Cast : Cho Kyuhyun, Han Eun Kyung, Lee Ji Hyun (Lee Hyun), Siwon and OC
Genre : Sad, Romance
Author : Ndy
Maaf Banyak Typo Bertebaran .... ^^
Hari ini
ada seseorang yang akan berjumpa dengan
siwon setelah 3 bulan tidak bertemu semenjak makan malam itu, siwon
menyempatkan dirinya datang ke daegu di sela libur singkatnya untuk bertemu
seseorang yang memiliki sifat jutek. Siwon telah janjian bertemu di depan caffe
tempat makan malam bersama 3 bulan yang
lalu, kali ini siwon datang lebih awal ketimbang wanita jutek itu.
“ehemm”
seseorang berdeham memberi tanda atas ke datangannya. Siwon yang sadar akan
kehadiran seseorang langsung menatapnya
dalam penuh rasa rindu.
“hmmm ..
kita mau kemana??” tanya lee hyun membuyarkan lamunan siwon.
“ahhh kau
sudah datang .. terserah maumu, bagaimana jika menonton? Aku sudah siapkan 2 tiket, call?”
siwon tersenyum sambil meunjukan 2 tiket untuk menonton teater nantan di
myeongdong.
“call”
jawab lee hyun malu-malu sambil tersenyum. Mereka berdua masuk ke dalam mobil
dan segera pergi ke daerah myeongdong.
____
Lee hyun
dan siwon berjalan berdampingan dan akan memasuki ruang teater. Lokasi
pertunjukan teater nanta ini berada di lantai 3 dan lantai 5 gedung UNESCO di
pusat keramaian Myeongdong . Anda akan menyaksikan sebuah drama komedi
nonverbal dengan setting sebuah dapur dan menggunakan alat-alat masak sebagai
alat musik perkusi. Siwon menggandeng
tangan lee hyun dan memasukkan tangan mereka ke saku mantel siwon.
“anggap
saja kita sedang kencan” bisik siwon yang sudah duduk di bangku ruang teater.
Lee hyun segera menoleh, menatapnya tajam.
“YA!”
ucapnya dengan nada sedang.
“jebal?
Kita nikmati untuk hari ini saja call” rayu siwon, lee hyun memutar kepalanya
menatap ke depan.
Lampu ruang
teater sudah mati semua, tinggal lampu di atas panggung yang menyala, teater
mulai di mainkan, siwon dan lee hyun terdiam menikmati suguhan dari teater
nantan yang menakjubkan. Satu jam telah berlalu para penonton di buat terpukau
dengan aksi mereka di atas panggung, termaksud dengan siwon dan lee hyun yang
terlihat puas dengan pertunjukan teater tersebut, aksi-aksi teaterikalnya yang
di kombinasikan dengan keahlian memainkan alat-alat dapur sebagai instrument
musik.
Lee hyun
dan siwon keluar gedung teater dan berjalan-jalan sebentar ke sekiling gedung
teater sebelum pergi menuju tempat yang lain.
“bagus
bukan?” tanya siwon.
“iya , aku
suka pertunjukannya .. gomawo” lee hyun tersenyum.
“oke ..
kemana lagi kita pergi?”
“aku lapar,
kita pergi makan saja” rengek lee hyun.
“baik ..
kajja, kita ke jeonju” siwon menarik tangan lee hyun ke tempat parkir.
“mwo? Aku
akan kelaparan jika kita makan di sana, butuh waktu 2-3 jam untuk ke sana”
protes lee hyun, namun siwon tidak memperdulikannya, ia tetap memasukkan lee
hyun ke dalam mobil dan mobil siwon melaju menuju jeonju.
___
Jeonju
Mobil siwon
telah terpakir di dekat Jeonju Hanok Village setelah menempuh perjalanan 2,5
jam dari myeongdong, akhirnya mereka telah sampai.
“aku sudah
kenyang, aku mau tidur” ucap lee hyun.
“mwo? Sudah
sampai sini kau mau tidur?” siwon melihat bungkusan-bungkusan makanan yang lee
hyun beli di pinggir jalan tadi selama perjalanan menuju jeonju.
“kau saja
yang makan di luar, aku tunggu di sini, go go” ucap lee hyun malas.
“aniya,
kajja. Sudah jauh-jauh kita harus menikmatinya” siwon keluar dari mobilnya lalu
membukakan pintu untuk lee hyun, namun lee hyun tidak mau keluar karena sedang
tidur, siwonpun terpaksa menggendongnya dan membawanya ke sebuah restoran yang
menyajikan bim bab. Siwon memilih tempat di pojok ruangan resto ini dan
menyenderkan lee hyun pada tembok membiarkan ia tertidur. Siwon memesan makan
dalam dua porsi, tidak peduli lee hyun sedang tidur ia tetap memesankan makanan
untuknya. Makanan telah datang, siwon mulai memakannya sambil melihati lee hyun
tertidur pulas.
“kenapa kau
terlihat tambah cantik jika sedang mengomel dan di saat kau tertidur kenapa
jelekmu terpancar keluar” gumam siwon memandangi lee hyun sambil mengunyah bim
bab. di saat siwon ingin menghabisan makanannya, lee hyun mengulet dan menguap,
perlahan ia membuka matanya dan terkejut dengan apa yang di lihatnya, banyak
orang yang sedang memperhatikannya, lee hyun panik dan segera membenarkan
posisi duduknya dan menutup mukanya dengan mantel menahan malu.
“apa yang
mau kau tutupi? Sejak tadi mereka melihatmu” terang siwon, lee hyun menarik
nafas dan perlahan menurunkan mantelnya dari balik wajahnya.
“YA! Mati
kau!” ancam lee hyun berbicara pelan pada siwon, siwon hanya tersenyum.
“sudah
makan, aku tau pasti kau lapar habis tidur panjang, makan” siwon menyodorkan
makanan yang tadi sudah ia pesan, lee hyun hanya menatap tajam makanan itu dan
bergantian menatap siwon.
“makanlah,
tidak beracun, hanya ada sedikit bumbu rindu” goda siwon. Lee hyun memakan
dengan wajah cemberut dan perlahan makanan tersebut habis.
“yasudah,
aku tunggu di luar, kau yang bayar” siwon keluar meninggalkan meja makan dan
lee hyun.
“MWO? YA!”
teriak lee hyun. lee hyun menendang nendang kaki meja hingga dia kena batunya
sendiri, kaki lee hyun terbentur kaki meja. Sudah jatuh tertimpa tangga,
mungkin itu pribahasa yang cocok untuk lee hyun sekarang, di suruh bayar
makanan lalu kakinya terbentur kaki meja. Lee hyun terpaksa membayar makanannya
lalu keluar menyusul siwon.
“ini” lee
hyun memberikan struk harga makanan ke siwon.
“ohh .. kau
sudah membayar, gomawo” siwon mengambil struknya lalu membuangnya ke tempat
sampah sambil tersenyum dan berjalan menuju jeonju hanok village. Lee hyun yang
melihat tindakan siwon, membuka mulutnya lebar-lebar dan meremas tangannya
dengan kuat.
“YA! AKU
MENUNJUKAN STRUK ITU UNTUK KAU GANTI NANTI SETELAH SAMPAI DAEGU!!” teriaknya.
“arghhhh .. aishhh jinjja, apa yang menyenangkan hahhh!!!” lee hyun
menggoyangkan tubuhnya kesal dan meniup poninya, lee hyun mengatur nafasnya
yang mulai tidak beraturan karena emosi. Siwon telah berjalan cukup jauh menuju jeonju hanok village, lee
hyun mulai menyusul siwon dengan berjalan yang masih menyimpan rasa kesal
kepada siwon.
___
Siwon
mengabadikan moment tersebut dengan memotret lingkungan di sekitar melalui
ponselnya, lee hyun berjalan membuntuti siwon tanpa adanya percakapan. Siwon
yang menyadari kecanggungan di antara mereka, menarik tangan lee hyun dan
mereka berdua selfie bersama, siwon dengan wajah smile namun lee hyun menatap
sinis siwon dari samping.
“ahh ..
kenapa wajah kau sangat cantik di foto ini” ucap siwon yang sedang melihat foto
hasil jepretannya.
“Mwo? Ya!
Mati kau!” lee hyun memukul lengan siwon.
“lebih baik
kita foto lagi, mumpung wajahmu sedang bagus di kamera” ajak siwon memberi
sedikit godaan.
“shireo!”
jawab lee hyun. Walau lee hyun tidak mau berfoto bersama, siwon tetap
menggandengnya terkadang ia merangkul lee hyun. Di potret 1,2 dan 3, lee hyun
masih menunjukkan wajah juteknya dan wajah datar namun di jepretan ke 4, 5 dan
selanjutnya, lee hyun mulai merasa nyaman dan menyenangkan, wajahnya mulai
mengukir senyuman sesekali mereka membuat gaya di wajahnya dan membuat
kekonyolan. Usai berselfie ria, lee hyun mengajak siwon untuk foto bersama
dengan mengenakan pakaian hanbok, siwon menyanggupi ke inginan lee hyun, mereka
pun menghampir sebuah rumah yang menyewakan pakaian tradisional korea plus
dengan di fotokan oleh pihak penyewa. Siwon dan lee hyun memakai baju raja dan
ratu korea tempo juseon dan memakai baju hanbok, sang photographer memotret
mereka berdua dengan 3 gaya yang berbeda, gaya pertama mereka bergaya layaknya
seorang raja dan ratu, ke dua mereka bergaya dengan saling bergandengan dan
yang terakhir membuat love dengan satu tangan mereka dan di satukan di atas
kepala. Usai berfoto dengan baju tradisional, mereka menerima cetakan foto dari
sang penyewa dan gambar aslinya di transfer ke ponsel masing-masing melalui
Bluetooth, setelah selesai semua siwon membayarnya dan kembali ke mobil untuk
pulang ke daegu mengantar lee hyun.
___
Mobil siwon
telah sampai di depan rumah lee hyun, lee hyun membuka sabuknya dan keluar dari
mobil.
“gomawo
untuk hari ini” ujar lee hyun di depan paggar rumahnya, siwon tersenyum sambil
bersender di mobilnya.
“hmm ..
menurutku hari ini adalah hari ternikmat yang ku rasakan” ujar siwon dengan
menatap lee hyun.
“hmmm …
yasudah aku masuk dulu, hati – hati di jalan, tidur lebih awal” ucap lee hyun
memberi perhatian.
“lee hyun?
setelah satu hari kita bersama mengenal lebih dekat apa setelah ini tidak ada
sesuatu?”
“bukankah
kita sudah mengenal cukup lama?”
“maksudku
untuk hari ini, hari ini kita pergi bersama, menonton, makan bersama, foto
bersama dan bergandengan tangan. Apa tidak ada hal yang lebih selain kita
sebagai rekan kerja?”
“hmm ..
kita teman di luar pekerjaan, apa yang kamu katakan tadi itu hal yang wajar sebagai
teman” ucap lee hyun santai, siwon yang mendengarkan jawaban lee hyun
mengerutkan dahinya.
“lalu malam
itu setelah dinner usai, kau tidak merasakan apapun? Hal aneh misalnya?” jelas
siwon mengingatkan lee hyun kejadian malam itu saat siwon menciumnya sebelum
kembali ke seoul.
“kita
pulang masing-masing” jawab lee hyun datar. Siwon mengusap-ngusap wajahnya
frustasi.
“lee
hyunnnn” ucap siwon setengah teriak. Lee hyun menghampiri siwon dan berbisik.
“wae? Jadi
selama ini belum cukup jawaban yang ku berikan dengan selalu menyetujui
ajakanmu hm? Selalu bersama dan menghabiskan waktu di sela kesibukan kita” lee
hyun menjauhkan wajahnya dari siwon dan menatap siwon. siwon tersenyum dan
mencubit pipi lee hyun.
“omoooo ..
lucu sekali anak ini” siwon mengacak-ngacak rambut lee hyun.
“YA!”
protes lee hyun. lee hyun menghampiri siwon dan mengecupnya. “sudah kau pulang,
annyeong” lee hyun masuk ke dalam rumah, siwon masih terkesima dengan tindakan
lee hyun barusan namun ia segera tersenyum lalu masuk ke mobil untuk kembali ke
seoul.
~~*~~
Bbbrraaakkkk ..
Seorang
direktur SME membanting dokumen ke meja, mereka sedang mengadakan rapat yang di
hadiri tim kyuhyun termasuk kyuhyun.
“ratingnya
menurun? Bukankah sudah segala macam cara di lakukan?” teriak youngmin.
“mungkin
penonton sudah mengetahui kalau hubungan ini adalah settingan” jawab siwon.
mereka sedang membahas tentang reality show yang sedang di jalankan oleh
kyuhyun dan hyu ri.
“apa
mungkin ini sudah tidak tertarik lagi bagi mereka?” tanya youngmin.
“spertinya bukan
.. mungkin chemistry kita yang kurang pada episode kemarin” jawab kyuhyun.
“lalu
bagaimana caranya kita mengembalikan rating tersebut? Kau tahu kan apa yang
sudah saya lakukan sejak awal hingga kau dapat seperti ini, ku harap kau dapat
melakukannya”
“saya punya
ide” kyuhyun menatap siwon dan bergantian menatap direkturnya.
“oke .. katakan
itu nanti di ruangan saya, saya masih ada perlu, rapat ini cukup sampai di
sini” youngmin membereskan dokumen dan segera meninggalkan ruang rapat.
____
Siwon dan
kyuhyun sedang berdiri di atap gedung SME , memandang keramaian kota seoul
dengan secangkir kopi.
“apa yang
akan kau bicarakan nanti?”
“kau juga
akan tau nanti, kita lihat saja” kyuhyun menyerusup kopinya.
“ku harap
kau tidak bertindak sobodoh itu lagi”
“sepertinya,
akan lebih bodoh dari pada itu” kyuhyun tersenyum pada siwon, siwon memandangnya
bingung.
“jika hal
lebih bodoh terjadi lagi, aku tidak akan mengampunimu dan semua akan berakhir”
“aku yang
memulai dan aku pula yang akan mengakhiri tidak peduli rasa sakit seperti yang
akan aku rasakan” kyuhyun menepuk pundak siwon “tenanglah aku masih memiliki
akal” kyuhyun meninggalkan siwon untuk kembali berlatih.
“hahh ..
tapai kau tidak memiliki hati, dasar bodoh!” siwon mnyerusup kopinya dan satu
tangannya ia masukkan ke saku.
“aku juga
punya hati” teriak kyuhyun sambil melambaikan ke atas tanpa membalikkan
tubuhnya, siwon menoleh dan tersenyum, siwon kembali memandang ke depan di
temani sisa kopi di gelasnya.
~~*~~
“eomma .. lee hyun aku pergi yaa” pamit eun
kyung yang sudah rapih di ambang pintu depan.
“kau mau
kemana???” tanya lee hyun.
“mau
jalan-jalan sebentar, bosan tidak melakukan apa-apa di rumah”
“aku temani
ya?”
“tidak
usah, kau bantu eomma di toko saja nde?”
“hari ini
kau libur menjaga toko?”
“hari ini
aku tidak libur, tapi eomma yang meliburkan ku untuk menjaga toko, yasudah
fighting! Kerjakan dengan baik, sekalian tugasku kau kerjakan arrachi?” eun
kyung mengedipkan matanya sambil tersenyum.
“YA! Aishhh
..nde, nde, hati-hati .. jangan larut malam” teriaknya. Eun kyung hanya
melambaikan tangan dari kejauhan.
___
Daegu
Jam 8.30
Eun kyung
telah sampai di terminal bus daegu, ia berjalan menuju penjualan tiket ke seoul
setelah ia tiba di depan loket ia segera membelinya dan menaiki bus yang 15
menit lagi akan berangkat, eun kyung memilih duduk di dekat jendela agar dapat
melihat pemandang selama perjalanan menuju seoul.
Seoul
Jam 10.30
Eun kyung
telah tiba di depan rumahnya, rumah yang terlihat kusam semenjak ia tinggalkan
karena statement yang dia keluarkan, eun kyung berjalan masuk ke dalam rumah
melalui pintu garasi. Di dalam rumah, eun kyung menjajaki setiap ruangan hingga
ke dapur, ia melihat secangkir teh di
meja dapurnya dan ada sendok di dalam cangkir tehnya, namun teh itu sudah tidak
layak di minum karena aroma yang di keluarkan sangat tajam mengenai indra penciuman seperti bau busuk, entah
berapa lama teh itu di tinggal pemilik rumah. Eun kyung mengambil cangkir itu
dan membuang air teh tersebut ke lubang tempat mencuci piring dan mencucinya
namun sebelum ia melakukan itu, ia mengingat saat lee hyun akan membuatkan teh
untuknya.
Usai
mencuci piring ia ke kamarnya melihat-lihat ke sekelilingnya, namun tak ada
apa-apa, yang ia lihat hanya debu, kasur yang berantakan dan rasa sakit. Eun
kyung menghampiri gaun berwarna putih yang masih menggantung di pintu
lemarinya, ia mengambilnya lalu memandangnya dalam tanpa ia sadari air mata
menetas dan membasahi gaun tersebut. Gaun yang seharusnya menjadikan ia sebagai
putri di hari bahagianya namun sebulum hari itu tiba, impiannya menjadi putri
hancur karena tindakannya, tindakan yang selama ini terlihat tulus, kasih
sayang yang dia berikan terlihat sungguh dan cinta yang dia berikan yang
terlihatnya dari hati, ternyata semua ini hanya sebuah tujuan untuk membangun
istananya sendiri bukan istana yang akan di tempati ratu dan raja. Eun kyung
segera menghampus air mata ketika ia sadar dari lamunannya mengingat kebelakang
saat bersamanya dulu, ia mengambil kotak untuk membungkus gaun pengantin yang
seharusnya ia kenakan di depannya saat acara sacral itu berlangsung namun ia
harus mengubur mimpi itu bersama harapan-harapan untuk dapat hidup bersama
dengannya. Eun kyung merapihkan rumah yang terlihat kacau terlebih dahulu dan
mengambil barang seperlunya sebelum ia meninggalkan rumah.
Eun kyung sedang
berdiri di halaman rumah, menatap lagi rumahnya mengingat masa indah hingga
masa paitnya saat bersama dengannya serta memori waktu itu ikut berputar di
dalam otak eun kyung, saat wartawan ramai-ramai ke rumahnya seusai acara
konfrensi pers drama di gelar. Eun kyung membuka matanya, air matanya jatuh lagi
lalu ia segera menghapusnya. Eun kyung mulai meninggalkan rumah yang dia beli
atas jerih payahnya selama kerja di dunia entertainment, eun kyung pergi dengan
membawa kotak dan tas kecil.
Eun kyung
berjalan menuju aparteman di daerah elit di jalan gangnam, eun kyung
menghampiri pos satpam dan menitipkan kotak itu ke satpam untuk memberikan
kepada seseorang lalu ia pergi dari tempat itu sambil membenarkan topinya untuk
menutupi wajahnya dari paparazzi. Eun kyung sudah berdiri di perempatan jalan
raya daerah gangnam , eun kyung menunggu lampu pejalan kaki berwarna hijau,
sambil menunggu lampu hijau ia memandangi daerah di sekitar, hingga ia melihat
sesuatu pada layar besar yang ada di
gedung sebrang jalan. Eun kyung memerhatikan sesuatu di layar itu, lebih
tepatnya eun kyung sedang melihat sebuah Music Video, eun kyung terus
melihatnya tanpa mengedip sedikitpun, terkadang ia melihatnya sambil tersenyum.
“tampan”
ujar eun kyung.
“memang
tampan” ucap seseorang,eun kyung hanya mengangguk tanpa menoleh masih fokus
pada MV tersebut sampai MV itu selesai di tampilkan.”sudah satu minggu menjadi
peringkat nomor satu di chart tangga lagu” lanjut seseorang yang belum eun
kyung ketahui.
“kenapa dia
bisa terlihat tampan di sana”
“sudah
sejak lahir dia tampan” jawab lagi seseorang yang tadi. Eun kyung menoleh namun
wajahnya masih bingung siapa orang di sebelahnya karena memakai jaket hampir
menutupi wajah dan menggunakan topi. Seseorang itu menganggkat topinya sedikit,
eun kyung langsung membekab mulutnya dan membulatkan matanya tak lama ia
teriak, tapi eun kyung membekab mulutnya lagi mendapat isyarat untuk tidak
berteriak karena orang di sebelahnya sedang menyamar.
“YA!” ucap
eun kyung pelan sambil tersenyum.”jinjja??” ucapnya lagi tidak percaya dengan
apa yang dilihatnya.
“hmmm”
jawab orang itu yang ternyata yesung. Eun kyung tidak percaya karena yang
barusan ia lihat dalam layar besar itu tadi adalah yesung. Yesung sudah menjadi
seorang penyanyi solo dan sudah mengisi soundtrack di beberpa judul drama. Eun
kyung terkejut dengan kehadiran yesung di sampingnya karena sudah lama tidak
berjumpa dan sekalinya berjumpa ia sudah menjadi penyanyi terkenal dan mungkin
akan menjadi pesaing kyuhyun.
“hai ..
gimana kabarmu?” sapa yesung.
“baik ..
dan kau?”
“hmm
seperti yang kau lihat” yesung tersenyum. “gomawo” lanjutnya.
“nde?”
“gomawo”
jelas yesung.
“untuk
apa??” eun kyung heran dengan perkataan yesung.
“untuk
semuanya, berkat kau aku bisa sampai seperti sekarang”
“tidak ada
yang ku lakukan, aku saja tidak tahu kalau kau sudah seperti ini, mungkin jika
bukan tayang di layar sana aku tidak tau kalau kau adalah seorang penyanyi
walau kita bertemu seperti sekarang”jelas eun kyung, yesung tersenyum.
“aniya, kau
melakukannya.. ini berkat kau, gomawo .. karena ucapan kau yang pertama kali
main ke aparteman kyuhyun, ucapanmu saat itu menyadarkan ku dan membangkitkan
semangatku kembali setelah semangatku di patahkan oleh seseorang dengan waktu
yang sudah cukup lama, gomawo” yesung tersenyum dan eun kyung membalas
senyumannya.
“hmm ..
padahal aku tidak mengucapkan apa-apa, aku hanya melontarkan ucpanku dengan
spontan dari apa yang aku dengar dan lihat”
“bukankah
perkataan yang spontan itu yang tulus dari hati, walaupun perkataanmu terlihat
biasa namun sangat berarti untukku, kau adalah orang yang memuji suaraku
setelah orang tuaku, perkatan itu selalu teringat di dalam otakku, aku
mengurung diri sehari untuk menetapkan jalanku kembali ke dunia tarik suara, di
saat aku sedang menimbang tindakkanku perkataanmu selalu mampir dalam
pikiranku, itu yang membuatku yakin untuk menempuh jalan ini, kembali kepada
mimpi awalku” jelas yesung yang di balas senyuman eun kyung.
“ahhh
ternyata ada perkataanku yang bermanfaat bagi orang lain” goda eun kyung sambil
tersenyum jahil.
“aishhhh ..
gomawo” eun kyung hanya mengangguk.
“berhubung
sekarang kau sudah menjadi artis dan banyak menghasilkan uang, traktir boleh
juga” eun kyung meninju pundak yesung.
“hmm …
memang aku sudah memiliki uang banyak itu tidak perlu di bahas, public sudah
mengetahuinya” jawab yesung sambil tertawa kecil.
“ommmoooo
.. sombong sekali artis ini” mereka tersenyum bersama.
“yasudah
kau mau kemana aku yang teraktir”
“terserah
padamu, aku ikut saja” jawa eun kyung.
“ok ..
kajja sudah 3 kali kau melewati lampu hijau
dan jika kita masih berlama di sini, aku takut fans akan menyadari
keberadaanku” ajaknya sambil menggodanya.
“YA! Camkan
di dalam otakmmu, aku juga masih menjadi artis!” omelnya.” Artis yang masih
dalam persembunyiannya” lanjutnya dengan sedikit malu dari dalam senyuman yang
terpaksa, yesung menahan tawa dari balik jaketnya. Mereka segera menyebrang
sebelum lampu berubah warna merah lagi.
_____
Mouse Rabbit
Eun kyung dan yesung memasuki
sebuah caffe di pertigaan jalan di kota seoul. Eun kyung memilih posisi duduk
yang nyaman sedangkan yesung memesan coffe dan cemilan.
“bagaimana?” ucap yesung yang
sudah duduk di hadapan eun kyung.
“apanya?”
“caffe ini”
“hmm lumayan .. tidak
memalukan jika sepasang kekasih kencan di tempat ini hehe”
“gomawo”
“untuk apa lagi kali ini?”
tanya eun kyung sambil melipat keuda tangannya di meja.
“untuk pujianmu tentang
restoran ini”
“hmm .. sudah sewajar jika
seseorang bertanya dan aku menjawabnya, masa iya, jika ada yang bertanya aku
biarkan saja, aku tidak sekejam itu ya” eun kyung tertawa kecil.
“gomawo telah memuji caffe
milik ku ini” terang yesung.
“iya .. gwaechanha” eun kyung
tersenyum. “YA! MWO??” seketika senyum itu redub berubah menjadi terkejut. Eun
kyung memukul lengan yesung berkali-kali.
“appow .. YA! Kau ingin
membuatku masuk rumah sakit .. ahhh lenganku” protes yesung.
“kau tidak bercanda kan???”
eun kyung tidak percaya dengan ucapan yesung barusan.
“tentu saja tidak .. kau bisa
tanyakan kepada orang yang di sini”
“hmm .. aniya, aku percaya
padamu” eun kyung tersenyum.”mianhae … mumpung kau telah membuatku terkejut
untuk eedua kalinya, kau harus menyajika minuman dan makanan yang special di
sini” lanjutnya menatap yesung, yesung hanya mengangguk dan tak lama makan tiba
di meja mereka.
“ini adalah makanan dan
minuman yang special di sini, nikmati jangan kau buang” terang yesung.
“tergantung”
“mwo?”
“tergantung kau mentraktirku
jika sedikit aku akan memberikan statement jelek jika kau lebih banyak
mentraktirku mungkin statement baik yang keluar dari ucapanku” ucapnya sambil
mengunyah cake.
“YA!” eun kyung hanya
tersenyum.
“hahha aku tidak sejahat itu,
dengan begini saja aku berterimakasih” ucap eun kyung senang.
“ hmm arra .. oya, bagaimana
dengan karir mu? Kau tidak ingin kembali ke dunia entertainment ??” tanya
yesung.
“hmm … sejujurnya aku rindu
dunia yang telah memperkerjakanku tanpa lelahnya, yang tidak memberikanku waktu
untuk menikmati hidup ini, rindu sejujurnya .. tapi aku masih ingin cuti lebih
lama lagi karena banyak waktu yang terbuang untuk berkerja sehingga aku lupa
dengan hak-hak ku, lupa menikmati hidup, lupa keluarga dan lupa pada diri sendiri
.. terkadang aku suka teringat saat di depan kamera, di depan fans, di kejar
wartawan dan di beri hadiah oleh mereka, aku rindu hal-hal itu, namun untuk
sekarang aku belum terpikirkan untuk itu” jelas eun kyung.
“arraseo .. aku mengerti
dengan kondisimu, ku harap kau menikmatinya”
“lalu bagaimana denganmu
setelah impianmu terwujud?” tanya eun kyung.
“aku senang .. senang karena
impianku dapat terlaksana walau tidak mudah, butuh waktu hampir dua tahun
setelah semangatku bangkit kembali dan untuk mewujudkannya. Senang dapat di
cintai fans, di perhatikan oleh wartawan, memberi kebahagiaan dan memberi
manfaat terhadap orang di sekitarku, karyaku akhirnya dapat di dengar dan di
lihat dunia. Aku bahagia sekarang, semuanya tidak sia-sia walau banyak terjal
yang menghalangi jalanku tapi endingnya aku lah si pemilik dari mimpi ku dan
aku adalah tokoh utamanya yang berakhir bahagia” yesung tersenyum dan di balas
dengan senyuman oleh eun kyung.
“berarti kau dan .. kyuhyun.
Sekarang kalian akan menjadi pesaing di dunia hiburan ini dan mungkin kau
adalah the next kyuhyun”
“tidak .. aku tidak
menganggapnya seperti itu, tapi aku gak tau kalau dia menganggapnya seprti itu
.. menurutku tidak ada persaingan, aku memliki ciri khas tersendiri, warna
musik tersendiri, fans tersendiri, style tersendiri dan cerita hidup
tersendiri. Aku tidak ingin menjadi sepertinya, aku tidak ingin menjadi the
nextnya, aku ingin menjadi diriku yang mampu di kenang oleh masyarakat dengan
karyaku sendiri, aku tidak ingin menyakiti sipapun, fans, orang di sekitarku
dan membuat kepalsuan di depan public. Bukan kah kita menjadi seorang panutan,
pasti ada harapan dari mereka ingin menjadi seoarang artis seperti idolanya dan
bahkan lebih dari sang idola, aku tidak ingin merusak harapan dan mimpi mereka,
karena dengan mimpi, tujuan hidup mereka tercapai. Aku ingin menjadi orang yang
lebih berguna bagi banyak orang, bukan banyak meninggalkan luka di hati setiap
orang” terang yesung.
“nice .. aku suka” eun kyung
tersenyum.”apa dia sebegitu jahatnya hingga kau membencinya?”
“bukankah kau yang lebih
tersakiti dan mungkin sekarang kau sangat membencinya hm? Lebih baik tidak usah
mengucapkan namanya lagi, aku takut itu akan menambah lukamu” ucap yesung
khawatir.
“gwaechanha .. aku telah
melupakannya, air jernih itu telah tertuang tinta yang sulit di pisahkan, jadi
semua itu telah ku lupakan karena tidak dapat kembali bagaimanapun caranya aku
berusaha, semua sudah pilihannya dan aku memilih untuk melupakannya”
“lalu .. kau sekarang tinggal
dimana?”
“di rumah eomma ..” eun kyung
melihat ke kaca dan melihat awan sudah mendung. “ahhh .. mianhae, aku harus
pulang sekarang sepertinya akan turun hujan, gomawo untuk hari ini” eun kyung
segera beranjak dari kursinya.
“kapan-kapan kita bertemu lagi
nde?” eun kyung hanya tersenyum membalas ucapan yesung dan pamit lalu keluar
dari caffe yesung. Yesung memandangi eun kyung dari dalam caffe melalui kaca.
~~*~~
Eun kyung berjalan cukup jauh
dari pertigaan caffe milik yesung, eun kyung berjalan menuju halte yang akan
mengantarkannya ke terminal kembali menuju daegu. Eun kyung berdiri di
penyebrangan jalan menunggu lampu hijau. Eun kyung memandang ke depan namun
tidak sengaja ia melihat seseorang sedang berdiri di sebrang jalan dan akan
menyebrang juga, eun kyung membulatkan matanya. Hujan turun secara perlahan
dengan skala kecil, lampu telah hijau yang lain sudah mulai menyebrang tinggal
eun kyung yang masih diam di tempat sambil memandang seseorang yang akan menyebrang,eun
kyung sangat terkejut dan wajahnya menjadi pucat, ingin eun kyung melarikan
diri tapi karena terbentur waktu langit sudah sangat sore, jika tidak pulang
sekarang eomma dan lee hyun akan khawatir padanya. Akhirya eun kyung melawan
rasa takut itu dan mulai menyebrang dengan menundukkan kepalanya dan
membenarkan topinya agar tidak kelihatan. Di pertengahan jalan eun kyung merasa
tangannya di tarik oleh seseorang yang ia lihat tadi, dan topinya sedikit
menaik yang memperlihatkan wajahnya, eun kyung tidak sengaja menatapnya dan mereka
saling memandang ...
TBC
Nice ☺��
BalasHapus