Cast : Cho Kyuhyun, Krystal Jung, Lee Donghae and OC
Littel : My Destiny (Part 2)
Genre : Romance
Rating : PG 17
Happy Reading ^-^
Mianhe Banyak Typo Bertebaran .....
“apapun
yang terjadi di masa lalu baik itu masa lalu yang pahit atau manis, itu semua
tetaplah masa lalu yang bukan berarti kita harus melupakannya karna di balik
itu ada sebuah pelajaran yang kita harus mengerti dan mempelajarinya untuk
bekal kita ke depannya agar lebih baik lagi, kehidupan ini terus berjalan tidak
boleh kita terus melihat kebelakang, ada masa di mana kita harus mengubahnya
penuh dengan perjuangan, doa dan dukungan dari kedua orang tua hingga pada
akhirnya kita mendapatkan kebahgiaan itu , kebahagiaan mampu membanggakan kedua
orang tua dengan ke suksesan perjalanan karir kita dan dengan bertemunya
belahan jiwa”
apakah aku akan bertemu belahan jiwa yang
mampu membuatku terus tertawa dan tersenyum? Mampu menerima kekuranganku yang
seperti ini ? semua itu masih rahasia tuhan yang tak ada satu pun yang
mengetahuinya termasuk dengan aku ..
aku
mengangkat kepalaku dan melihat ke atas, langit di atas sangat biru dan
terlihat indah, aku tersenyum melihat langit dengan bebasnya bersama angin serta
awan bergerak di dalamnya, aku menghirup udara yang masih segar ini, belum
tersentuh dengan polusi sedikit pun.
“krystal
..” panggil temanku
“nde “
“apa kau di
atas?”
“naiklah ..
pemandangan pagi ini sangatlah indah” teriak ku
Aku sedang
di atas balkon restoran tempatku bekerja, semenjak aku menamatkan sekolah
terakhirku, aku memutuskan bekerja di kota untuk menghasilkan uang lebih banyak
dan eomma sudah tidak bekerja lagi karena kebun anggur milik ahjjusi park
bangkrut namun di bilang bangkrut juga tidak
, lebih tepatnya pindah tangan entah siapa yang mengolah kebun anggur itu sekarang
karena aku sudah tidak pulang kerumah hampir
4 tahun, aku hanya mengirimkan eomma uang melalui bank dan niat ku ke
kota selain bekerja yaitu ingin bertemu appa dan wanita lajang itu untuk
memberi perhitungan padanya. Kenapa appa begitu tega meninggalkan aku dan eomma
tanpa adanya tanggung jawab, apa kepala keluarga yang baik seperti itu ? hahh
.. molla, rasanya kalau mengingat ke jadian dulu membuatku kepala ku terasa sakit.
“Ya! Cepat
kau turun sebentar lagi restoran akan buka” hyo eun memecahkan lamunanku, aku tersenyum padanya
dan segera turun bersamanya.
Saat aku
sedang turun para karyawan di kumpulkan di depan meja kasir untuk di beri
pengarahan, aku segera masuk ke dalam barisan agar tidak di marahi oleh manager, 15 menit kemudian setelah
semuanya mendapat pengarahan kita semua bertepuk tangan untuk menyemangati diri
kita masing-masing.
“jangan
lupa tersenyum dan bersabar dalam melayani” managerku segera kembali
keruangannya dan kami hanya tersenyum dan kembali pada posisi kami
masing-masing.
Kami sibuk
menunggu pelanggan yang datang dan akhirnya 2 pelanggan pertama datang kamipun
memberi sapaan dan tersenyum, pelanggan itupun tersenyum balik terhadap kami. 2
pelanggan itu tersenyum dan menghampiriku.
“aku pesan
2 coffe vanilla dan 2 sandwich isi sayuran dan jangan beri mayones” ucap pria
itu, aku sibuk mengetik pesanannya di layar computer.
“apa ada
yang ingin di tambahkan?”
“aniya itu
saja”
“baik, saya
ulang . 2 coffe vanilla dn 2 sandwich isi sayuran tanpa mayones” pria itu
mengangguk dan tersenyum, membenarkan ucapanku.
“semuanya
menjadi 35 ribu won” pria itu mengeluarkan uang dan memberikan uang pas padaku.
“uang nya
pas, mohon di tunggu sebentar” jelasku seraya tersenyum.
Seperti ini
lah kegiatan ku dari pagi hingga sore, di tempatku bekerja tidak ada shift
tidak seperti di tempat lain maka dari itu aku betah bekerja di sini plus rumah
tinggalku dekat dari sini, sebuah kamar apartemen murah namun masih layak untuk
aku tinggali.
Aku
menginjakan kaki ku di kamar aparteman ku, aku menaruh sepatu cats ku pada
raknya dan segera mengambil botol air minum di kulkas lalu pergi ke kamar dan
menaruh tasku di atas meja riasku, aku langsung melepar tubuhku ke kasur kecil
yang empuk ku pijat-pijat pundak ku yang terasa sakit, aku menghela nafas
kasar.
“hah ..
kenapa hari ini sangat melelahkan” aku mengambil hp ku dari tas lalu pencet
tombol pintas nomor satu untuk menelepon eommaku.
“eomma?”
‘wae?’
jawabnya dari sebrang sana.
“bagaimana
kesehatan eomma dan nenek?”
‘kami
sehat, kau bagaimana di seoul ?’
“aku jug
baik-baik saja, nanti ku kirimkan uang bersbarlah”
‘kapan kau
pulang?’
“aku belum
tau, karna di sini masih sibuk eomma ..”
‘pulanglah
dan istirahat, jangan yang kau kirimkan uang terus, eomma dan halmonie juga
rindu padamu’
“iya nanti
jika semuanya sudah selesai aku pulang eomma, yasudah aku mau mandi, jaga
kesehatan kalian dan istirahat yang cukup”
‘itu lebih
berlaku untukmu, jangan tidur terlalu malam’
Aku hanya
berdeham dan tersenyum, telepon kami terputus, aku langsung mengambil handuk ku
dan pergi mandi.
~~*~~
“apa aku
terlambat?”
“ah aniya,
duduklah” aku mempersilahkan hyo eun duduk yang terlihat habis berlari.
“kau sudah
pesan makanan ?”
“belum, aku
menunggumu .. kau habis lari maraton?”
“hmm bisa
di bilang begitu, aku habis berlari mengejar waktu, mian aku lupa jika malam ini
kita ada janji”
“gwaechanha
.. aku tau kau Si-Buk”
“ya! Kenapa
nadamu begitu ?”
“kenapa ?
nada ku biasa saja “
“kau marah
padaku hm ?”
“aniya
queen hyo eun “ ucapku seraya tersenyum lebar.
“jangan
membuat pipiku memerah jung” hyo eun
memegangi pipinya yang terasa panas, aku hanya
tersenyum melihat tingkahnya,
seperti itulah hyo eun cepat sekali rasa percaya diri nya timbul, rasa percaya
diri yang berlebihan hingga membuat pipinya hampir terbakar.
“hahaha ..
sudah kau pesan apa hah?”
“aku hanya pesan
… hmm”
“bubur
rumput laut satu dan sup rumput laut satu, lalu orange juice dua” ucapku pada
pelayan dan pelayan itu segera pergi.
“jung? Aku
belum mengatakan apa-apa tapi kau sudah memesannya”
“aku tau
kau tadi pulang kerja pergi dengan park jungsoo, ahjjusi tua itu kan ? dan kau
sudah makan bersamanya” tebak ku yang kebetulan benar karena hyo eun hanya
senyum-senyum sambil menganguk membenarkan ucapanku. Aku hanya menghela nafas
melihat sikap sahabat ku saat seperti
ini, melting berlebihan dan aku yakin pasti di otak nya banyak yang ia
khayalkan bersama ahjjusi tua itu.
“berhentilah
berkhayal tentangnya” timplaku dan langsung memcahkan lamunan hyo eun.
“aku tidak
berkhayal hanya saja aku sedang membayangkan senyumnya, ucapannya dan sentuhannya..
ahhhh itu semua rasanya seperti ….”
“kambing
guling di bakar di atas bara dan di santap bersama, rasanya pasti enak”
“ya! Kau
menghancurkannya .. kau pikir ahjjusi park hewan yang bisa kau sama kan dengan
kambing .. hah ??? ” sebal hyo eun.
“hmmm kau
saja mengakui kalau dia itu sudah tua”
“kapan ?
kapan aku mengatakannya?” sergap hyo eun cepat seperti tidak terima namja yang
ia sukai di sentuh orang lain.
“barusan,
barusan kau memanggil dia ahjjusi” jelas ku sambil mengembangkan senyumku lebar.
“kapan ?
aku tidak mengatakannya!” aku segera menyetel rekaman percakapan kita, karna
hyo eun suka lupa dengan ucapannya
maklum sudah tua juga tak beda jauh dengan park jungsoo.
“aku rasa
semakin bertambah umurmu, setiap detik ingatanmu kabur tidak ada jejaknya,
masih mending kentut yang meninggalkan jejak yaitu dari baunya” timpalkan, ia
sudah memanyunkan bibirnya.
“JUNGGGGGGGGG
!!!”
Aku hanya
terseyum menahan tawa, sebelum dia teriak aku sudah memasang earphone di
telingaku dan ku play music keras-keras agar kupingku tidak pengang mendengar
teriakkannya, intinya jika dia sudah cemberut tandanya ia akan bernyanyi dengan
merdu bersama wajah imutnya.
“aishhhh
jinjja ..krystal jung kau ini benar-benar membuatku jengkel” hyo eun
menghembuskan nafas kasar.
Pelayan
datang dengan membawa pesanan yang telah kita pesan dan kamipun mulai memakannya,
di saat kami makan tak ada suara yang keluar dari mulut kami karena kami sibuk
mengunyah dan kebetulan juga hyo eun sedang ngambek padaku.
“mianhae”
ucapku memecahkan keheningan.
“aku sudah
selesai, aku duluan” pamitnya dan meninggalkan meja.
“YA! Aishhh
… “
Aku menaruh
uang ku di atas meja tempat kami makan untuk membayar semua pesanan kami,
begitulah sifatnya jika sedang ngambek di saat kami makan bersama pasti ia pergi
lebih dulu, dengan cara seperti itulah dia menghukumku ‘Membayar Makanan yang
Kita Makan’. Aku hanya tersenyum jika
dia seperti itu sifatnya yang terkadang seperti anak-anak, aku mengejarnya dan
menyamai jalanku dengannya.
“mianhae
park hyo eun “ rayuku sambil merangkul lengannya.
“hmmm”
“kau masih
marah padaku?”
“hmm”
“hahhh
arraseo” aku jalan duluan meninggalkannya namun ia berteriak memanggilku.
“Ya!
Junggggg!”
“wae ? kau
tidak marah lagi padaku?”
“aniya ..
karna kau sudah membayar makanan ku tadi hehe” ia tersenyum yang membuatku takut, takut ada hal yang
pasti ingin dia minta dariku. Ia menghampiriku dan menyamai jalannya denganku.
“aishhhh …
sudah cepat katakan”
“belikan
aku baso ikan, aku masih lapar”
“bukan kah
tadi kau baru saja makan sup?”
“tapi itu tidaklah cukup, ahhh itu
dia .. kajja”
Hyo eun
segera menarik ku menuju pedangan baso ikan yang kita temui di pinggir jalan
sungai han, kami menghampiri pedagang itu dan membeli beberapa tusuk untuk kami
makan. Saat selesai kami makan baso ikan kami pun pulang namun di tengah jalan
ada ke jadian kecil yang mengganggu kami, tas hyo eun di jambret namun urusan
itu sudah selesai tas cantiknya sudah kembali lagi padanya, aku yang
mengejarnya dan menghajar pencuri itu dengan keahlian ku bertaekwondo, saat aku
duduk di bangku SMA aku sangatlah suka mengikuti olahraga bela diri ini dan
sampai akhirnya aku menamatkan sekolah ku dan meraih sabuk hitam. Aku senang ke
ahlianku berfungsi juga, namun bukan berarti menggunakan se’enaknya, aku
menggunakannya dalam bentuk kebaikan yaitu menolong orang-orang saat mereka
membutuhkannya, jangan pernah memakai ke ahlian yang kalian punya sebagai ke jahatan karna sama saja kau menjatuhkan
diri ke jurang terdalam yang enggan orang lain membantunya.
~~*~~
“kyu ?
bagaimana kau sudah mendapatkan tempatnya?” ucap hyungku sambil duduk di sofa depan meja kerja ku
“belum,
lahan di daerah seoul sudah penuh dengan apartemen, ruko, rumah, kantor dan
kuliahan”
“jelas
tidak dapat kau mencari di seoul, kenapa kau tidak mencari di pinggir kota
saja, pasti di sana masih ada lahan kosong untuk tempat usaha kita”
“hmmm ..
tapi aku males mencarinya hyung, kau saja nde ?”
“ya! Aku
mengerti kita membangun usaha ini bersama tapi bukan berarti tanggung jawab kau
lepaskan begitu saja, kau direktur di sini seharusnya kau yang bertanggung
jawab di sini”
“kau
wakilnya hyung, berarti kau juga punya tanggung jawab untuk itu”
Dia hanya
menghela nafas mendengar aku seperti itu, ya aku mengerti aku punya tanggung jawab tentang itu tapi ayolah
aku direktur di sini masih banyak pekerjaanku dari dirinya, dia
lee donghae sahabat kecilku sekaligus partner bisnis ku, bisnis yang
kita bangun bersama ia lah bisnis anggur dan wine, bisnis itu bermula dari aku
yang suka sekali anggur dan pada akhirnya kita membuka bisnis ini saat kita
selesai kuliah.
“aku pergi
dulu” pamitnya pada ku dan meninggalkan ruangan.
“ya! Hyung!
Aish kebiasaan” protes ku.
~~*~~
Aku sedang berjalan di daerah sungai han, aku
berjalan sendiri tanpa adanya hyo eun di sampingku, seperti biasa ia sedang pergi dengan orang tua yang
masih mengaku dirinya muda, apa ahjjusi itu tidak punya kaca di setiap sudut rumahnya
? entahlah yang pastinya aku sedang jalan-jalan di daerah sungai han tanpa
hadirnya sahabatku.
“hahh ..
mau apa aku sekarang? membosankan” aku duduk di pinggir sungai smabil menatap
air yang tenang di hadapanku, aku membuka topiku yang sejak tadi menempel di
kepalaku, seperti ini lah aku selalu
berpakaian casual yang mepunyai kesan
cuek.
Saat aku
sedang menikmati apa yang ku pandangi,
aku melihat namja berpakaian kantor
sedang mengejar seseorang
dan sambil berteriak, aku heran
melihat orang itu , segera ku pakai topiku lalu berdiri, aku maju dua langkah
dan saat orang yang di kejar namja itu lewat tepat di depanku aku hanya
memajukan satu kakiku kedepan dan alhasil orang itu terjatuh di hadapanku dia
adalah pencuri, aku mengambil handphone yang dia genggam lalu aku memukul
wajahnya pencuri itu langsung pergi dan tak lama namja yang memiliki handphone
tiba di hadapanku sambil tepenggal-penggal, aku memberikan
handphonenya padanya.
“ini tuan
handphone nya, lain kali lebih berhati-hatilah, di sini mulai rawan
pencuri” ucapku mengingatkannya ia
mengambil hpnya, aku membenarkan topiku dan segera pergi dari hadapannya.
“YA! Tunggu”
teriaknya, namun aku tetap jalan. Tiba-tiba ia sudah berhenti di hadapanku, ia
mengejarku tapi untuk apa ?? ahh .. aku lupa ucapan terimakasih, tapi ayolah
aku ikhlas melakukannya.
“siapa nama
kau?” ucapnya sambil terenggal-peggal.
“……”
“aku lee
donghae” dia menjulurkan tangannya terlebih dahulu.
“………”
“siapa nama
kau?”
“…….”
“apa kau
ada masalah dalam berbicara?”
“aku tidak
perlu menjawab pertanyaanmu karna itu adalah privasiku” dia tersenyum menahan
tawa mendengar ucapanku, apa ada yang salah ? ku rasa itu adalah hak ku untuk
memberitahunya atau tidak.
“baikalah
.. namun aku tidak ada niat jahat padamu, percayalah” ia tersenyum
menyakinkanku.
“krystal”
ucapku cuek tanpa memperdulikan uluran tangannya yang sejak tadi tidak pergi
dari hadapanku setelah aku menjawab baru ia menurunkan tangannya.
“gomawo
untuk yang tadi”
“aku sudah
melupakannya, jadi aku bisa pergi sekarang, annyeong!” aku jalan duluan, namun
ia menahanku, aku segera melintirkan tangan kanannya.
“tolong
jangan kurang ajar tuan”
“awww ..
appow, lepaskan aku, aku bisa jelaskan” ucapnya sambil menahan rasa sakit karna
ulahku. Aku melepaskannya dan mendengarkan penjelasannya.
“mianhae,
aku tidak ada maksud seperti itu, aku hanya ingin mentraktirmu karna sudah
menolongku”
“tidak
usah, simpan saja uangmu itu untuk hal yang lebih penting”
“kau lah
hal yang penting itu, jadi ku harap kau mau”
“maaf
tolong jaga ucapan tuan”
“mianhae,
tapi ku harap kau mau menerima tawaranku”
“…….”
Aku diam
tidak menjawab, aku mengintrogasi dirinya dengan tatapanku yang penuh tanda
Tanya, namun perutku tidak bisa di ajak kerjasama, perutku berbunyi dan shit,
dia mendengarnya.
“cah..
semuanya sudah jelas kau mau menerima tawaranku karna cacingmu sudah
menjawabnya” ia tersenyum menatapku, shit senyuman apa itu ? kenapa begitu
manis ? Ya! Hilangkan bayangan itu.
“……”
“hey!” ia
melambaikan lima jari kanannya di
hadapan wajah ku, lamunan ku terpecah dan aku mengangguk menyanggupi
ajakannya. Dia mempersilahkan aku
berjalan duluan lalu baru ia berjalan dan menyamai jalannya denganku dan pada akhirnya kita
sampai di restoran yang cukup lumayan mewah namun apa nama restoran ini ‘Haru,
One Day?’ nama apa itu? Sangat aneh, kami pun duduk di tempat yang kosog dan memesan makanan yang mewah,
sebenernya makanan yang sederhana aku masih bisa memakannya namun berhubung aku
di bayari tak ada salahnya bukan memesan makanan yang lezat.
~~*~~
Aku baru
bangun dari mimpi indahku, aku segera mandi namun aku mendengar alat perabotan
yang berbenturan dengan kompor setelah aku megintip ternyata hyo eun telah
bangun lebih awal, aku degan hyo eun tinggal satu atap karna tempat sewanya
yang lama ingin di perbaiki jadi mau
tidak mau dia harus pindah dan aku menyarankan dia untuk tinggal bersamaku dan membayar
sewa rumah berdua bukankah itu lebih hemat, di banding hanya bayar seorang
diri, aku menguap karna mata ku masih berat seperti setumpuk karung berada
tepat di atas kelopak mataku, aku segera masuk ke kamar mandi karna jam 9 pagi
restoran tempatku bekerja akan buka.
“hahhh
masak apa ya ?” gumam hyo eun
“ jung …
apa kau sudah bangun ? pagi ini kita akan sarapan apa ? aku bingung ingin masak
apa karna aku tidak bisa masak” teriaknya yang masih ku dengar di kamar mandi
aku menghela nafas, 15 menit kemudian aku keluar kamar mandi lalu langsung
menghampiri hyo eun yang tengah berada
di dapur. Aku menjitaknya dia meringis kesakitan.
“ya! Sudah
tau tak bisa masak, untuk apa kau pergi ke dapur dan mengeluarkan teflon ?”
“aku hanya
menyiapkan saja biar kau yang masak hehe”
“lalu untuk
apa kau teriak menanyakan apa yang kita masak pagi ini ?”
“siapa tau
kau perlu bantuan untuk ku menyiapkan bahannya” ia menyengir aku hanya
memandangnya jengkel.
“percuma
juga aku katakana kau juga tidak akan tau apa saja bahannya” ucapku
mengeluarkan bahan-
bahan untuk ku buat nasi goreng dari kulkas.
“hehe ..
aku hanya i-ngin be-la-jar junggggg!”
“mwo? Sejak
kapan kau mau belajar masak?”
“sejak
kejadian waktu itu hehe” ucapnya malu-malu.
“kau
merahasiakannya dariku hm ? arraseo.. aku juga punya rahasia” ucapku smabil menyiangkan
bumbu-bumbu nasi goreng.
“nanti akan
ku ceritakan, apa yang mau kau ceritakan ?”
“nanti saja
ku ceritakan, sekarang kau perhatikan saja apa yang ku lakukan” perintahku dan
ia memperhatikan step by step nya.
Akhirnya
masakan kami siap untuk di santap, kamipun duduk di meja makan dan menyantapnya
dengan lahap.
“kau telah
jadian dengan ahjjusi itu ?” tebak ku, membuat ia tersedak ia segera mengambil
minumnya dan berteriak padaku.
“YA! Kau
ingin aku mati hah?” protesnya.
“secepatnya…”
ia mengarahkan tatapan tajam padaku dan membuatku takut namun menahan tawa
juga.
“JUNGGGG!!”
“haha aku
hanya bercanda, eh tapi ucapnku benar kan?”
“hmmm …
kami baru jadian tadi malam”
“lalu?”
“lalu kami
pacaran”
“ohhhh ..”
“kau tidak
memberiku selamat?”
“untuk?”
“hahh teman
macam apa kau?”
“hahaha ..
chukkae, semoga tambah tua kau bersamanya” aku memasang senyum selebar
mungkin, ia mempoutkan bibirnya.
“kau tau ?
3 hari yang lalu aku bertemu siapa ?” Tanya ku padanya.
“appamu?”
“aniya… aku
bertemu namja yang mengalami kejadian dan kami berkenalan hingga bertukaran
contac”
“kejadian
apa hingga kau langsung akrab padanya?”
“dia
mengelami pencurian dan aku menolongnya”
“lalu???”
“lalu aku
menolongnya”
“bukan itu
bodoh, setelah kau menolongnya”
“hmmmmm ….
????” aku tersenyum menggantungkan ucapanku dan aku berhasil membuatnya
penasaran pada ceritaku.
TBC or NO … ?????
Silahkan
tinggalkan jejak untuk membuatku tambah semangat melanjutkannya dan menambah
masukan dalam menulis ^-^ … *bow
Gomawoseumnida Bagi yang Telah Berkunjung dan
Membacanya ^-^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar