Jumat, 26 Juni 2015

My Destiny - Part 2

Author : Lee Haena (Ndy)


Cast : Cho Kyuhyun, Krystal Jung, Lee Donghae and OC


Littel : My Destiny (Part 2)


Genre : Romance


Rating : PG 17




Happy Reading ^-^




Mianhe Banyak Typo Bertebaran .....





















“apapun yang terjadi di masa lalu baik itu masa lalu yang pahit atau manis, itu semua tetaplah masa lalu yang bukan berarti kita harus melupakannya karna di balik itu ada sebuah pelajaran yang kita harus mengerti dan mempelajarinya untuk bekal kita ke depannya agar lebih baik lagi, kehidupan ini terus berjalan tidak boleh kita terus melihat kebelakang, ada masa di mana kita harus mengubahnya penuh dengan perjuangan, doa dan dukungan dari kedua orang tua hingga pada akhirnya kita mendapatkan kebahgiaan itu , kebahagiaan mampu membanggakan kedua orang tua dengan ke suksesan perjalanan karir kita dan dengan bertemunya belahan  jiwa” 



apakah aku akan bertemu belahan jiwa yang mampu membuatku terus tertawa dan tersenyum? Mampu menerima kekuranganku yang seperti ini ? semua itu masih rahasia tuhan yang tak ada satu pun yang mengetahuinya termasuk dengan aku ..





aku mengangkat kepalaku dan melihat ke atas, langit di atas sangat biru dan terlihat indah, aku tersenyum melihat langit dengan bebasnya bersama angin serta awan bergerak di dalamnya, aku menghirup udara yang masih segar ini, belum tersentuh dengan polusi sedikit pun.




“krystal ..” panggil temanku



“nde “



“apa kau di atas?”



“naiklah .. pemandangan pagi ini sangatlah indah” teriak ku






Aku sedang di atas balkon restoran tempatku bekerja, semenjak aku menamatkan sekolah terakhirku, aku memutuskan bekerja di kota untuk menghasilkan uang lebih banyak dan eomma sudah tidak bekerja lagi karena kebun anggur milik ahjjusi park bangkrut  namun di bilang bangkrut juga tidak , lebih tepatnya pindah tangan entah siapa yang mengolah kebun anggur itu sekarang karena aku sudah tidak pulang kerumah hampir  4 tahun, aku hanya mengirimkan eomma uang melalui bank dan niat ku ke kota selain bekerja yaitu ingin bertemu appa dan wanita lajang itu untuk memberi perhitungan padanya. Kenapa appa begitu tega meninggalkan aku dan eomma tanpa adanya tanggung jawab, apa kepala keluarga yang baik seperti itu ? hahh .. molla, rasanya kalau mengingat ke jadian dulu membuatku kepala ku terasa sakit.




“Ya! Cepat kau turun sebentar lagi restoran akan buka” hyo eun  memecahkan lamunanku, aku tersenyum padanya dan segera turun bersamanya.




Saat aku sedang turun para karyawan di kumpulkan di depan meja kasir untuk di beri pengarahan, aku segera masuk ke dalam barisan agar tidak di  marahi oleh manager, 15 menit kemudian setelah semuanya mendapat pengarahan kita semua bertepuk tangan untuk menyemangati diri kita masing-masing.




“jangan lupa tersenyum dan bersabar dalam melayani” managerku segera kembali keruangannya dan kami hanya tersenyum dan kembali pada posisi kami masing-masing.




Kami sibuk menunggu pelanggan yang datang dan akhirnya 2 pelanggan pertama datang kamipun memberi sapaan dan tersenyum, pelanggan itupun tersenyum balik terhadap kami. 2 pelanggan itu tersenyum dan menghampiriku.




“aku pesan 2 coffe vanilla dan 2 sandwich isi sayuran dan jangan beri mayones” ucap pria itu, aku sibuk mengetik pesanannya di layar computer.




“apa ada yang ingin di tambahkan?”



“aniya itu saja”



“baik, saya ulang . 2 coffe vanilla dn 2 sandwich isi sayuran tanpa mayones” pria itu mengangguk dan tersenyum, membenarkan ucapanku.



“semuanya menjadi 35 ribu won” pria itu mengeluarkan uang dan memberikan uang pas padaku.



“uang nya pas, mohon di tunggu sebentar” jelasku seraya tersenyum.



Seperti ini lah kegiatan ku dari pagi hingga sore, di tempatku bekerja tidak ada shift tidak seperti di tempat lain maka dari itu aku betah bekerja di sini plus rumah tinggalku dekat dari sini, sebuah kamar apartemen murah namun masih layak untuk aku tinggali.




Aku menginjakan kaki ku di kamar aparteman ku, aku menaruh sepatu cats ku pada raknya dan segera mengambil botol air minum di kulkas lalu pergi ke kamar dan menaruh tasku di atas meja riasku, aku langsung melepar tubuhku ke kasur kecil yang empuk ku pijat-pijat pundak ku yang terasa sakit, aku menghela nafas kasar.




“hah .. kenapa hari ini sangat melelahkan” aku mengambil hp ku dari tas lalu pencet tombol pintas nomor satu untuk menelepon eommaku.



“eomma?”



‘wae?’ jawabnya dari sebrang sana.



“bagaimana kesehatan eomma dan nenek?”



‘kami sehat, kau bagaimana di seoul ?’



“aku jug baik-baik saja, nanti ku kirimkan uang bersbarlah”



‘kapan kau pulang?’



“aku belum tau, karna di sini masih sibuk eomma ..”



‘pulanglah dan istirahat, jangan yang kau kirimkan uang terus, eomma dan halmonie juga rindu padamu’



“iya nanti jika semuanya sudah selesai aku pulang eomma, yasudah aku mau mandi, jaga kesehatan kalian dan istirahat yang cukup”



‘itu lebih berlaku untukmu, jangan tidur terlalu malam’
Aku hanya berdeham dan tersenyum, telepon kami terputus, aku langsung mengambil handuk ku dan pergi mandi.





~~*~~





“apa aku terlambat?”



“ah aniya, duduklah” aku mempersilahkan hyo eun duduk yang terlihat habis berlari.



“kau sudah pesan makanan ?”



“belum, aku menunggumu .. kau habis lari maraton?”



“hmm bisa di bilang begitu, aku habis berlari mengejar waktu, mian aku lupa jika malam ini kita ada janji”



“gwaechanha .. aku tau kau Si-Buk”



“ya! Kenapa nadamu begitu ?”



“kenapa ? nada ku biasa saja “



“kau marah padaku hm ?”



“aniya queen hyo eun “ ucapku seraya tersenyum lebar.



“jangan membuat pipiku memerah jung”  hyo eun memegangi pipinya yang terasa panas, aku hanya 



tersenyum melihat tingkahnya, seperti itulah hyo eun cepat sekali rasa percaya diri nya timbul, rasa percaya 
diri yang berlebihan hingga membuat pipinya hampir terbakar.



“hahaha .. sudah kau pesan apa hah?”



“aku hanya pesan … hmm”



“bubur rumput laut satu dan sup rumput laut satu, lalu orange juice dua” ucapku pada pelayan dan pelayan itu segera pergi.



“jung? Aku belum mengatakan apa-apa tapi kau sudah memesannya”



“aku tau kau tadi pulang kerja pergi dengan park jungsoo, ahjjusi tua itu kan ? dan kau sudah makan bersamanya” tebak ku yang kebetulan benar karena hyo eun hanya senyum-senyum sambil menganguk membenarkan ucapanku. Aku hanya menghela nafas melihat sikap sahabat ku saat seperti  ini, melting berlebihan dan aku yakin pasti di otak nya banyak yang ia khayalkan bersama ahjjusi tua itu.



“berhentilah berkhayal tentangnya” timplaku dan langsung memcahkan lamunan hyo eun.



“aku tidak berkhayal hanya saja aku sedang membayangkan senyumnya, ucapannya dan sentuhannya.. ahhhh itu semua rasanya seperti ….”



“kambing guling di bakar di atas bara dan di santap bersama, rasanya pasti enak”



“ya! Kau menghancurkannya .. kau pikir ahjjusi park hewan yang bisa kau sama kan dengan kambing .. hah ??? ” sebal  hyo eun.



“hmmm kau saja mengakui kalau dia itu sudah tua”



“kapan ? kapan aku mengatakannya?” sergap hyo eun cepat seperti tidak terima namja yang ia sukai di sentuh orang lain.



“barusan, barusan kau memanggil dia ahjjusi” jelas ku sambil mengembangkan senyumku lebar.



“kapan ? aku tidak mengatakannya!” aku segera menyetel rekaman percakapan kita, karna hyo eun suka  lupa dengan ucapannya maklum sudah tua juga tak beda jauh dengan park jungsoo.



“aku rasa semakin bertambah umurmu, setiap detik ingatanmu kabur tidak ada jejaknya, masih mending kentut yang meninggalkan jejak yaitu dari baunya” timpalkan, ia sudah memanyunkan bibirnya.



“JUNGGGGGGGGG !!!”



Aku hanya terseyum menahan tawa, sebelum dia teriak aku sudah memasang earphone di telingaku dan ku play music keras-keras agar kupingku tidak pengang mendengar teriakkannya, intinya jika dia sudah cemberut tandanya ia akan bernyanyi dengan merdu bersama wajah imutnya.




“aishhhh jinjja ..krystal jung kau ini benar-benar membuatku jengkel” hyo eun menghembuskan nafas kasar.
Pelayan datang dengan membawa pesanan yang telah kita pesan dan kamipun mulai memakannya, di saat kami makan tak ada suara yang keluar dari mulut kami karena kami sibuk mengunyah dan kebetulan juga hyo eun sedang ngambek padaku.




“mianhae” ucapku memecahkan keheningan.



“aku sudah selesai, aku duluan” pamitnya dan meninggalkan meja.



“YA! Aishhh … “



Aku menaruh uang ku di atas meja tempat kami makan untuk membayar semua pesanan kami, begitulah sifatnya jika sedang ngambek di saat kami makan bersama pasti ia pergi lebih dulu, dengan cara seperti itulah dia menghukumku ‘Membayar Makanan yang Kita Makan’.  Aku hanya tersenyum jika dia seperti itu sifatnya yang terkadang seperti anak-anak, aku mengejarnya dan menyamai jalanku dengannya.




“mianhae park hyo eun “ rayuku sambil merangkul lengannya.



“hmmm”



“kau masih marah padaku?”



“hmm”



“hahhh arraseo” aku jalan duluan meninggalkannya namun ia berteriak memanggilku.



“Ya! Junggggg!”



“wae ? kau tidak marah lagi padaku?”



“aniya .. karna kau sudah membayar makanan ku tadi hehe” ia tersenyum  yang membuatku takut, takut ada hal yang pasti ingin dia minta dariku. Ia menghampiriku dan menyamai jalannya denganku.




“aishhhh … sudah cepat katakan”



“belikan aku baso ikan, aku masih lapar”



“bukan kah tadi kau baru saja makan sup?”



“tapi itu tidaklah cukup, ahhh itu dia .. kajja”




Hyo eun segera menarik ku menuju pedangan baso ikan yang kita temui di pinggir jalan sungai han, kami menghampiri pedagang itu dan membeli beberapa tusuk untuk kami makan. Saat selesai kami makan baso ikan kami pun pulang namun di tengah jalan ada ke jadian kecil yang mengganggu kami, tas hyo eun di jambret namun urusan itu sudah selesai tas cantiknya sudah kembali lagi padanya, aku yang mengejarnya dan menghajar pencuri itu dengan keahlian ku bertaekwondo, saat aku duduk di bangku SMA aku sangatlah suka mengikuti olahraga bela diri ini dan sampai akhirnya aku menamatkan sekolah ku dan meraih sabuk hitam. Aku senang ke ahlianku berfungsi juga, namun bukan berarti menggunakan se’enaknya, aku menggunakannya dalam bentuk kebaikan yaitu menolong orang-orang saat mereka membutuhkannya, jangan pernah memakai ke ahlian yang kalian punya sebagai  ke jahatan karna sama saja kau menjatuhkan diri ke jurang terdalam yang enggan orang lain membantunya.






~~*~~







“kyu ? bagaimana kau sudah mendapatkan tempatnya?” ucap hyungku  sambil duduk di sofa depan meja kerja ku




“belum, lahan di daerah seoul sudah penuh dengan apartemen, ruko, rumah, kantor dan kuliahan”




“jelas tidak dapat kau mencari di seoul, kenapa kau tidak mencari di pinggir kota saja, pasti di sana masih ada lahan kosong untuk tempat usaha kita”



“hmmm .. tapi aku males mencarinya hyung, kau saja nde ?”



“ya! Aku mengerti kita membangun usaha ini bersama tapi bukan berarti tanggung jawab kau lepaskan begitu saja, kau direktur di sini seharusnya kau yang bertanggung jawab di sini”



“kau wakilnya hyung, berarti kau juga punya tanggung jawab untuk itu”



Dia hanya menghela nafas mendengar aku seperti itu, ya aku mengerti  aku  punya tanggung jawab tentang itu tapi ayolah aku direktur di sini masih banyak pekerjaanku dari  dirinya, dia  lee donghae sahabat kecilku sekaligus partner bisnis ku, bisnis yang kita bangun bersama ia lah bisnis anggur dan wine, bisnis itu bermula dari aku yang suka sekali anggur dan pada akhirnya kita membuka bisnis ini saat kita selesai kuliah.



“aku pergi dulu” pamitnya pada ku dan meninggalkan ruangan.



“ya! Hyung! Aish kebiasaan” protes ku.





~~*~~




Aku sedang berjalan di daerah sungai han, aku berjalan sendiri tanpa adanya hyo eun di sampingku, seperti  biasa ia sedang pergi dengan orang tua yang masih mengaku dirinya muda, apa ahjjusi  itu tidak punya kaca di setiap sudut rumahnya ? entahlah yang pastinya aku sedang jalan-jalan di daerah sungai han tanpa hadirnya sahabatku.



“hahh .. mau apa aku sekarang? membosankan” aku duduk di pinggir sungai smabil menatap air yang tenang di hadapanku, aku membuka topiku yang sejak tadi menempel di kepalaku, seperti  ini lah aku selalu berpakaian casual yang mepunyai  kesan cuek.




Saat aku sedang menikmati apa yang ku pandangi,  aku melihat namja  berpakaian  kantor  sedang  mengejar  seseorang  dan  sambil berteriak, aku heran melihat orang itu , segera ku pakai topiku lalu berdiri, aku maju dua langkah dan saat orang yang di kejar namja itu lewat tepat di depanku aku hanya memajukan satu kakiku kedepan dan alhasil orang itu terjatuh di hadapanku dia adalah pencuri, aku mengambil handphone yang dia genggam lalu aku memukul wajahnya pencuri itu langsung pergi dan tak lama namja yang memiliki handphone tiba di hadapanku  sambil  tepenggal-penggal, aku memberikan handphonenya padanya.





“ini tuan handphone nya, lain kali lebih berhati-hatilah, di sini mulai rawan pencuri”  ucapku mengingatkannya ia mengambil hpnya, aku membenarkan topiku dan segera pergi dari hadapannya.




“YA! Tunggu” teriaknya, namun aku tetap jalan. Tiba-tiba ia sudah berhenti di hadapanku, ia mengejarku tapi untuk apa ?? ahh .. aku lupa ucapan terimakasih, tapi ayolah aku ikhlas melakukannya.




“siapa nama kau?” ucapnya sambil terenggal-peggal.




“……”




“aku lee donghae” dia menjulurkan tangannya terlebih dahulu.




“………”




“siapa nama kau?”




“…….”




“apa kau ada masalah dalam berbicara?”




“aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu karna itu adalah privasiku” dia tersenyum menahan tawa mendengar ucapanku, apa ada yang salah ? ku rasa itu adalah hak ku untuk memberitahunya atau tidak.




“baikalah .. namun aku tidak ada niat jahat padamu, percayalah” ia tersenyum menyakinkanku.




“krystal” ucapku cuek tanpa memperdulikan uluran tangannya yang sejak tadi tidak pergi dari hadapanku setelah aku menjawab baru ia menurunkan tangannya.




“gomawo untuk yang tadi”




“aku sudah melupakannya, jadi aku bisa pergi sekarang, annyeong!” aku jalan duluan, namun ia menahanku,  aku segera melintirkan  tangan kanannya.




“tolong jangan kurang ajar tuan”




“awww .. appow, lepaskan aku, aku bisa jelaskan” ucapnya sambil menahan rasa sakit karna ulahku. Aku melepaskannya dan mendengarkan penjelasannya.





“mianhae, aku tidak ada maksud seperti itu, aku hanya ingin mentraktirmu karna sudah menolongku”




“tidak usah, simpan saja uangmu itu untuk hal yang lebih penting”
“kau lah hal yang penting itu, jadi ku harap kau mau”




“maaf tolong jaga ucapan tuan”




“mianhae, tapi ku harap kau mau menerima tawaranku”




“…….”




Aku diam tidak menjawab, aku mengintrogasi dirinya dengan tatapanku yang penuh tanda Tanya, namun perutku tidak bisa di ajak kerjasama, perutku berbunyi dan shit, dia mendengarnya.




“cah.. semuanya sudah jelas kau mau menerima tawaranku karna cacingmu sudah menjawabnya” ia tersenyum menatapku, shit senyuman apa itu ? kenapa begitu manis ? Ya! Hilangkan bayangan itu.




“……”




“hey!” ia melambaikan lima jari  kanannya di hadapan wajah ku, lamunan ku terpecah dan aku mengangguk menyanggupi ajakannya.  Dia mempersilahkan aku berjalan duluan lalu baru ia berjalan dan menyamai  jalannya denganku dan pada akhirnya kita sampai di restoran yang cukup lumayan mewah namun apa nama restoran ini ‘Haru, One Day?’ nama apa itu? Sangat aneh, kami pun duduk di tempat  yang kosog dan memesan makanan yang mewah, sebenernya makanan yang sederhana aku masih bisa memakannya namun berhubung aku di bayari tak ada salahnya bukan memesan makanan yang lezat.





 ~~*~~







Aku baru bangun dari mimpi indahku, aku segera mandi namun aku mendengar alat perabotan yang berbenturan dengan kompor setelah aku megintip ternyata hyo eun telah bangun lebih awal, aku degan hyo eun tinggal satu atap karna tempat sewanya yang lama ingin di perbaiki  jadi mau tidak mau dia harus pindah dan aku menyarankan dia untuk tinggal bersamaku dan membayar sewa rumah berdua bukankah itu lebih hemat, di banding hanya bayar seorang diri, aku menguap karna mata ku masih berat seperti setumpuk karung berada tepat di atas kelopak mataku, aku segera masuk ke kamar mandi karna jam 9 pagi restoran tempatku bekerja akan buka.




“hahhh masak apa ya ?” gumam hyo eun



“ jung … apa kau sudah bangun ? pagi ini kita akan sarapan apa ? aku bingung ingin masak apa karna aku tidak bisa masak” teriaknya yang masih ku dengar di kamar mandi aku menghela nafas, 15 menit kemudian aku keluar kamar mandi lalu langsung menghampiri  hyo eun yang tengah berada di dapur. Aku menjitaknya dia meringis kesakitan.




“ya! Sudah tau tak bisa masak, untuk apa kau pergi ke dapur dan mengeluarkan teflon ?”



“aku hanya menyiapkan saja biar kau yang masak hehe”



“lalu untuk apa kau teriak menanyakan apa yang kita masak pagi ini ?”



“siapa tau kau perlu bantuan untuk ku menyiapkan bahannya” ia menyengir aku hanya memandangnya jengkel.



“percuma juga aku katakana kau juga tidak akan tau apa saja bahannya” ucapku mengeluarkan bahan-
bahan untuk ku buat nasi goreng dari kulkas.




“hehe .. aku hanya i-ngin be-la-jar junggggg!”




“mwo? Sejak kapan kau mau belajar masak?”



“sejak kejadian waktu itu hehe” ucapnya malu-malu.



“kau merahasiakannya dariku hm ? arraseo.. aku juga punya rahasia” ucapku smabil menyiangkan bumbu-bumbu nasi goreng.



“nanti akan ku ceritakan, apa yang mau kau ceritakan ?”



“nanti saja ku ceritakan, sekarang kau perhatikan saja apa yang ku lakukan” perintahku dan ia memperhatikan step by step nya.
Akhirnya masakan kami siap untuk di santap, kamipun duduk di meja makan dan menyantapnya dengan lahap.




“kau telah jadian dengan ahjjusi itu ?” tebak ku, membuat ia tersedak ia segera mengambil minumnya dan berteriak padaku.




“YA! Kau ingin aku mati hah?” protesnya.




“secepatnya…” ia mengarahkan tatapan tajam padaku dan membuatku takut namun menahan tawa juga.




“JUNGGGG!!”



“haha aku hanya bercanda, eh tapi ucapnku benar kan?”




“hmmm … kami baru jadian tadi malam”



“lalu?”



“lalu kami pacaran”



“ohhhh ..”




“kau tidak memberiku selamat?”




“untuk?”



“hahh teman macam apa kau?”




“hahaha .. chukkae, semoga tambah tua kau  bersamanya” aku memasang senyum selebar mungkin, ia mempoutkan bibirnya.



“kau tau ? 3 hari yang lalu aku bertemu siapa ?” Tanya ku padanya.



“appamu?”



“aniya… aku bertemu namja yang mengalami kejadian dan kami berkenalan hingga bertukaran contac”



“kejadian apa hingga kau langsung akrab padanya?”



“dia mengelami pencurian dan aku menolongnya”



“lalu???”



“lalu aku menolongnya”



“bukan itu bodoh, setelah kau menolongnya”




“hmmmmm …. ????” aku tersenyum menggantungkan ucapanku dan aku berhasil membuatnya penasaran pada ceritaku. 







TBC or NO … ?????









Silahkan tinggalkan jejak untuk membuatku tambah semangat melanjutkannya dan menambah masukan dalam menulis ^-^ … *bow





Gomawoseumnida Bagi yang Telah Berkunjung dan Membacanya ^-^







Tidak ada komentar:

Posting Komentar