Cast : Han Eun Kyung, Yesung, Lee Ji Hyun, Siwon, Donghae, and OC
Genre : Sad, Romance, Family
Author : Ndy
Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan .. ^^
Mobil yesung
memasuki garasi, malam yang cukup melelahkan, jarum jam berhenti di angka
11.00. Yesung memasuki rumah dengan buah tangan di tangan kanannya. Han eun
kyung yang tengah menunggu suaminya pulang di meja makan yang tak jauh dengan
ruang keluarga. Mata yang mulai sulit di buka, di rasakan eun kyung sejak
setengah jam yang lalu, tapi eun kyung masih dapat menahannya hingga suaminya
tiba seperti di hadapannya sekarang. Yesung sedang duduk di hadapan eun kyung
yang kepalanya sudah naik turun, membenarkan posisi menjadi tegak kembali.
Yesung menaruh bungkusan itu di meja tepat di hadapan eun kyung, eun kyung yang
melihatnya hanya menyengir sambil menahan ngantuk. Eun kyung pergi ke wastafel
untuk membasuh mukanya agar kantuknya segera menghilang.
“ahhh …” eun
kyung menepuk-nepuk pipinya sehabis membilas. Matanya mulai segera kembali,
tidak seperti tadi.
“kau bawa apa?”.
Eun kyung membuka bungkusan yang ada di hadapannya.
“pesananmu, kau
tadi merengek menyuruhku membelikannya”. Eun kyung hanya mengangguk sambil
menyuap mie ramen yang di beli yesung di dekat tokonya sebelum pulang tadi.
“gimana toko?
Pasti ramai, maka dari itu aku tidak ikut”
“seperti yang
kau duga. Hmmm .. kau tahu? aku melihat sesuatu. Tapi aku masih kurang yakin,
tapi di sisi lain aku merasakan yakin. Ya, walau belum 100%, tapi aku benar
melihatnya,tidak mungkin salah.”. Jelas
yesung memberitahu dengan apa yang di lihatnya tadi di toko.
“memang kau
melihat apa? Hantu ?” eun kyung mulai memperhatikan ucapan yesung yang sedari
tadi sibuk dengan ramennya.
“ckkkk .. aku
melihat lee hyun. Tapi setelah itu aku tidak melihatnya. Aku yakin itu dia.”
Yesung mengingat wajah yang ia lihat tadi di depan tokonya, seorang wanita
sedang di dalam mobil dan hanya bagian kepalanya saja yang keluar sedang
memperhatikan keadaan di sekitar.
“sungguh? Tapi,
aku tidak yakin. Setelah puluhan detik, mejadi menit, menjadi jam,menjadi hari, menjadi minggu dan menjadi bulan. Kita
terus mencarinya tapi tidak juga diketemukan, ku yakin kau pasti salah liat karena
kelelahan.” Sanggah eun kyung yang
menyerusup mienya.
“kemungkinan itu
bisa saja. Tapi aku merasakan bahwa lee hyun masih hidup. Bagaimana denganmu?”
“aku berharap
sama sepertimu. Tapi bisakah aku menikmati mie ini tanpa gangguanmu? Sejak tadi
kau mengajakku berbicara.” Eun kyung merasa terganggu dengan perbincangan
barusan.
“kau tidak suka
dengan berita yang ku berikan?”
“bukan begitu
maksudku, aku sedang menikmatinya tapi kau terus berbicara sehingga banyak jeda
yang terjadi. Aku suka berita yang kau bawakan, tapi bisakan kita bicarakan
nanti?” Eun kyung menatap yesung dengan kesal, terdengar hela nafas yesung yang
memahami omelan istrinya.
“chagiya ? apa
makanan ini ada asuransinya? Bukan kenapa-kenapa, maksudku jika terjadi sesuatu
di jalan kau bisa langsung meminta untuk menggantinya.” Terang eun kyung yang
membuat yesung menatapnya tanpa berkedip.
“kau pikir
makanan sama dengan kau membeli berlian? Jika makanan itu jatuh di jalan
yasudah, berarti itu rezeki bagi yang menemukan entah itu manusia ataupun
hewan. Untuk apa makanan saja ada asuransinya?
Kau beli lalu kau makan, besok
paginya kau buang juga di closet, sudah kau jangan aneh-aneh, nikmati saja
makanmu, aku mau ke kamar.” Yesung bangkit dari kursinya menuju kamar.
“chagiya ….”
Rengek eun kyung dengan bibir cemberut.
“wae?? Kau mau
minta asuransi ? kau makan saja berlian, lalu kau minta ganti dengan pihak
tokonya, pasti mereka akan menjamin.”
“sungguh?” eun
kyung tertegun dengan ucapan yesung.
“iya .. di jamin
kau akan masuk rumah sakit dengan asuransi itu, mereka akan merobek perutmu dan
mengambil berlian itu, lalu memberikan kembali padamu.” Yesung mulai kesal
dengan tingkah istrinya yang terkadang aneh akibat terpleset di rumah siwon
kala itu.
“YAAAA! Nappeun
..” eun kyung membanting sendok kedalam mangkuk ramen, memandang yesung yang
masuk ke kamar dengan tatapan membunuh.
“Kau … lihat
saja, aku akan membalasnya!” ucapanya penuh penekanan. Eun kyung menghabiskan
kembali ramennya yang terhenti sejenak, memakan dengan penuh emosi.
***
Hari pertama
masuk sekolah ajaran baru membuat anak-anak merasa senang, bagaimana tidak?
Mereka memiliki barang baru, seperti tas, sepatu, buku, dan peralatan sekolah
yang lainnya. Bel berbunyi pertanda sudah waktu pulang, anak-anak keluar dari
dalam kelas sudah seperti anak domba yang baru keluar dari dalam kandang untuk
bermain dengan rumput-rumput liar dan mencari makan seadanya di tempat itu. Ibu
mereka sudah menunggu di ruang tunggu dekat
dengan lobby. Anak-anak lucu dan imut, berlari dari kejauhan sambil
mengucapkan kata ‘eomma’ dengan suara menggema, mereka berteriak sekuat tenaga
agar ibu mereka menoleh dan hanya tertuju padanya, sungguh cara yang unik untuk
mendapatkan perhatian seorang ibu. Hanya hal sederhana saja mereka sudah sangat
senang, belum lagi jika mereka sudah di hadapan ibu mereka dan mendapatkan
pelukan hangatannya, betapa teduhnya hati dan wajah anak-anak itu. Tidak dapat
digambarkan akan seperti apa rasa bahagia mereka ketika perhatian hanya
sepenuhnya untuknya.
“eomaaaaa ..”
teriak yung seo dari kejauhan sambil melambaikan tangannya, eun kyung menoleh
dan tersenyum. Yung seo segera menghampiri ibunya yang sudah menunggu di ujung
lorong. Yung seo tenggelam dalam dekapan ibunya.
“gimana hari
ini? Apa semuanya lancar?” eun kyung memegang kedua pipinya dan mengelus dengan
lembut.
“semuanya baik
eomma .. “ yung seo tersenyum.
“bagus sekali ..
kajja kita pulang, eomma sudah membuat makanan enak untukmu”. Mereka berjalan
menuju parkiran.
“jinjja ? eomma
masak apa? Telur gulung ? bibimbap ? Kimchi?” Tanya yung seo penasaran.
“hmmm …
semuanya, maka dari itu kita harus cepat pulang lalu kau harus habiskan masakan
eomma”
“hmmm .. gurae.
Tapi appa akan membantuku memakan masakan eomma kan?”
“nanti eomma
telepon appa dulu, apakah appa sempat untuk makan dirumah atau tidak, gimana?”
eun kyung membuka pintu mobil untuk yung seo.
“heol .. eomma,
tunggu!.” Yung seo menahan tangan ibunya disaat akan menutup pintu mobil.
“wae?” eun kyung
terheran dengan sikap yung seo. Yung seo turun dari mobil dan menghampiri
seorang wanita yang sedang berdiri di samping mobil eun kyung yang terparkir,
wanita itu hendak membuka pintu mobilnya namun tangan yung seo lebih dahulu
menyentuh tangan kirinya yang membuat wanita itu menoleh.
“ibu guru?”
panggil yung seo.
“nde ?”. guru
itu mensejajarkan posisinya dengan yung seo yang tingginya hanya sebatas
pahanya.
“ada apa yung
seo?” Tanya guru tersebut.
“gomawo untuk
hari ini, besok bisa kah ibu menemani yung seo bermain di saat yung seo tidak
ada teman main?” guru tersebut menimbang ucapan yung seo dengan sikap menggoda.
“hmm .. gimana
yah, yung seo. Mianhae …”
“wae sonsengnim?
Apa aku bersikap tidak baik?” wajah yung seo tampak sedih dan tertunduk. Guru
tersebut hanya tersenyum lalu memegang dagu yung seo menegakkan kembali
kepalanya.
“mianhe, ibu
tidak bisa menolak … hehe. Datang saja pada ibu jika kau membutuhkan bantuan
ibu.” Guru tersebut mengelus wajah yung seo lembut.
“ah iya .. ibu,
ini eomma yung seo” yung seo memperkenalkan gurunya kepada eun kyung.
“annyeonghaseo”
guru tersebut menyapa dan eun kyung membalasya.
“ohhh .. jinjja?
Gahamsahamnida, sudah bersikap baik terhadap yung seo.” Eun kyung tersenyum dan
baru menatap wajah guru tersebut dengan saksama. Senyuman eun kyung seketika
turun dari wajahnya berubah menjadi kaku.
“aniya … saya
hanya melakukan tugas sebagai guru. Nyonya tidak perlu berlebihan seperti itu.”
Guru tersebut tersenyum kepada eun kyung dan beralih ke yung seo.
“neo?” mata eun
kyung berubah membulat dan menghampiri guru tersebut tidak percaya. Eun kyung
mencengkaram kedua tangan guru tersebut dan menggocangkan.
“neo .. jinjja?
Neo …” eun kyung mengubah dirinya seketika menjadi emosi.
“nde?” guru
tersebut bingung dengan sikap ibu yung seo yang sekita berubah setelah mata
mereka saling bertautan.
“lee hyun ?”
suara eun kyung bergetar, menahan rasa haru.
“ya? Ah ..
aniya, mungkin anda salah orang nyonya. Aku bukan orang yang anda maksud.” Guru
tersebut mencoba melepas genggaman eun kyung yang kuat. Eun kyung terus
memegangi dan terus menyakinkan guru tersebut bahwa dirinya adalah orang yang
di carinya selama ini.
“aniya .. aku
tidak salah. Neo .. LEE HYUN.” Eun kyung memberi penekanan di akhir kalimat dan
membuat guru tersebut mulai di hantui rasa takut.
“nyonya … ahhh”
eun kyung memeluknya dan terus menyakinkan bahwa dia lee hyun.
“neo .. lee
hyun. Ya ! kau lee ji hyun … kau telah kembali.” Eun kyung melepasksan
pelukannya dan memegang wajah guru tersebut. Guru tersebut semakin heran dengan
sikap eun kyung.
“kau masih
hidup? Apa kau hidup dengan baik?” lanjutnya degan mata berbinar.
“eomma ..
hentikan, ibu guru bukan orang yang eomma cari” terang yung seo sambil
menarik-narik baju eommnya.
“Yung Seo ..”
eun kyung membentak yung seo. Guru tersebut kaget dengan sikap ibu yung seo dan
pandangannya langsung ke arah yung seo. Yung seo sedang menahan tangis, mungkin
terkejut dengan sikap ibunya yang berubah.
“kajja kita
kembali ..” eun kyung tersenyum dan mengajak guru tersebut masuk ke dalam
mobilnya.
“tunggu!” guru
tersebut menepis genggaman eun kyung. Eun kyung terkejut dengan penolakan
tersebut.
“wae? Kau telah
kembali, kau harus pulang.”
“maaf nyonya ..
aku bukan orang yang kau bicarakan sejak tadi dan aku tidak menganal anda
sebelumnya.
Maaf jika sikap ku kurang baik di awal pertemuan kita, namun aku
hanya ingin menekankan, bahwa anda telah salah mengenaliku sebagai orang yang
anda maksud.” Lee hyun menjelaskan dengan tegas. Eun kyung membulatkan matanya
dan mendekatkan dirinya ke guru tersebut. Eun kyung terus menyakinkan bahwa guru
tersebut adalah orang yang di carinya selama ini. Tapi, guru itu terus
menolaknya, sehingga eun kyun merubah bicaranya dengan memaksa guru tersebut
supaya mengingat dirinya yang sesungguhnya. Eun kyung bersikap tidak wajar dengan
hal seperti ini, bukan cara yang baik jika dia terus seperti ini. Eun kyung
terus memaksanya hingga guru tersebut ketakutan. Guru tersebut memgangi
kepalanya yang sakit, tak lama tubuhnya jatuh ke dalam pelukan eun kyung. Yung
seo yang melihat kejadian itu langsung menagis. Eun kyung terkejut dan langsung
membawanya ke rumah sakit.
#Rumah Sakit
Eun kyung dan
yesung sedang menunggu di luar ruangan. Setelah tiba di rumah sakit eun kyung
langsung menelepon suaminya dengan panik. Yesung setelah menerima telepon dari
istrinya segera mendatangi rumah sakit yang tidak jauh dari tempatnya bekerja.
Di dalam, dokter masih memeriksa dengan teliti di tameni seorang wanita yang
bukan suster rumah sakit. Dia adalah kakak dari guru tersebut, dia panik
mendengar adiknya berada di rumah sakit karena mereka baru saja berjanjian akan
pulang bersama setelah jam sekolah selesai. Keluar seorang wanita dari dalam
dan menemui yesung serta eun kyung yang sedang menunggu.
PPPLLLAAAKK
Wanita tersebut
menampar eun kyung, terlihat dari wajahnya yang tidak tertahan rasa amarah yang
sudah memuncak. Yesung terkejut dengan adegan barusan, istrinya telah di tampar
tanpa maksud yang belum di ketahuinya. Eun kyung tertunduk sambil memegangi
pipinya yang sakit.
“wae? Wae
gurae???” nada suaranya meninggi dan tatapan tajam yang sulit di teduhkan.
“mi .. mianhae
..” suara eun kyung bergetar menahan tangis. Yesung menatap istrinya penuh tanya,
kenapa ia meminta maaf? Apa yang sedang terjadi. Mungkin pertanyaan itu yang
sedang bermain di dalam pikiran yesung yang belum mengetahui permasalahan
sebenarnya.
“apa yang kau
lakukan, hingga membuat dirinya seperti ini? Apa dia pernah melakukan kesalahan
yang tidak terampuni, huh?” eun kyung mulai menatap dengan keberanian yang
belum sepenuhnya. Sejujurnya eun kyung juga shock dengan yang terjadi, dari
dalam dirinya tidak ada niat untuk melukai guru tersebut, namun entah kenapa
saat melihat wajahnya tadi, eun kyung sangat tidak terkontrol hingga membuat
seseorang pingsan.
“di .. dia ..
mirip dengan orang yang ku cari selama ini. Aku tidak bermaksud menyakitinya,
sungguh. Mianhaeyo .. jeongmal mianhaeyo.” Kakak dari guru tersebut menghela
nafas, mengatur emosinya yang sudah menguasai dirinya. Yesung yang mendengar
ucapan istrinya langsung masuk ke dalam ruangan dan melihat siapa yang di
maksud istrinya, apa sesuai dengan feelingnya sekarang? Yesung tidak percaya
dengan yang di lihatnya, tubuh yesung melemas setelah melihat orang yang sedang
berbaring di kasur tidak berdaya.
“Lee Ji Hyun …
hahhh, jadi .. penglihatanku tidak salah waktu itu… hah .. hahaha, akhirnya.”
Yesung terkejut dengan yang barusan di lihatnya, masih ada ke raguan di dalam
dirinya, tapi ia langsung menyakini dirinya bahwa guru tersebut yang bernama
Park Jihyun adalah Lee Hyun yang selama ini mereka cari. Yesung segera keluar
dari dalam dan mengahampiri istrinya.
“chagiya … iya,
dia lee hyun yang kita cari.” Wajah yesung bahagia dan memeluk istrinya.
“jinjja ? ahh ..
syukurlah, ternyata aku tidak salah menduga.” Terpancar wajah senang dari eun
kyung. Kakak jihyun, Park Ji eun terheran dengan ucapan dua orang yang ada di
hadapannya.
“mwo? Apa yang
kalian maksud?”. Eun kyung membenarkan posisinya dan mengusap air matanya.
“jadi sebenarnya
.. sahabatku telah menghilang sejak 8 bulan yang lalu karena kecelakaan saat pulang
dari berlibur di pantai, kami terus mencarinya namun hasilnya nihil, polisi pun
tidak menemukan jasatnya sehingga dinyatakan meninggal. Namun kami tidak
percaya jika jasatnya belum diketemukan, sehingga kami terus mencarinya tanpa
lelah. Dan sekarang orang yang kami maksud berada di dalam. Saya tahu sikap
yang telah saya lakukan salah, saya terkejut di saat dia tidak mengenal saya
terutama dirinya sendiri, jadi saya memaksanya untuk mengingat.” Ji eun
menerawang wajah kedua orang yang ada di hadapannya. Memiliki pertanyaan yang
masih melayang di pikirannya.
“sungguh kalian
mengenalnya? Baiklah .. kita pastikan itu nanti, apakah adik saya mengenal
kalian.” Dokter keluar dari dalam, ji eun segera mengajukan pertanyaan.
“bagaimana
keadaannya?”
“keadaannya
sudah membaik, untuk sekarang dia hanya membutuhkan istirahat yang cukup. Kalau
boleh saya tanya, apa ada tekanan yang terjadi padanya?.”
“aniya ..”
“nde ..” jawab
eun kyung.
“gurae .. pasien
tidak bisa mengalami tekanan yang berlebih hingga membuatnya stress, sehingga
membuat
jantungnya melemah. Jika stress melanda dirinya hal seperti ini akan
terulang yang mungkin akan lebih parah. Jadi saya mohon untuk tidak terlalu
menekan yang membuatnya memaksakan diri untuk berpikir keras.” Jelas dok lee,
dokter lee sedang menjalankan praktek di rumah sakit daegu. Dia adalah dokter
yang menangani kondisi jihyun selama di incheon.
“nde .. baik
dokter, kami akan mengingatnya.” Jawab eun kyung. Ji eun hanya menghela nafas,
karena sudah tahu dengan penyakit yang di derita adiknya. Ji eun bersyukur
adiknya tidak mengalami hal yang berlebihan.
Ji eun masuk ke
dalam untuk melihat keadaan adiknya yang masih tertidur. Yesung dan eun kyung
masih di luar melihat dari celah pintu yang terbuka.
“chagiya? Hmm ..
aku merasa ada yang aneh padanya.”
“apa yang aneh?
Tidak ada yang aneh saat aku masuk tadi.” Ucap yesung.
“bukan .. tadi
saat ku bilang dia lee hyun, tidak ada perubahan seperti orang yang mengenal
dirinya sendiri, disaat orang memanggil nama pastinya orang tersebut akan sadar
bahwa dia adalah pemilik nama itu lalu menoleh ke sumber suara atau
menjawabnya, tapi dia tidak seperti itu, dia hanya diam dan menatapku seperti
orang yang tidak kenal.”
“mungkin hanya perasaanmu
saja … atau dia terkejut saat kau bersikap seperti yang kau lakukan tadi.”
Jelas yesung mengurangi kecurigaan eun kyung yang belum tahu kepastiannya.
“bisa jadi ..”
jawab eun kyung yang masih sibuk dengan pikirannya. Ji eun menghampiri yesung
dan eun kyung yang ada di dekat pintu. Jie eun menyuruh mereka untuk masuk ke
dalam.
“oy .. mianhe
tadi eonni lama sehingga membuat kau menunggu di parkiran, kepala sekolah
memanggil eonni tadi jadi eonni berbicang dahulu sebelum keluar ruangan.”
Terang ji eun pada jihyun.
“gwaenchanha
eonni .. aku mengerti” jihyun tersenyum. Matanya beralih ke sepasang makhluk di
depannya.
“annyeonghaseo” sapa
eun kyung dan yesung.
“eonni ..
nuguseyo?” jihyun menatap aneh terhadap sepasang makhluk di depannya. Eun kyung
dan yesung saling melemparkan padangan, terlihat dari mata mereka yang tampak
bingung.
To Be Continue ....