Selasa, 17 Januari 2017

Remember You (3)

Judul : Remember You

Cast : Han Eun Kyung, Yesung, Lee Ji Hyun, Siwon, Donghae, and OC

Genre : Sad, Romance, Family

Author : Ndy

Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan .. ^^






Mobil yesung memasuki garasi, malam yang cukup melelahkan, jarum jam berhenti di angka 11.00. Yesung memasuki rumah dengan buah tangan di tangan kanannya. Han eun kyung yang tengah menunggu suaminya pulang di meja makan yang tak jauh dengan ruang keluarga. Mata yang mulai sulit di buka, di rasakan eun kyung sejak setengah jam yang lalu, tapi eun kyung masih dapat menahannya hingga suaminya tiba seperti di hadapannya sekarang. Yesung sedang duduk di hadapan eun kyung yang kepalanya sudah naik turun, membenarkan posisi menjadi tegak kembali. Yesung menaruh bungkusan itu di meja tepat di hadapan eun kyung, eun kyung yang melihatnya hanya menyengir sambil menahan ngantuk. Eun kyung pergi ke wastafel untuk membasuh mukanya agar kantuknya segera menghilang.

“ahhh …” eun kyung menepuk-nepuk pipinya sehabis membilas. Matanya mulai segera kembali, tidak seperti tadi.

“kau bawa apa?”. Eun kyung membuka bungkusan yang ada di hadapannya.

“pesananmu, kau tadi merengek menyuruhku membelikannya”. Eun kyung hanya mengangguk sambil menyuap mie ramen yang di beli yesung di dekat tokonya sebelum pulang tadi.

“gimana toko? Pasti ramai, maka dari itu aku tidak ikut”

“seperti yang kau duga. Hmmm .. kau tahu? aku melihat sesuatu. Tapi aku masih kurang yakin, tapi di sisi lain aku merasakan yakin. Ya, walau belum 100%, tapi aku benar melihatnya,tidak mungkin salah.”.  Jelas yesung memberitahu dengan apa yang di lihatnya tadi di toko.

“memang kau melihat apa? Hantu ?” eun kyung mulai memperhatikan ucapan yesung yang sedari tadi sibuk dengan ramennya.

“ckkkk .. aku melihat lee hyun. Tapi setelah itu aku tidak melihatnya. Aku yakin itu dia.” Yesung mengingat wajah yang ia lihat tadi di depan tokonya, seorang wanita sedang di dalam mobil dan hanya bagian kepalanya saja yang keluar sedang memperhatikan keadaan di sekitar.

“sungguh? Tapi, aku tidak yakin. Setelah puluhan detik, mejadi menit, menjadi  jam,menjadi  hari, menjadi minggu dan menjadi bulan. Kita terus mencarinya tapi tidak juga diketemukan, ku yakin kau pasti salah liat karena kelelahan.”  Sanggah eun kyung yang menyerusup mienya.

“kemungkinan itu bisa saja. Tapi aku merasakan bahwa lee hyun masih hidup. Bagaimana denganmu?”

“aku berharap sama sepertimu. Tapi bisakah aku menikmati mie ini tanpa gangguanmu? Sejak tadi kau mengajakku berbicara.” Eun kyung merasa terganggu dengan perbincangan barusan.

“kau tidak suka dengan berita yang ku berikan?”

“bukan begitu maksudku, aku sedang menikmatinya tapi kau terus berbicara sehingga banyak jeda yang terjadi. Aku suka berita yang kau bawakan, tapi bisakan kita bicarakan nanti?” Eun kyung menatap yesung dengan kesal, terdengar hela nafas yesung yang memahami omelan istrinya.

“chagiya ? apa makanan ini ada asuransinya? Bukan kenapa-kenapa, maksudku jika terjadi sesuatu di jalan kau bisa langsung meminta untuk menggantinya.” Terang eun kyung yang membuat yesung menatapnya tanpa berkedip.

“kau pikir makanan sama dengan kau membeli berlian? Jika makanan itu jatuh di jalan yasudah, berarti itu rezeki bagi yang menemukan entah itu manusia ataupun hewan. Untuk apa makanan saja ada asuransinya? 
 Kau beli lalu kau makan, besok paginya kau buang juga di closet, sudah kau jangan aneh-aneh, nikmati saja makanmu, aku mau ke kamar.” Yesung bangkit dari kursinya menuju kamar.

“chagiya ….” Rengek eun kyung dengan bibir cemberut.

“wae?? Kau mau minta asuransi ? kau makan saja berlian, lalu kau minta ganti dengan pihak tokonya, pasti mereka akan menjamin.”

“sungguh?” eun kyung tertegun dengan ucapan yesung.

“iya .. di jamin kau akan masuk rumah sakit dengan  asuransi itu, mereka akan merobek perutmu dan mengambil berlian itu, lalu memberikan kembali padamu.” Yesung mulai kesal dengan tingkah istrinya yang terkadang aneh akibat terpleset di rumah siwon kala itu.

“YAAAA! Nappeun ..” eun kyung membanting sendok kedalam mangkuk ramen, memandang yesung yang masuk ke kamar dengan tatapan membunuh.

“Kau … lihat saja, aku akan membalasnya!” ucapanya penuh penekanan. Eun kyung menghabiskan kembali ramennya yang terhenti sejenak, memakan dengan penuh emosi.


***


Hari pertama masuk sekolah ajaran baru membuat anak-anak merasa senang, bagaimana tidak? Mereka memiliki barang baru, seperti tas, sepatu, buku, dan peralatan sekolah yang lainnya. Bel berbunyi pertanda sudah waktu pulang, anak-anak keluar dari dalam kelas sudah seperti anak domba yang baru keluar dari dalam kandang untuk bermain dengan rumput-rumput liar dan mencari makan seadanya di tempat itu. Ibu mereka sudah menunggu di ruang tunggu dekat  dengan lobby. Anak-anak lucu dan imut, berlari dari kejauhan sambil mengucapkan kata ‘eomma’ dengan suara menggema, mereka berteriak sekuat tenaga agar ibu mereka menoleh dan hanya tertuju padanya, sungguh cara yang unik untuk mendapatkan perhatian seorang ibu. Hanya hal sederhana saja mereka sudah sangat senang, belum lagi jika mereka sudah di hadapan ibu mereka dan mendapatkan pelukan hangatannya, betapa teduhnya hati dan wajah anak-anak itu. Tidak dapat digambarkan akan seperti apa rasa bahagia mereka ketika perhatian hanya sepenuhnya untuknya.

“eomaaaaa ..” teriak yung seo dari kejauhan sambil melambaikan tangannya, eun kyung menoleh dan tersenyum. Yung seo segera menghampiri ibunya yang sudah menunggu di ujung lorong. Yung seo tenggelam dalam dekapan ibunya.

“gimana hari ini? Apa semuanya lancar?” eun kyung memegang kedua pipinya dan mengelus dengan lembut.

“semuanya baik eomma .. “ yung seo tersenyum.

“bagus sekali .. kajja kita pulang, eomma sudah membuat makanan enak untukmu”. Mereka berjalan menuju parkiran.

“jinjja ? eomma masak apa? Telur gulung ? bibimbap ? Kimchi?” Tanya yung seo penasaran.

“hmmm … semuanya, maka dari itu kita harus cepat pulang lalu kau harus habiskan masakan eomma”

“hmmm .. gurae. Tapi appa akan membantuku memakan masakan eomma kan?”

“nanti eomma telepon appa dulu, apakah appa sempat untuk makan dirumah atau tidak, gimana?” eun kyung membuka pintu mobil untuk yung seo.

“heol .. eomma, tunggu!.” Yung seo menahan tangan ibunya disaat akan menutup pintu mobil.

“wae?” eun kyung terheran dengan sikap yung seo. Yung seo turun dari mobil dan menghampiri seorang wanita yang sedang berdiri di samping mobil eun kyung yang terparkir, wanita itu hendak membuka pintu mobilnya namun tangan yung seo lebih dahulu menyentuh tangan kirinya yang membuat wanita itu menoleh.

“ibu guru?” panggil yung seo.

“nde ?”. guru itu mensejajarkan posisinya dengan yung seo yang tingginya hanya sebatas pahanya.

“ada apa yung seo?” Tanya guru tersebut.

“gomawo untuk hari ini, besok bisa kah ibu menemani yung seo bermain di saat yung seo tidak ada teman main?” guru tersebut menimbang ucapan yung seo dengan sikap menggoda.

“hmm .. gimana yah, yung seo. Mianhae …”

“wae sonsengnim? Apa aku bersikap tidak baik?” wajah yung seo tampak sedih dan tertunduk. Guru tersebut hanya tersenyum lalu memegang dagu yung seo menegakkan kembali kepalanya.

“mianhe, ibu tidak bisa menolak … hehe. Datang saja pada ibu jika kau membutuhkan bantuan ibu.” Guru tersebut mengelus wajah yung seo lembut.

“ah iya .. ibu, ini eomma yung seo” yung seo memperkenalkan gurunya kepada eun kyung.

“annyeonghaseo” guru tersebut menyapa dan eun kyung membalasya.

“ohhh .. jinjja? Gahamsahamnida, sudah bersikap baik terhadap yung seo.” Eun kyung tersenyum dan baru menatap wajah guru tersebut dengan saksama. Senyuman eun kyung seketika turun dari wajahnya berubah menjadi kaku.

“aniya … saya hanya melakukan tugas sebagai guru. Nyonya tidak perlu berlebihan seperti itu.” Guru tersebut tersenyum kepada eun kyung dan beralih ke yung seo.

“neo?” mata eun kyung berubah membulat dan menghampiri guru tersebut tidak percaya. Eun kyung mencengkaram kedua tangan guru tersebut dan menggocangkan.

“neo .. jinjja? Neo …” eun kyung mengubah dirinya seketika menjadi emosi.
“nde?” guru tersebut bingung dengan sikap ibu yung seo yang sekita berubah setelah mata mereka saling bertautan.

“lee hyun ?” suara eun kyung bergetar, menahan rasa haru.

“ya? Ah .. aniya, mungkin anda salah orang nyonya. Aku bukan orang yang anda maksud.” Guru tersebut mencoba melepas genggaman eun kyung yang kuat. Eun kyung terus memegangi dan terus menyakinkan guru tersebut bahwa dirinya adalah orang yang di carinya selama ini.

“aniya .. aku tidak salah. Neo .. LEE HYUN.” Eun kyung memberi penekanan di akhir kalimat dan membuat guru tersebut mulai di hantui rasa takut.

“nyonya … ahhh” eun kyung memeluknya dan terus menyakinkan bahwa dia lee hyun.

“neo .. lee hyun. Ya ! kau lee ji hyun … kau telah kembali.” Eun kyung melepasksan pelukannya dan memegang wajah guru tersebut. Guru tersebut semakin heran dengan sikap eun kyung.

“kau masih hidup? Apa kau hidup dengan baik?” lanjutnya degan mata berbinar.

“eomma .. hentikan, ibu guru bukan orang yang eomma cari” terang yung seo sambil menarik-narik baju eommnya.

“Yung Seo ..” eun kyung membentak yung seo. Guru tersebut kaget dengan sikap ibu yung seo dan pandangannya langsung ke arah yung seo. Yung seo sedang menahan tangis, mungkin terkejut dengan sikap ibunya yang berubah.

“kajja kita kembali ..” eun kyung tersenyum dan mengajak guru tersebut masuk ke dalam mobilnya.

“tunggu!” guru tersebut menepis genggaman eun kyung. Eun kyung terkejut dengan penolakan tersebut.

“wae? Kau telah kembali, kau harus pulang.”

“maaf nyonya .. aku bukan orang yang kau bicarakan sejak tadi dan aku tidak menganal anda sebelumnya. 

Maaf jika sikap ku kurang baik di awal pertemuan kita, namun aku hanya ingin menekankan, bahwa anda telah salah mengenaliku sebagai orang yang anda maksud.” Lee hyun menjelaskan dengan tegas. Eun kyung membulatkan matanya dan mendekatkan dirinya ke guru tersebut. Eun kyung terus menyakinkan bahwa guru tersebut adalah orang yang di carinya selama ini. Tapi, guru itu terus menolaknya, sehingga eun kyun merubah bicaranya dengan memaksa guru tersebut supaya mengingat dirinya yang sesungguhnya. Eun kyung bersikap tidak wajar dengan hal seperti ini, bukan cara yang baik jika dia terus seperti ini. Eun kyung terus memaksanya hingga guru tersebut ketakutan. Guru tersebut memgangi kepalanya yang sakit, tak lama tubuhnya jatuh ke dalam pelukan eun kyung. Yung seo yang melihat kejadian itu langsung menagis. Eun kyung terkejut dan langsung membawanya ke rumah sakit.

#Rumah Sakit

Eun kyung dan yesung sedang menunggu di luar ruangan. Setelah tiba di rumah sakit eun kyung langsung menelepon suaminya dengan panik. Yesung setelah menerima telepon dari istrinya segera mendatangi rumah sakit yang tidak jauh dari tempatnya bekerja. Di dalam, dokter masih memeriksa dengan teliti di tameni seorang wanita yang bukan suster rumah sakit. Dia adalah kakak dari guru tersebut, dia panik mendengar adiknya berada di rumah sakit karena mereka baru saja berjanjian akan pulang bersama setelah jam sekolah selesai. Keluar seorang wanita dari dalam dan menemui yesung serta eun kyung yang sedang menunggu.

PPPLLLAAAKK

Wanita tersebut menampar eun kyung, terlihat dari wajahnya yang tidak tertahan rasa amarah yang sudah memuncak. Yesung terkejut dengan adegan barusan, istrinya telah di tampar tanpa maksud yang belum di ketahuinya. Eun kyung tertunduk sambil memegangi pipinya yang sakit.

“wae? Wae gurae???” nada suaranya meninggi dan tatapan tajam yang sulit di teduhkan.

“mi .. mianhae ..” suara eun kyung bergetar menahan tangis. Yesung menatap istrinya penuh tanya, kenapa ia meminta maaf? Apa yang sedang terjadi. Mungkin pertanyaan itu yang sedang bermain di dalam pikiran yesung yang belum mengetahui permasalahan sebenarnya.

“apa yang kau lakukan, hingga membuat dirinya seperti ini? Apa dia pernah melakukan kesalahan yang tidak terampuni, huh?” eun kyung mulai menatap dengan keberanian yang belum sepenuhnya. Sejujurnya eun kyung juga shock dengan yang terjadi, dari dalam dirinya tidak ada niat untuk melukai guru tersebut, namun entah kenapa saat melihat wajahnya tadi, eun kyung sangat tidak terkontrol hingga membuat seseorang pingsan.

“di .. dia .. mirip dengan orang yang ku cari selama ini. Aku tidak bermaksud menyakitinya, sungguh. Mianhaeyo .. jeongmal mianhaeyo.” Kakak dari guru tersebut menghela nafas, mengatur emosinya yang sudah menguasai dirinya. Yesung yang mendengar ucapan istrinya langsung masuk ke dalam ruangan dan melihat siapa yang di maksud istrinya, apa sesuai dengan feelingnya sekarang? Yesung tidak percaya dengan yang di lihatnya, tubuh yesung melemas setelah melihat orang yang sedang berbaring di kasur tidak berdaya.

“Lee Ji Hyun … hahhh, jadi .. penglihatanku tidak salah waktu itu… hah .. hahaha, akhirnya.” Yesung terkejut dengan yang barusan di lihatnya, masih ada ke raguan di dalam dirinya, tapi ia langsung menyakini dirinya bahwa guru tersebut yang bernama Park Jihyun adalah Lee Hyun yang selama ini mereka cari. Yesung segera keluar dari dalam dan mengahampiri istrinya.

“chagiya … iya, dia lee hyun yang kita cari.” Wajah yesung bahagia dan memeluk istrinya.

“jinjja ? ahh .. syukurlah, ternyata aku tidak salah menduga.” Terpancar wajah senang dari eun kyung. Kakak jihyun, Park Ji eun terheran dengan ucapan dua orang yang ada di hadapannya.

“mwo? Apa yang kalian maksud?”. Eun kyung membenarkan posisinya dan mengusap air matanya.

“jadi sebenarnya .. sahabatku telah menghilang sejak 8 bulan yang lalu karena kecelakaan saat pulang dari berlibur di pantai, kami terus mencarinya namun hasilnya nihil, polisi pun tidak menemukan jasatnya sehingga dinyatakan meninggal. Namun kami tidak percaya jika jasatnya belum diketemukan, sehingga kami terus mencarinya tanpa lelah. Dan sekarang orang yang kami maksud berada di dalam. Saya tahu sikap yang telah saya lakukan salah, saya terkejut di saat dia tidak mengenal saya terutama dirinya sendiri, jadi saya memaksanya untuk mengingat.” Ji eun menerawang wajah kedua orang yang ada di hadapannya. Memiliki pertanyaan yang masih melayang di pikirannya.

“sungguh kalian mengenalnya? Baiklah .. kita pastikan itu nanti, apakah adik saya mengenal kalian.” Dokter keluar dari dalam, ji eun segera mengajukan pertanyaan.

“bagaimana keadaannya?”

“keadaannya sudah membaik, untuk sekarang dia hanya membutuhkan istirahat yang cukup. Kalau boleh saya tanya, apa ada tekanan yang terjadi padanya?.”

“aniya ..”

“nde ..” jawab eun kyung.

“gurae .. pasien tidak bisa mengalami tekanan yang berlebih hingga membuatnya stress, sehingga membuat 
jantungnya melemah. Jika stress melanda dirinya hal seperti ini akan terulang yang mungkin akan lebih parah. Jadi saya mohon untuk tidak terlalu menekan yang membuatnya memaksakan diri untuk berpikir keras.” Jelas dok lee, dokter lee sedang menjalankan praktek di rumah sakit daegu. Dia adalah dokter yang menangani kondisi jihyun selama di incheon.

“nde .. baik dokter, kami akan mengingatnya.” Jawab eun kyung. Ji eun hanya menghela nafas, karena sudah tahu dengan penyakit yang di derita adiknya. Ji eun bersyukur adiknya tidak mengalami hal yang berlebihan.

Ji eun masuk ke dalam untuk melihat keadaan adiknya yang masih tertidur. Yesung dan eun kyung masih di luar melihat dari celah pintu yang terbuka.

“chagiya? Hmm .. aku merasa ada yang aneh padanya.”

“apa yang aneh? Tidak ada yang aneh saat aku masuk tadi.” Ucap yesung.

“bukan .. tadi saat ku bilang dia lee hyun, tidak ada perubahan seperti orang yang mengenal dirinya sendiri, disaat orang memanggil nama pastinya orang tersebut akan sadar bahwa dia adalah pemilik nama itu lalu menoleh ke sumber suara atau menjawabnya, tapi dia tidak seperti itu, dia hanya diam dan menatapku seperti orang yang tidak kenal.”

“mungkin hanya perasaanmu saja … atau dia terkejut saat kau bersikap seperti yang kau lakukan tadi.” Jelas yesung mengurangi kecurigaan eun kyung yang belum tahu kepastiannya.

“bisa jadi ..” jawab eun kyung yang masih sibuk dengan pikirannya. Ji eun menghampiri yesung dan eun kyung yang ada di dekat pintu. Jie eun menyuruh mereka untuk masuk ke dalam.

“oy .. mianhe tadi eonni lama sehingga membuat kau menunggu di parkiran, kepala sekolah memanggil eonni tadi jadi eonni berbicang dahulu sebelum keluar ruangan.” Terang ji eun pada jihyun.

“gwaenchanha eonni .. aku mengerti” jihyun tersenyum. Matanya beralih ke sepasang makhluk di depannya.

“annyeonghaseo” sapa eun kyung dan yesung.

“eonni .. nuguseyo?” jihyun menatap aneh terhadap sepasang makhluk di depannya. Eun kyung dan yesung saling melemparkan padangan, terlihat dari mata mereka yang tampak bingung.



To Be Continue ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar