutimu” aku segera berdiri.


‘dia sipa ? sepertinya aku baru melihatnya. Apa dia satu desa denganku? tapi kenapa dia tidak terlihat jika satu desa denganku apalagi wajahnya yang terbilang tidak jelek’ ucapku dalam hati.


“lalu kau siapa? Anak dari keluarga apa ? apa pekerjaan orang tuamu? Kau bermarga apa ? kau sekolah dimana ?”


“hah?”


“jawab pertanyaanku , aku tidak membutuhkan jawaban itu”
“aigooo .. itu semua pertanyaan ?”


“nde tentu saja, cepat jawab.  aku tidak punya banyak waktu” ucap namja itu tegas.


“jika kau terburu-buru pergi saja, bukankah jawabanku tidak penting karna kita baru saja saling mengenal” jelasku untuk mebiarkan cepat pergi dari hadapanku.


“itu penting .. cepat katakan”


“aishhh .. jung imnida, aku dari desa gyeong, marga ku jung”


“lalu?”


“hah?”


“pertanyaanku yang lainnya belum di jawab”


“Ya! Tidak semua pertanyaanmu harus ku jawab karna itu adalah privasi, nama kau siapa ??”


“…”


“ya! Aku bertanya, namu kau siapa? Umurmu berapa ? kau sekolah dimana ? kau tinggal di desa mana ?” tanyaku panjang lebar pada pria itu.


“….”


“kau tak bisa berbicara? Apa kau mengalami struk mendadak?”


“ani .. aku masih bisa berbicara, Cuma aku tak perlu menjawab pertanyaamu karna itu adalah privasiku yang tidak sembarangan orang mengetahuinya” jelasnya yang mebuatku jengkel.


“hahhh .. aigooo, terserah!” aku pergi meninggalkannya, namun sebelum itu aku menendang kakinya karna aku baru mengingatnya, namja ini lah yang telah mencuri anggur di kebun tempat ku bekerja.


“dasar pencuri !!” aku segera meninggalkannya. Ia meringis kesakitan tapi apa peduliku, bukan kah itu hukuman yang pas untuknya, masih kecil sudah seperti itu bagaimana jika sudah besar, sejujurnya itu hukuman yang sangatlah ringan bagi pencuri sepertinya.



~~*~~



“YAAAAAAA!” Teriak ku


“appow … aish jinjja, neomu appow, apa dia sudah gila menendangku tanpa alasan” umpatku sambil menahan sakit.


“tapi kenapa aku di bilang pencuri ? aku tidak mengambil apa pun darinya” aku berpikir terus apa maksud ucapannya, namun tak ku dapati apa mksudnya dan ku putuskan untuk pulang, karna tujuan ku ke sini sudahlah selesai. Aku ke sungai dan duduk di atas jembatan ini untuk menghilangkan penat sambil menghabiskan level permainanku, di sini aku merasa nyaman, sepi tidak ada orang yang melintas karna waktu menjelang petang.


Aku menginjakkan kakiku di rumah yang tidak terlalu besar yang di design sederhana yang masih di balut kayu-kayu tradisional  dan aku langsung masuk ke kamar menaruh tubuhku di atas kasur kecil punyaku, aku menutup mataku untuk memeramkannya dan tidur, namun ada bayangan di dalam otak ku , aku segera membuka mata dan duduk.


“ya! Aku baru ingat kalau yeoja itu yang waktu itu di kebun, yang ku tabrak namun tidak jatuh, yang teriak padaku dengan wajah tetap lembut” aku tersenyum, namun segera ku hilangkan pikiran itu.


“hilangkan pikiranmu itu Cho-Kyu-hyun!” tegasku pada diriku sendiri.


“pantas saja dia menendangku dan memanggilku pencuri” aku menghela nafasku kasar lalu aku merebahkan tubuhku lagi dan tidur kembali tanpa mandi dan makan malam terlebih dahulu, karna tubuhku sudah capek melebihi appa bekerja seharian padahal aku hanya bermain game di jembatan gyeongchi, yang membuatku capek adalah perjalanan yang jauh dari rumahku ke jembatan, perbedaannya sekitar  10 rumah dari rumahku ke jembatan itu.




2 Minggu Kemudian….




Semenjak ke jadian waktu itu aku jadi penasaran padanya, namun aku tidak mendapatkan apa-apa yang ku dapatkan hanyalah rumahnya dan mengetahui siapa  orang tuanya, dia hanya tinggal bertiga tanpa pernah aku melihat ke hadiran seorang appa di sisinya, mungkin appanya sedang di luar kota dan pulang ke rumah sebulan sekali, aku berusaha berpikir positif terhadapnya, kedua yaitu  yang ku ketahui dia bekerja di tempat appa bekerja namun dia di kebun melainkan appa ku di tempat penadah yang lokasinyapun berbeda di kochi dan satu lagi appaku mengenal ibu dari gadis itu karna ibunya sering mengantar anggur ke tempat appa walau tidak kenal dekat, namun itu sudah cukup untuku mengenalnya dari jauh.



Pagi ini aku harus siap-siap karna aku akan pergi ke kota, aku akan pindah ke sana karna appa di pindah tugaskan ke sana, mau tidak mau kami harus ikut dan terpaksa pula aku pindah sekolah dan aku tidak bisa melihatnya lagi, namun tadi pagi-pagi sekali aku sudah kerumhanya hanya melihat dari jauh, namun rumah itu masih tampak sepi dari penghuninya belum ada yang terbangun dari mimpi yang indah, tentu saja karna aku ke sana jam 5 pagi.


“kyuhyun .. kajja kita berangkat” suara appa mebuyarkan lamunanku, aku segera keluar kamar dan menghampiri orang tuaku.


“kau sedang apa kyu ? kenapa kau lama sekali ? memang semalam kau tidak membereskan nya hah?”


“hmm” jawabku singkat


“jika di Tanya jawab bukannya berdeham, lihat kelakuan anakmu” protes eommaku pada appa.


“dia anakmu juga cho hana”


“hmm”


“tuh, dia lebih menurunkan sifatmu ketimbang sifatku .. haha” appa tertawa ringan dan eomma cemberut di buatnya.


“sudah jangan seperti itu nanti kita terlambat”


Eommaku  bernafas kasar melihat kelakuan appaku yang membuatnya tambah jatuh cinta dengan sikapnnya seperti itu. Jika sedang cemberut appa pasti melakukan sesuatu agar eomma tak cemberut lagi, namun karna ada aku cho kyuhyun si penggagu appa tidak melakukannya, begitulah yang eomma katakan jika sedang berdua dan ada aku di antara mereka ‘si pengganggu’.


“lakukan saja apa yang biasa kalian lakukan, aku tidak akan mengganggu” ucap ku datar, mengerti maksud tatapan eommaku.


“mengganggu apa kyu? Tentu saja tidak, eommamu kan seperti itu jika sedang cemberut” timpal appaku mengerti maksud ucapanku.


“aku tunggu kalian di luar” aku jalan duluan, menunggu mereka di luar karna tak ingin ikut campur dalam urusan orang dewasa yang rumit. Beberapa menit kemudian mereka keluar dan wajah eomma sudah tidak cemberut lagi, entah apa yang telah appa lakukan pada eomma bisa menjadi jinak seperti itu, andai saja eomma seperti itu sikapnya terhadapku lembut, selalu senyum dan penuh keramahan hahh ..  aku akan lebih senang, namun semua itu Cuma khayalku.


“cho kyuhyun kajja ..” ajak eommaku sambil tersenyum, menggandeng tanganku dan berkata lembut kepadaku, apa yang telah appa lakukan padanya hingga seperti ini, ini membuatku kaget. Aku menarik alis ku satu sambil menatap heran padanya, ‘lebih baik menjadi eomma yang menyebalkan dari pada seperti ini menakutkan’ ucap dalam hatiku.


“bukan kah itu lebih baik?” timpal appaku mengerti maksud ekspresi wajahku, appaku tersenyum melihat sikap eomma dan reaksi ku dan kami akhirnya pergi meninggalkan desa ini dan pindah ke kota untuk menetap di sana bagi kehidupan yang lebih baik.




17 Tahun Kemudian ….




“apapun yang terjadi di masa lalu baik itu masa lalu yang pahit atau manis, itu semua adalah perjalan hidup dan masa lalu tetaplah masa lalu yang bukan berarti kita harus melupakannya  karna di balik itu ada sebuah pelajaran yang kita harus mengerti dan mempelajarinya untuk bekal kita ke depannya agar lebih baik lagi, kehidupan ini terus berjalan tidak boleh kita terus melihat kebelakang, ada masa di mana kita harus mengubahnya penuh dengan perjuangan, doa dan dukungan dari kedua orang tua hingga pada akhirnya kita mendapatkan kebahgiaan itu , kebahagiaan mampu membanggakan kedua orang tua dengan ke suksesan perjalanan karir kita dan dengan bertemunya belahan  jiwa”  apakah aku akan bertemu belahan jiwa yang mampu membuatku terus tertawa dan tersenyum? Mampu menerima kekuranganku yang seperti ini ? semua itu masih rahasia tuhan tak ada satu pun yang mengetahuinya termasuk  dengan aku ..






TBC or No ………. ??????



Silahkan tinggalkan jejak untuk membuatku tambah semangat melanjutkannya dan menambah masukan dalam menulis ^-^ … *bow


Gomawoseumnida Bagi yang Telah Berkunjung dan Membacanya ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar