Jumat, 26 Juni 2015

My Destiny - Part 2

Author : Lee Haena (Ndy)


Cast : Cho Kyuhyun, Krystal Jung, Lee Donghae and OC


Littel : My Destiny (Part 2)


Genre : Romance


Rating : PG 17




Happy Reading ^-^




Mianhe Banyak Typo Bertebaran .....





















“apapun yang terjadi di masa lalu baik itu masa lalu yang pahit atau manis, itu semua tetaplah masa lalu yang bukan berarti kita harus melupakannya karna di balik itu ada sebuah pelajaran yang kita harus mengerti dan mempelajarinya untuk bekal kita ke depannya agar lebih baik lagi, kehidupan ini terus berjalan tidak boleh kita terus melihat kebelakang, ada masa di mana kita harus mengubahnya penuh dengan perjuangan, doa dan dukungan dari kedua orang tua hingga pada akhirnya kita mendapatkan kebahgiaan itu , kebahagiaan mampu membanggakan kedua orang tua dengan ke suksesan perjalanan karir kita dan dengan bertemunya belahan  jiwa” 



apakah aku akan bertemu belahan jiwa yang mampu membuatku terus tertawa dan tersenyum? Mampu menerima kekuranganku yang seperti ini ? semua itu masih rahasia tuhan yang tak ada satu pun yang mengetahuinya termasuk dengan aku ..





aku mengangkat kepalaku dan melihat ke atas, langit di atas sangat biru dan terlihat indah, aku tersenyum melihat langit dengan bebasnya bersama angin serta awan bergerak di dalamnya, aku menghirup udara yang masih segar ini, belum tersentuh dengan polusi sedikit pun.




“krystal ..” panggil temanku



“nde “



“apa kau di atas?”



“naiklah .. pemandangan pagi ini sangatlah indah” teriak ku






Aku sedang di atas balkon restoran tempatku bekerja, semenjak aku menamatkan sekolah terakhirku, aku memutuskan bekerja di kota untuk menghasilkan uang lebih banyak dan eomma sudah tidak bekerja lagi karena kebun anggur milik ahjjusi park bangkrut  namun di bilang bangkrut juga tidak , lebih tepatnya pindah tangan entah siapa yang mengolah kebun anggur itu sekarang karena aku sudah tidak pulang kerumah hampir  4 tahun, aku hanya mengirimkan eomma uang melalui bank dan niat ku ke kota selain bekerja yaitu ingin bertemu appa dan wanita lajang itu untuk memberi perhitungan padanya. Kenapa appa begitu tega meninggalkan aku dan eomma tanpa adanya tanggung jawab, apa kepala keluarga yang baik seperti itu ? hahh .. molla, rasanya kalau mengingat ke jadian dulu membuatku kepala ku terasa sakit.




“Ya! Cepat kau turun sebentar lagi restoran akan buka” hyo eun  memecahkan lamunanku, aku tersenyum padanya dan segera turun bersamanya.




Saat aku sedang turun para karyawan di kumpulkan di depan meja kasir untuk di beri pengarahan, aku segera masuk ke dalam barisan agar tidak di  marahi oleh manager, 15 menit kemudian setelah semuanya mendapat pengarahan kita semua bertepuk tangan untuk menyemangati diri kita masing-masing.




“jangan lupa tersenyum dan bersabar dalam melayani” managerku segera kembali keruangannya dan kami hanya tersenyum dan kembali pada posisi kami masing-masing.




Kami sibuk menunggu pelanggan yang datang dan akhirnya 2 pelanggan pertama datang kamipun memberi sapaan dan tersenyum, pelanggan itupun tersenyum balik terhadap kami. 2 pelanggan itu tersenyum dan menghampiriku.




“aku pesan 2 coffe vanilla dan 2 sandwich isi sayuran dan jangan beri mayones” ucap pria itu, aku sibuk mengetik pesanannya di layar computer.




“apa ada yang ingin di tambahkan?”



“aniya itu saja”



“baik, saya ulang . 2 coffe vanilla dn 2 sandwich isi sayuran tanpa mayones” pria itu mengangguk dan tersenyum, membenarkan ucapanku.



“semuanya menjadi 35 ribu won” pria itu mengeluarkan uang dan memberikan uang pas padaku.



“uang nya pas, mohon di tunggu sebentar” jelasku seraya tersenyum.



Seperti ini lah kegiatan ku dari pagi hingga sore, di tempatku bekerja tidak ada shift tidak seperti di tempat lain maka dari itu aku betah bekerja di sini plus rumah tinggalku dekat dari sini, sebuah kamar apartemen murah namun masih layak untuk aku tinggali.




Aku menginjakan kaki ku di kamar aparteman ku, aku menaruh sepatu cats ku pada raknya dan segera mengambil botol air minum di kulkas lalu pergi ke kamar dan menaruh tasku di atas meja riasku, aku langsung melepar tubuhku ke kasur kecil yang empuk ku pijat-pijat pundak ku yang terasa sakit, aku menghela nafas kasar.




“hah .. kenapa hari ini sangat melelahkan” aku mengambil hp ku dari tas lalu pencet tombol pintas nomor satu untuk menelepon eommaku.



“eomma?”



‘wae?’ jawabnya dari sebrang sana.



“bagaimana kesehatan eomma dan nenek?”



‘kami sehat, kau bagaimana di seoul ?’



“aku jug baik-baik saja, nanti ku kirimkan uang bersbarlah”



‘kapan kau pulang?’



“aku belum tau, karna di sini masih sibuk eomma ..”



‘pulanglah dan istirahat, jangan yang kau kirimkan uang terus, eomma dan halmonie juga rindu padamu’



“iya nanti jika semuanya sudah selesai aku pulang eomma, yasudah aku mau mandi, jaga kesehatan kalian dan istirahat yang cukup”



‘itu lebih berlaku untukmu, jangan tidur terlalu malam’
Aku hanya berdeham dan tersenyum, telepon kami terputus, aku langsung mengambil handuk ku dan pergi mandi.





~~*~~





“apa aku terlambat?”



“ah aniya, duduklah” aku mempersilahkan hyo eun duduk yang terlihat habis berlari.



“kau sudah pesan makanan ?”



“belum, aku menunggumu .. kau habis lari maraton?”



“hmm bisa di bilang begitu, aku habis berlari mengejar waktu, mian aku lupa jika malam ini kita ada janji”



“gwaechanha .. aku tau kau Si-Buk”



“ya! Kenapa nadamu begitu ?”



“kenapa ? nada ku biasa saja “



“kau marah padaku hm ?”



“aniya queen hyo eun “ ucapku seraya tersenyum lebar.



“jangan membuat pipiku memerah jung”  hyo eun memegangi pipinya yang terasa panas, aku hanya 



tersenyum melihat tingkahnya, seperti itulah hyo eun cepat sekali rasa percaya diri nya timbul, rasa percaya 
diri yang berlebihan hingga membuat pipinya hampir terbakar.



“hahaha .. sudah kau pesan apa hah?”



“aku hanya pesan … hmm”



“bubur rumput laut satu dan sup rumput laut satu, lalu orange juice dua” ucapku pada pelayan dan pelayan itu segera pergi.



“jung? Aku belum mengatakan apa-apa tapi kau sudah memesannya”



“aku tau kau tadi pulang kerja pergi dengan park jungsoo, ahjjusi tua itu kan ? dan kau sudah makan bersamanya” tebak ku yang kebetulan benar karena hyo eun hanya senyum-senyum sambil menganguk membenarkan ucapanku. Aku hanya menghela nafas melihat sikap sahabat ku saat seperti  ini, melting berlebihan dan aku yakin pasti di otak nya banyak yang ia khayalkan bersama ahjjusi tua itu.



“berhentilah berkhayal tentangnya” timplaku dan langsung memcahkan lamunan hyo eun.



“aku tidak berkhayal hanya saja aku sedang membayangkan senyumnya, ucapannya dan sentuhannya.. ahhhh itu semua rasanya seperti ….”



“kambing guling di bakar di atas bara dan di santap bersama, rasanya pasti enak”



“ya! Kau menghancurkannya .. kau pikir ahjjusi park hewan yang bisa kau sama kan dengan kambing .. hah ??? ” sebal  hyo eun.



“hmmm kau saja mengakui kalau dia itu sudah tua”



“kapan ? kapan aku mengatakannya?” sergap hyo eun cepat seperti tidak terima namja yang ia sukai di sentuh orang lain.



“barusan, barusan kau memanggil dia ahjjusi” jelas ku sambil mengembangkan senyumku lebar.



“kapan ? aku tidak mengatakannya!” aku segera menyetel rekaman percakapan kita, karna hyo eun suka  lupa dengan ucapannya maklum sudah tua juga tak beda jauh dengan park jungsoo.



“aku rasa semakin bertambah umurmu, setiap detik ingatanmu kabur tidak ada jejaknya, masih mending kentut yang meninggalkan jejak yaitu dari baunya” timpalkan, ia sudah memanyunkan bibirnya.



“JUNGGGGGGGGG !!!”



Aku hanya terseyum menahan tawa, sebelum dia teriak aku sudah memasang earphone di telingaku dan ku play music keras-keras agar kupingku tidak pengang mendengar teriakkannya, intinya jika dia sudah cemberut tandanya ia akan bernyanyi dengan merdu bersama wajah imutnya.




“aishhhh jinjja ..krystal jung kau ini benar-benar membuatku jengkel” hyo eun menghembuskan nafas kasar.
Pelayan datang dengan membawa pesanan yang telah kita pesan dan kamipun mulai memakannya, di saat kami makan tak ada suara yang keluar dari mulut kami karena kami sibuk mengunyah dan kebetulan juga hyo eun sedang ngambek padaku.




“mianhae” ucapku memecahkan keheningan.



“aku sudah selesai, aku duluan” pamitnya dan meninggalkan meja.



“YA! Aishhh … “



Aku menaruh uang ku di atas meja tempat kami makan untuk membayar semua pesanan kami, begitulah sifatnya jika sedang ngambek di saat kami makan bersama pasti ia pergi lebih dulu, dengan cara seperti itulah dia menghukumku ‘Membayar Makanan yang Kita Makan’.  Aku hanya tersenyum jika dia seperti itu sifatnya yang terkadang seperti anak-anak, aku mengejarnya dan menyamai jalanku dengannya.




“mianhae park hyo eun “ rayuku sambil merangkul lengannya.



“hmmm”



“kau masih marah padaku?”



“hmm”



“hahhh arraseo” aku jalan duluan meninggalkannya namun ia berteriak memanggilku.



“Ya! Junggggg!”



“wae ? kau tidak marah lagi padaku?”



“aniya .. karna kau sudah membayar makanan ku tadi hehe” ia tersenyum  yang membuatku takut, takut ada hal yang pasti ingin dia minta dariku. Ia menghampiriku dan menyamai jalannya denganku.




“aishhhh … sudah cepat katakan”



“belikan aku baso ikan, aku masih lapar”



“bukan kah tadi kau baru saja makan sup?”



“tapi itu tidaklah cukup, ahhh itu dia .. kajja”




Hyo eun segera menarik ku menuju pedangan baso ikan yang kita temui di pinggir jalan sungai han, kami menghampiri pedagang itu dan membeli beberapa tusuk untuk kami makan. Saat selesai kami makan baso ikan kami pun pulang namun di tengah jalan ada ke jadian kecil yang mengganggu kami, tas hyo eun di jambret namun urusan itu sudah selesai tas cantiknya sudah kembali lagi padanya, aku yang mengejarnya dan menghajar pencuri itu dengan keahlian ku bertaekwondo, saat aku duduk di bangku SMA aku sangatlah suka mengikuti olahraga bela diri ini dan sampai akhirnya aku menamatkan sekolah ku dan meraih sabuk hitam. Aku senang ke ahlianku berfungsi juga, namun bukan berarti menggunakan se’enaknya, aku menggunakannya dalam bentuk kebaikan yaitu menolong orang-orang saat mereka membutuhkannya, jangan pernah memakai ke ahlian yang kalian punya sebagai  ke jahatan karna sama saja kau menjatuhkan diri ke jurang terdalam yang enggan orang lain membantunya.






~~*~~







“kyu ? bagaimana kau sudah mendapatkan tempatnya?” ucap hyungku  sambil duduk di sofa depan meja kerja ku




“belum, lahan di daerah seoul sudah penuh dengan apartemen, ruko, rumah, kantor dan kuliahan”




“jelas tidak dapat kau mencari di seoul, kenapa kau tidak mencari di pinggir kota saja, pasti di sana masih ada lahan kosong untuk tempat usaha kita”



“hmmm .. tapi aku males mencarinya hyung, kau saja nde ?”



“ya! Aku mengerti kita membangun usaha ini bersama tapi bukan berarti tanggung jawab kau lepaskan begitu saja, kau direktur di sini seharusnya kau yang bertanggung jawab di sini”



“kau wakilnya hyung, berarti kau juga punya tanggung jawab untuk itu”



Dia hanya menghela nafas mendengar aku seperti itu, ya aku mengerti  aku  punya tanggung jawab tentang itu tapi ayolah aku direktur di sini masih banyak pekerjaanku dari  dirinya, dia  lee donghae sahabat kecilku sekaligus partner bisnis ku, bisnis yang kita bangun bersama ia lah bisnis anggur dan wine, bisnis itu bermula dari aku yang suka sekali anggur dan pada akhirnya kita membuka bisnis ini saat kita selesai kuliah.



“aku pergi dulu” pamitnya pada ku dan meninggalkan ruangan.



“ya! Hyung! Aish kebiasaan” protes ku.





~~*~~




Aku sedang berjalan di daerah sungai han, aku berjalan sendiri tanpa adanya hyo eun di sampingku, seperti  biasa ia sedang pergi dengan orang tua yang masih mengaku dirinya muda, apa ahjjusi  itu tidak punya kaca di setiap sudut rumahnya ? entahlah yang pastinya aku sedang jalan-jalan di daerah sungai han tanpa hadirnya sahabatku.



“hahh .. mau apa aku sekarang? membosankan” aku duduk di pinggir sungai smabil menatap air yang tenang di hadapanku, aku membuka topiku yang sejak tadi menempel di kepalaku, seperti  ini lah aku selalu berpakaian casual yang mepunyai  kesan cuek.




Saat aku sedang menikmati apa yang ku pandangi,  aku melihat namja  berpakaian  kantor  sedang  mengejar  seseorang  dan  sambil berteriak, aku heran melihat orang itu , segera ku pakai topiku lalu berdiri, aku maju dua langkah dan saat orang yang di kejar namja itu lewat tepat di depanku aku hanya memajukan satu kakiku kedepan dan alhasil orang itu terjatuh di hadapanku dia adalah pencuri, aku mengambil handphone yang dia genggam lalu aku memukul wajahnya pencuri itu langsung pergi dan tak lama namja yang memiliki handphone tiba di hadapanku  sambil  tepenggal-penggal, aku memberikan handphonenya padanya.





“ini tuan handphone nya, lain kali lebih berhati-hatilah, di sini mulai rawan pencuri”  ucapku mengingatkannya ia mengambil hpnya, aku membenarkan topiku dan segera pergi dari hadapannya.




“YA! Tunggu” teriaknya, namun aku tetap jalan. Tiba-tiba ia sudah berhenti di hadapanku, ia mengejarku tapi untuk apa ?? ahh .. aku lupa ucapan terimakasih, tapi ayolah aku ikhlas melakukannya.




“siapa nama kau?” ucapnya sambil terenggal-peggal.




“……”




“aku lee donghae” dia menjulurkan tangannya terlebih dahulu.




“………”




“siapa nama kau?”




“…….”




“apa kau ada masalah dalam berbicara?”




“aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu karna itu adalah privasiku” dia tersenyum menahan tawa mendengar ucapanku, apa ada yang salah ? ku rasa itu adalah hak ku untuk memberitahunya atau tidak.




“baikalah .. namun aku tidak ada niat jahat padamu, percayalah” ia tersenyum menyakinkanku.




“krystal” ucapku cuek tanpa memperdulikan uluran tangannya yang sejak tadi tidak pergi dari hadapanku setelah aku menjawab baru ia menurunkan tangannya.




“gomawo untuk yang tadi”




“aku sudah melupakannya, jadi aku bisa pergi sekarang, annyeong!” aku jalan duluan, namun ia menahanku,  aku segera melintirkan  tangan kanannya.




“tolong jangan kurang ajar tuan”




“awww .. appow, lepaskan aku, aku bisa jelaskan” ucapnya sambil menahan rasa sakit karna ulahku. Aku melepaskannya dan mendengarkan penjelasannya.





“mianhae, aku tidak ada maksud seperti itu, aku hanya ingin mentraktirmu karna sudah menolongku”




“tidak usah, simpan saja uangmu itu untuk hal yang lebih penting”
“kau lah hal yang penting itu, jadi ku harap kau mau”




“maaf tolong jaga ucapan tuan”




“mianhae, tapi ku harap kau mau menerima tawaranku”




“…….”




Aku diam tidak menjawab, aku mengintrogasi dirinya dengan tatapanku yang penuh tanda Tanya, namun perutku tidak bisa di ajak kerjasama, perutku berbunyi dan shit, dia mendengarnya.




“cah.. semuanya sudah jelas kau mau menerima tawaranku karna cacingmu sudah menjawabnya” ia tersenyum menatapku, shit senyuman apa itu ? kenapa begitu manis ? Ya! Hilangkan bayangan itu.




“……”




“hey!” ia melambaikan lima jari  kanannya di hadapan wajah ku, lamunan ku terpecah dan aku mengangguk menyanggupi ajakannya.  Dia mempersilahkan aku berjalan duluan lalu baru ia berjalan dan menyamai  jalannya denganku dan pada akhirnya kita sampai di restoran yang cukup lumayan mewah namun apa nama restoran ini ‘Haru, One Day?’ nama apa itu? Sangat aneh, kami pun duduk di tempat  yang kosog dan memesan makanan yang mewah, sebenernya makanan yang sederhana aku masih bisa memakannya namun berhubung aku di bayari tak ada salahnya bukan memesan makanan yang lezat.





 ~~*~~







Aku baru bangun dari mimpi indahku, aku segera mandi namun aku mendengar alat perabotan yang berbenturan dengan kompor setelah aku megintip ternyata hyo eun telah bangun lebih awal, aku degan hyo eun tinggal satu atap karna tempat sewanya yang lama ingin di perbaiki  jadi mau tidak mau dia harus pindah dan aku menyarankan dia untuk tinggal bersamaku dan membayar sewa rumah berdua bukankah itu lebih hemat, di banding hanya bayar seorang diri, aku menguap karna mata ku masih berat seperti setumpuk karung berada tepat di atas kelopak mataku, aku segera masuk ke kamar mandi karna jam 9 pagi restoran tempatku bekerja akan buka.




“hahhh masak apa ya ?” gumam hyo eun



“ jung … apa kau sudah bangun ? pagi ini kita akan sarapan apa ? aku bingung ingin masak apa karna aku tidak bisa masak” teriaknya yang masih ku dengar di kamar mandi aku menghela nafas, 15 menit kemudian aku keluar kamar mandi lalu langsung menghampiri  hyo eun yang tengah berada di dapur. Aku menjitaknya dia meringis kesakitan.




“ya! Sudah tau tak bisa masak, untuk apa kau pergi ke dapur dan mengeluarkan teflon ?”



“aku hanya menyiapkan saja biar kau yang masak hehe”



“lalu untuk apa kau teriak menanyakan apa yang kita masak pagi ini ?”



“siapa tau kau perlu bantuan untuk ku menyiapkan bahannya” ia menyengir aku hanya memandangnya jengkel.



“percuma juga aku katakana kau juga tidak akan tau apa saja bahannya” ucapku mengeluarkan bahan-
bahan untuk ku buat nasi goreng dari kulkas.




“hehe .. aku hanya i-ngin be-la-jar junggggg!”




“mwo? Sejak kapan kau mau belajar masak?”



“sejak kejadian waktu itu hehe” ucapnya malu-malu.



“kau merahasiakannya dariku hm ? arraseo.. aku juga punya rahasia” ucapku smabil menyiangkan bumbu-bumbu nasi goreng.



“nanti akan ku ceritakan, apa yang mau kau ceritakan ?”



“nanti saja ku ceritakan, sekarang kau perhatikan saja apa yang ku lakukan” perintahku dan ia memperhatikan step by step nya.
Akhirnya masakan kami siap untuk di santap, kamipun duduk di meja makan dan menyantapnya dengan lahap.




“kau telah jadian dengan ahjjusi itu ?” tebak ku, membuat ia tersedak ia segera mengambil minumnya dan berteriak padaku.




“YA! Kau ingin aku mati hah?” protesnya.




“secepatnya…” ia mengarahkan tatapan tajam padaku dan membuatku takut namun menahan tawa juga.




“JUNGGGG!!”



“haha aku hanya bercanda, eh tapi ucapnku benar kan?”




“hmmm … kami baru jadian tadi malam”



“lalu?”



“lalu kami pacaran”



“ohhhh ..”




“kau tidak memberiku selamat?”




“untuk?”



“hahh teman macam apa kau?”




“hahaha .. chukkae, semoga tambah tua kau  bersamanya” aku memasang senyum selebar mungkin, ia mempoutkan bibirnya.



“kau tau ? 3 hari yang lalu aku bertemu siapa ?” Tanya ku padanya.



“appamu?”



“aniya… aku bertemu namja yang mengalami kejadian dan kami berkenalan hingga bertukaran contac”



“kejadian apa hingga kau langsung akrab padanya?”



“dia mengelami pencurian dan aku menolongnya”



“lalu???”



“lalu aku menolongnya”



“bukan itu bodoh, setelah kau menolongnya”




“hmmmmm …. ????” aku tersenyum menggantungkan ucapanku dan aku berhasil membuatnya penasaran pada ceritaku. 







TBC or NO … ?????









Silahkan tinggalkan jejak untuk membuatku tambah semangat melanjutkannya dan menambah masukan dalam menulis ^-^ … *bow





Gomawoseumnida Bagi yang Telah Berkunjung dan Membacanya ^-^







Senin, 22 Juni 2015

Kisah Cinta Ahei dan Ashima di Yunnan, Cina

Kisah Cinta Ahei dan Ashima yang menjadi cerita legenda cinta yang romantis :


Perjuangan cinta ahei dan ashima yang tak pernah pudar walau ashima telah menjadi batu, cinta mereka tetap utuh selamanya .. aaaaa so sweet :)



Di sebuah desa, di daerah Yunan, tinggal seorang gadis yang cantik jelita bernama Ashima. Dia tak hanya cantik tapi juga memiliki keindahan hati yang luar biasa. Ashima jatuh cinta kepada Ahe: laki-laki sederhana yang tinggal jauh di desa.
Namun, anak seorang kepala suku yang bernama Achin berusaha menggoyahkan perasaan cinta Ashima pada Ahe. Tapi Ashima tak goyah sedikit pun. Achin akhirnya menculik Ashima. Tapi karena tak juga berhasil mendapatkan cinta Ashima, Achin membuat banjir besar yang menenggelamkan desa. Ahe berusaha mencari Ashima, tapi Ashima telah berubah menjadi batu.
Sejak saat itu, setiap kali Ahe merindukan Ashima, ia akan datang dan berbicara kepada patung Ashima. Yang ada hanyalah gema. Gema yang tak lain adalah bisikan cinta Ashima. Dan itu cukup menjaga kesetiaan Ahe pada cintanya. Selamanya.










Sejarah Lengkapnya, check this out >>>











Provinsi Yunnan sebelah barat daya Tiongkok, terkenal akan topografi karstnya yang unik dan luar biasa.Disana terdapat obyek wisata Hutan,.... ya, Hutan tapi Hutan Batu..Shillin atau Hutan Batu  kira-kira terletak 85 kilometer sebelah Tenggara Kota Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, terdiri dari delapan obyek pemandangan. berada di Hutan batu yang sekarang, dulunya pada 270 juta tahun yang lalu sebenarnya merupakan sebuah samudera. Batu kapur yang terbenam di dalam air laut terus-menerus mengalami pengikisan sehingga menjadi parit dan tiang batu kapur dengan bentuk yang beraneka ragam. Kemudian, setelah mengalami gerakan kerak bumi, lautan menjadi daratan, sehingga terbentuklah Hutan Batu yang ajaib.Hutan yang terbuat dari batu ini dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2007. Dengan formasi batu yang indah, gua-gua dan danau, taman nasional adalah suatu tujuan wisata yang populer




Image Broken Sphere
Pada tahun 1950-an, pemerintah Tiongkok melakukan eksplorasi dan desain terhadap Hutan Batu dengan membangun prasarana pelengkap dan kemudian membukanya secara resmi pada tahun 1976, sehingga menghadirkan keajaiban tersebut di hadapan publik.





Pintu masuk utama ke Hutan Batu
Image Chenyun

Di sekitar daerah Hutan Batu tinggal etnis Sani, salah satu cabang dari etnis Yi. Begitu memasuki daerah Hutan Batu, keramahtamahan penduduk etnis Sani serta kekhasan gaya dan kebiasaan hidup etnis ini segera dapat dirasakan.



Perwakilan dari minoritas Yi China
Image Brücke Osteuropa

Di depan gerbang Hutan Batu,  gadis dan laki-laki etnis Sani setempat berkumpul. Laki-laki memainkan beraneka ragam alat musik untuk mengiringi nyanyian dan tarian para gadis yang menyambut para wisatawan. Baju mereka yang berwarna-warni juga sangat mempesona.
Pemandu He Jialan adalah gadis etnis Sani yang sangat cantik. Sebagai salah satu pemandu terbaik di Hutan Batu, He Jialan pernah memandu tidak sedikit tokoh terkenal dalam dan luar negeri.





Sebuah gerbang alam raksasa:
Image Fabian Boll






Bagian barat Shilin adalah urusan turis:
Image Broken Sphere

Beberapa formasi batu hingga 30 m, jauh melebihi tinggi dan usia pengunjung. Shilin terdiri dari satu set formasi karst, banyak yang tampaknya berasal dari tanah seperti stalagmit atau pohon batu, seluruh lanskap karst menciptakan ilusi dari hutan batu.



Hutan batu tepat sebelum matahari terbenam:
Image Sebastian Boll


Lanskap Karst adalah hasil dari air agak asam - yaitu hujan yang telah mengambil karbon dioksida dalam perjalanan melalui atmosfer - melarutkan batuan dasar larut seperti kapur atau dolostone. Air hujan agak asam mencuci batuan yang ada patah tulang sampai mereka meningkat menjadi bukaan yang lebih besar dan akhirnya sistem drainase bawah tanah.





Image Eric Chan




Sempurna untuk piknik indah:
Image Kent Wang

Menelusui sebuah jalan di depan, maka akan ketemu sebuah batu yang menyerupai gigi manusia.
Pemandu He Jialan mengatakan: "Batu itu menyerupai gigi manusia. Ada yang percaya sakit gigi bisa lenyap bila meraba batu itu." ( Ma'af tidak punya koleksi fotonya ).
Tak jauh dari batu gigi itu ada sebuah gua yang atapnya sempit dan dasarnya lebar, mirip sebuah lonceng. Apabila Anda menyanyi di dalam gua itu, efeknya hampir sama seperti di dalam studio profesional. Untuk memperdengarkan efek suara ajaib di dalam gua tersebut, pemandu He Jialan menyanyikan soundtrack lagu Film Ashima yang berjudul "Lonceng Kuda Berbunyi, Burung Giok Menyanyi."



Beberapa batu berwajah tayangan Shilin:


He Jialan mengatakan, bila berbicara tentang Hutan Batu tentu tak dapat lepas dari cerita legenda tentang Ashima, gadis etnis Sani yang cantik dan baik hati, yang menjadi simbol Provinsi Yunnan.
"Ashima menjalin cinta dengan Ahei. Tapi, putra pejabat setempat, Azhi juga menaruh hati pada Ashima. Azhi kemudian memaksa Ashima menikah dengannya, tapi Ashima menolaknya mentah-mentah. Untuk menghindari kejaran Azhi, Ashima dan Ahei lari sampai tiba di Hutan Batu. Karena tidak dapat menemukan Ashima, Azhi menyalurkan air danau untuk menenggelamkan Hutan Batu. Setelah air danau surut, Ashima berubah menjadi patung batu. Apabila Anda memanggil nama Ashima di patung tersebut, konon bisa terdengar suara jawaban Ashima."



Repost

Sabtu, 20 Juni 2015

My Destiny - Part 1

Author : Lee Haena

Cast : Cho Kyuhyun, Krystal Jung

Title: My Destiny Part 1)

Genre: Romance

Rating : PG 17


Happy Reading ~~~~~ ^^



Mianhae banyak Typo bertebaran ... hehe




Dimana seharusnya aku menikmati masa-masa indah bersama teman-teman ku bermain dengan riangnya, namun di umurku yang terbilang masih kecil aku harus membantu eomma bekerja karna keterpaksaan ekonomi yang minim, nama ku krystal jung aku anak tunggal di keluarga ini dari anak jung hyerim dan jung hyuseung. Semenjak appa meninggalkan kami pergi bersama wanita pilihannya yang terbilang cukup berada di banding dengan eommaku yang kehidupannya hanya pas-pasan, sekarang aku hanya tinggal bertiga, aku ,eomma dan nenekku. Di umurku yang menginjak  8 tahun aku harus bekerja keras mengumpulkan uang untuk makan kami hari ini dan esok ? kami pun tak tau bisa makan atau tidak, cukup menyedihkan masa kecil ku di banding mereka yang sedang bermain boneka bersama teman-temannya.


“jung .. ayok kita bermain bersama” ajak temanku  yang  ada di sebrang tempat aku duduk untuk beristirahat di sebuah gubuk kecil.


“apa aku boleh ikut bermain?” tanyaku untuk menyakinkannya, mereka bertiga mengangguk menyanggupinya dengan tersenyum. Senyumku mengembang namun sedetik kemudian senyum itu menghilang dari wajahku.

“mereka sudah hidup berkecukupan, makanya mereka mempunyai boneka yang bagus dan bisa bermain bersama,tapi kau ? apa kau punya boneka untuk gabung bersama mereka?” celetuk eommaku sebelum aku bertanya padanya ‘eomma? Bolehkah aku ikut bermain?’ namun eomma sudah membaca pikiranku terlebih dahulu, ia melarangku bermain lagi, lagi dan lagi. Aku hanya menghebuskan nafas kasar dan bersabar mendengar ibuku berbicara seperti itu.



“lebih baik kau bantu eomma, dari pada bermain yang tidak menghasilkan uang” eomma segera meninggalkanku dan kembali bekerja lalu aku menyusul nya dari belakang, teman-temanku hanya mengarahkan pandangannya heran kepadaku karna aku langsung meninggalkan mereka. Aku kebagian bekerja di kebun untuk memilih anggur yang bagus dan yang curah sedangkan eomma kebagian meminggul buah anggur yang sudah di petik untuk di timbang dan di kirim kepara pelanggan yang sudah memesan.Aku memandang eomma dari belakang, eomma berusaha menahan beban buah anggur yang tak ringan untuk di bawa kepetugas sortir/penadah, eomma berjalan sekitar 50 meter lebih dengan membawa buah anggur yang beratnya hampir 20 kg, eomma meminggulnya seorang diri di bantu hanya dengan kain yang di ikatnya ketubuhnya. Aku memandang eomma sedih, benar yang eomma bilang aku harus menghasilkan uang untuk menambah pendapatan perharinya, aku tak sempat untuk bermain bersama teman-teman rumahku. Namun itu tak apa bagiku, aku yakin kehidupanku yang  sekarang hanya sementara “eomma ketika aku bertumbuh besar aku janji akan membawa eomma kekota dan hidup yang layak, kumohon bersabarlah eomma”  lirihku dalam hati dan tanpa aku sadari aku meneteskan air mata, langsung kuhapus  agar  tidak ada yang melihat. Sesungguhnya eomma sangatlah penyanyang kepadaku namun setelah kehilangan appa dan eomma sangat terpukul dan itu yang membuat eomma berubah drastis dari eomma  yang  kukenal dulu saat masih ada appa dan belum lagi,halmonie yang sekarang suka sakit-sakitan tambah pula beban eomma, namun eomma menjalankan semua ini dengan ikhlas, ketika  di rumah eomma menjadi eomma yang baik tidak seperti saat kami berada di luar, mungkin ini cara eomma mendidikku untuk menjadi anak  yang mandiri dan perlahan aku mengerti dengan sikap eomma  yang terkadang suka keras terhadapku, itu semua  demi  kebaikanku kedepannya.



~~*~~



“jung …cepat bawa nasi nya kemari” perintah eommaku, aku segera mengambil nasi yang  telah aku masak tadi bersama eomma.

“eomma? Sini biar ku tuangkan dan nenek diamlah jangan menggangu tugasku. Nenek cukup diam layaknya putri mahkota, arra?” eomma dan nenek hanya tersenyum melihat sikapku  yang sedang menuangkan nasi dan beberapa lauk kemangkuk mereka, setelah selesai tugasku  kami pun segera menikmati  hidangannya.

“ya.. Jung!” panggil eommaku, aku terkejut ketika eomma memangilku dengan tiba-tiba.

“ya .. kau ini apa-apaan, kenapa kaumemangilnya seperti itu?” tegur nenekku

“eomma mau ingin aku mati? Aku hampir saja tersedak eomma”protesku yang hampir saja tersedak makanan yang sedang ku kunyah

“mianhae sayang, oh ya .. maafkan ucapan eomma  yang  tadi siang, eomma tidak bermaksud seperti itu”

“apa yang telah kau katakan ???”

“aniya eomma .. hanya aku melarangnya bermain tadi karna kami kan sedang bekerja, jika tadi dia bermain bagaimana pekerjaannya” jelas eommaku

“tapi di umur dia yang  sekarang itu hal yang wajar” bela nenekku

“sudah eomma , halmonie .. aku tak apa,lagi pula yang di ucapkan eomma benar, aku bekerja untuk kita jugakan? Tak apa aku kehilangan masa kecilku demi  membantu keluarga ,yang terpenting eomma dan halmonie sehat dan bahagia, itu sudah cukup membuat ku tersenyum” aku tersenyum dan mereka ikut tersenyum.

“sudah cepat kau tidur biar eomma  yang membereskan, besok kau harus sekolah” perintah eomma, aku 
langsung pergi ke kamar ku dan memulai mimpi yang indah.



~~*~~



Aku berjalan sambil menundukkan kepalaku, aku berjalan menuju tempat aku bekerja yaitu kebun anggur. Aku bekerja tidak seperti mereka yang full time, aku hanya bekerja dari siang sampai sore, hanya aku saja yang  mendapatkan keringanan dari ahjjusi park bekerja  part time, sejujurnya ahjjusi tidak mengijinkan aku untuk bekerja namun karna terdesak ekonomi dan karna kebaikan hati ahjjusi park, akhirnya aku di perbolehkan bekerja di kebunnya, di tempat ini hanya aku saja yang  bekerja part time mungkin karna kondisi kelurgaku  yang sangatlah sederhana dan kebetulan rumahku berada di samping rumah ahjjusi  park, rumahku hanya pas dengan lapak rumah ku tidak ada tanah yang lebih untuk di buat tanaman atau tempat bermain, tanah yang lebih sedikit hanya cukup untuk tempat menjemur pakaian, berbanding terbalik dengan rumah ahjjusi  park yang tanah nya sangat luas, mungkin  dia yang mempunyai tanah terluas di korea, itu hanya opinion ku tentang rumah ahjjusi park. Aku telah sampai di tempat kerjaku, aku segera menaruh tasku dan mengganti pakaian ku dengan pakaian kerjaku. Aku berjalan menuju kebun anggur yang lumayan dari gubuk kecil tempat istirahat dan tempat mengganti pakaian serta menaruh barang.


“ya! Hey kau !” aku berteriak ketika ada seorang namja yang tengah asyik memakan buah anggur yang sebentar lagi akan panen. Namja itu kaget mendengar suaraku, ia langsung pergi berlari namun ia menabrak tubuhku hingga aku hampir terjatuh.


“yaaaa .. aishhh, apa-apaan ini, makan buah seenak nya lalu menabrak ku tanpa melihat, eh ? ahhh molla” aku melanjutkan tugas ku seperti biasa, mengeceknya, merawat dan memetiknya dengan sepenuh hati dan dengan senyuman.



~~*~~



“cho kyuhyun …” panggil eommaku

“nde .. kenapa eomma ?aku sedang sibuk, berhentilah menggangguku”

“ya! Berhentilah bermain game, cepat kau pergi kepasar mengambil ikan pada ahjjuma shin”

“eommaaaaa .. aku sedang sibuk, tolong mengertilah eomma” mohonku

“cepat tinggalkan game mu dan lekas pergi, jika tidak malam ini kau harus mencuci piring”

“suruh appa saja yang mencuci piring” aku masih sibuk dengan game ku, sejak tadi aku tak pernah lepas darinya.

“CHO KYUHYUN!!!” teriak eomma, aku hanya menarik nafas kasar jika eomma sudah berteriak seperti itu, aku segera mempause game ku dan pergi kepasar untuk mengambil ikan.



~~*~~



“ahjjuma ?”

“ahh cho kyuhyun .. kau ingin mengambil ikan pesanan ibu mu ??” ahjjuma mengambil ikan yang sudah di pesan cho hana dan memberikan pada kyuhyun.

“gomawo “ ucapku bête sambil meraih kantong yang berisi ikan segar.


Aku berjalan dengan santai, ku perhatikan anak-anak yang sedang bermain bola di lapangan. Betapa senangnya mereka bisa bermain bersama, namun aku ? tak perlu di tanya hampir semua teman-teman rumahku sudah mengetahuinya. ‘ KYUHYUN …. Cepat pulang bantu eomma!’ , ‘KYUHYUN .. sudah jam berpa sekarang, waktunya kau belajar bukan malah bernyanyi  kau tak lihat nilai mu menurun hah ?’ , ‘ Kyuhyun .. cepat kau antar makan siang ini ke tempat appa’ , ‘kyuhyun ? berhentilah bermain game’. Ya seperti itu lah ucapan yang sudah terngiang di kepala ku, padahal belum aku menandang bola namun eomma sudah meneriaki ku untuk pulang, nilai ku hanya turun 10 angka dari 100 ke 90 tapi omelannya seperti aku mendapatkan nilai 50 saja, teman ku yang mendapatkan nilai 50 saja santai seperti tidak berdosa. Ya seperti itulah hidupku, berbeda dari anak-anak pada umumnya,  jujur saja aku bosan namun aku melihat kehidupan keluarga tidaklah baik maka dari itu aku menuruti semua perkataan eomma, walaupun tidak semua ku turuti perkataannya seprti aku sering bolos jam pelajaran namun nilai ku tetap tinggi dan tak ada surat panggilan dari sekolah maka dari itu aku aman dari omelan eommaku. Appa ku bekerja di kebun anggur profesinya sebagai penadah, setiap anggur yang telah selesai di seleksi , appaku lah yang menyortirnya ke pada pedagang di pasar,  aku pernah sekali mengikuti appa bekerja  dan sangat melelahkan, namun rasa itu hilang ketika ada sisa anggur yang  terjatuh dari keranjang, aku memungutinya dan mengumpulkannya lalu aku bawa pulang dan lekas di cuci lalu ku habiskan hanya seorang diri, entah dari kapan aku menyukai anggur, namun anggur yang ku suka bukanlah anggur yang murah melainkan anggur yang berada di kelas teratas, maka dari itu lebih baik aku memungutinya di banding aku membelinya. Aku seperti ini bukan karna aku tidak mampu membelinya, karna aku takut gaji appa untuk kita makan sebulan habis karna membeli anggur itu.


Aku pergi dari pandangan teman-temanku yang sedang senang bermain bola bersama, aku berjalan terus dengan malas hingga akhirnya, aku berhenti di depan kebun anggur yang sangat luas.


“rasanya aku ingin memakan itu semua” hayalku


“tidak ada penjaga, tunggu ! bukankah sekarang jam istirahat? Berarti para penjaga sedang tidak ada ? baiklah .. aku hanya sedikit memetiknya” gumamku, aku segera masuk ke halaman yang luas penuh dengan tanaman anggur serta buahnya yang sudah menimbulkan dirinya serta cahaya itu memanggilku untuk menghampirinya. Ya, itu buah anggur yang terkena pantulan sinar matahari, aku mengindap-ngindap seperti 007 yang ingin menangkap para penjahat, namun aku menagkap buah kesayanganku. Aku mencari posisi yang enak untuk aku memetiknya dan langsung memakannya, tak perlu di cuci terlebih dahulu karna ini situasi darurat dan tak lupa aku mengambilnya lagi untuk ku makan di rumah, aku memakannya di bawah pohon anggur yang tidak terlalu tinggi di pojok, aku duduk di pojokan seperti anak yang kehilangan induk, induk yang sesungguhnya adalah game ku bukan eommaku, jika game ku hilang mungkin aku tidak akan pergi ke sekolah, anggur hanyalah buah favoritku. Aku asyik memakan dan ku petik lagi,lagi dan lagi entah berapa buah yang ku makan, namun tanpa ku sadari ada seorang wanita yang berdiri di hadapanku, aku terkejut dan memandangnya, aku terdiam sejenak memperhatikan anak itu, anak itu pun langsung berterik kencang dan aku segera lari hingga menabrak bagian dari tubuhnya, untung anak itu tidak terjatuh jadi aku tak perlu membantunya bangun, aku berlari sekencang-kencangnya dan aku berhasil keluar dari kebun anggur itu. Aku pun segera pulang untuk memberikan ikan ini terhadap eomma, aku yakin eomma sudah menungguku dan sudah menyiapkan suara emas nya untuk menyanyikan lagu yang paling indah yang pernah dia ciptakan ‘CHO KYUHYUN …. KEMANA SAJA DIRIMU? KAU TAK TAU EOMMA TELAH MENUNGGUMU HINGGA JAMURAN’ begitulah kira-kira yang akan eomma katakan, aku hanya bisa diam dan pura-pura tidur sambil menyumpelkan kupingku dengan bantal, pasti eomma akan terus berteriak sampai aku terbangun namun aku tidak akan menyerah biarkan saja eomma seperti itu sampai ia capek, terdengarnya aku anak yang kurang ajar namun pemikiran kalian salah, aku anak baik-baik yang berumur  13 tahun yang selalu mendapatkan prestasi di sekolah dan tidak lupa beasiswa sekolah aku yang meraihnya juga, Cuma jika aku sedang penat dengan pelajaran dengan cara seperti itulah aku melakukannya, masa bodo apa kata orang di luar sana. Aku anak tunggal dari cho hana dan cho yeung hwan, dan tidak lupa aku anak bermarga cho yang paling tampan, aku bisa berbicara seperti ini karna eommaku yang bilang padaku dulu.


“eomma .. aku pulang” teriak ku sambil membuka sandal dan menatanya kembali di rak.


“cepat kau cuci dan taruh saja di panci kecil” eomma berbicara tanpa menoleh padaku, apa ia tidak marah pada ku karna aku lebih lama di luar sambil membawa belanjaan, terlihat aneh namun yasudahlah bukah kah itu hal yang bagus untuk ku, tak ada suara emas yang akan membuat telingaku pengang.


“aku tidak memarahimu bukan berarti aku kalah darimu cho kyuhyun .. “ ucap eommaku tegas, aku hanya diam namun heran dengan ucapan eommaku.


“setelah kau selesai mencuci ikan, kau sapu halaman rumah lalu kau pel seluruh lantai rumah arra?” timpal eommaku, membuat mataku ingin keluar dan memberhentikan yang sedang ku kerjakan sejenak.


‘mwo? Jinjjayo? Jadi ini alasan eomma tidak memarahiku ? kenapa ia bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di pikiran ku ? apa dia telah menjelma menjadi para normal? Dukun? Aigoo ..’ ucapku dalam hati.


“cepat kau kerjakan jangan banyak berpikir …” ucapan eomma menyadarkanku dari lamunan, aku segera mengambil panci dan menuangkan ikan ke dalam panci, namun satelah ikan itu di tuang seperti ada yang aneh dengan yang ada di dalam panci itu.


“YYAAAAAAAA ..aigoooooo” teriak ku, membuat eomma yang sedang melipat pakaian segera bangkit dan menghampiriku.


“wae kyuhyun ? kau terluka ?” Tanya eomma panik.


“aniya .. hanya saja anggur yang baru ku petik tadi, aku taruh jadi satu kantung dengan ikan, aaaaa .. eomma eottoke ???” rengek ku


“hah … sudah kau cuci saja, lalu kau makan “


“tapi bau amis eomma ..”


“eoh ? eomma ngapain kesini ? sudah biar ku kerjakan semua .. dan buah ini biar ku buang saja mungkin gadis itu tidak ikhlas memberikannya padaku” timpalku dingin.


“hahh .. arraseo” pasrah eommaku


“hahhhh eottoke ? anggurku ??? terpaksa aku membuangnya ..” aku membuang anggur itu pada tempatnya dan kembali mencuci ikan lalu membersihkan rumah.



~~*~~


Aku sedang duduk di atas jembatan yang tidak terlalu tinggi namun jembatan ini adalah jembatan satu-satunya yang kita punya karena jembatan ini penghubung desa gyeong dan desa kochi  untuk akses kami  beraktifitas. Udara sore hari sangatlah sejuk dan di tambah sungai yang mengalir di bawah kaki dengan jernih dan tenang, aku jadi tambah suka tempat ini. Ini tempatku jika sedang bosan di rumah, aku menjernihkan pikiranku dari padatnya aktifitas, membantu eomma,bekerja dan sekolah seperti itulah aktifitasku tanpa adanya bermain. Di saat aku sedang menikmati sore ini, aku mendengar seperti ada orang di dekatku, namun aku tidak melihatnya di sebelah kanan dan kiriku, aku penasaran dengan sumber suara yang di  timbulkan olehnya seperti suara game, aku pun membalikkan badanku dan benar ada seorang namja yang sedang duduk di belakangku yang tengah asyik dengan gamenya ia duduk membelakangiku jadi ia tidak menyadariku.



“cah .. yes, akhirnya aku menang, tinggal satu level lagi dan aku akan mentamatkannya” ucap namja itu senang. Ia mendorong tubuhnya ke belakang dan bangkit dari duduknya, saat ia berdiri ia baru sadar jika sejak tadi aku memperhatikannya, ya bisa di bilang aku memperhatikannya cara bermain namun ia sudah menyelesaikannya dan sepertinya seru, apa aku boleh bermain? Tapi tunggu apa harganya mahal? Sepertinya namja itu orang yang berkecukupan berbeda denganku.


“kau siapa?” namja itu memecahkan lamunanku


“nde?”


“kau penguntitku?”


“ani .. aku tidak mengikutimu” aku segera berdiri.


‘dia sipa ? sepertinya aku baru melihatnya. Apa dia satu desa denganku? tapi kenapa dia tidak terlihat jika satu desa denganku apalagi wajahnya yang terbilang tidak jelek’ ucapku dalam hati.


“lalu kau siapa? Anak dari keluarga apa ? apa pekerjaan orang tuamu? Kau bermarga apa ? kau sekolah dimana ?”


“hah?”


“jawab pertanyaanku , aku tidak membutuhkan jawaban itu”
“aigooo .. itu semua pertanyaan ?”


“nde tentu saja, cepat jawab.  aku tidak punya banyak waktu” ucap namja itu tegas.


“jika kau terburu-buru pergi saja, bukankah jawabanku tidak penting karna kita baru saja saling mengenal” jelasku untuk mebiarkan cepat pergi dari hadapanku.


“itu penting .. cepat katakan”


“aishhh .. jung imnida, aku dari desa gyeong, marga ku jung”


“lalu?”


“hah?”


“pertanyaanku yang lainnya belum di jawab”


“Ya! Tidak semua pertanyaanmu harus ku jawab karna itu adalah privasi, nama kau siapa ??”


“…”


“ya! Aku bertanya, namu kau siapa? Umurmu berapa ? kau sekolah dimana ? kau tinggal di desa mana ?” tanyaku panjang lebar pada pria itu.


“….”


“kau tak bisa berbicara? Apa kau mengalami struk mendadak?”


“ani .. aku masih bisa berbicara, Cuma aku tak perlu menjawab pertanyaamu karna itu adalah privasiku yang tidak sembarangan orang mengetahuinya” jelasnya yang mebuatku jengkel.


“hahhh .. aigooo, terserah!” aku pergi meninggalkannya, namun sebelum itu aku menendang kakinya karna aku baru mengingatnya, namja ini lah yang telah mencuri anggur di kebun tempat ku bekerja.


“dasar pencuri !!” aku segera meninggalkannya. Ia meringis kesakitan tapi apa peduliku, bukan kah itu hukuman yang pas untuknya, masih kecil sudah seperti itu bagaimana jika sudah besar, sejujurnya itu hukuman yang sangatlah ringan bagi pencuri sepertinya.



~~*~~



“YAAAAAAA!” Teriak ku


“appow … aish jinjja, neomu appow, apa dia sudah gila menendangku tanpa alasan” umpatku sambil menahan sakit.


“tapi kenapa aku di bilang pencuri ? aku tidak mengambil apa pun darinya” aku berpikir terus apa maksud ucapannya, namun tak ku dapati apa mksudnya dan ku putuskan untuk pulang, karna tujuan ku ke sini sudahlah selesai. Aku ke sungai dan duduk di atas jembatan ini untuk menghilangkan penat sambil menghabiskan level permainanku, di sini aku merasa nyaman, sepi tidak ada orang yang melintas karna waktu menjelang petang.


Aku menginjakkan kakiku di rumah yang tidak terlalu besar yang di design sederhana yang masih di balut kayu-kayu tradisional  dan aku langsung masuk ke kamar menaruh tubuhku di atas kasur kecil punyaku, aku menutup mataku untuk memeramkannya dan tidur, namun ada bayangan di dalam otak ku , aku segera membuka mata dan duduk.


“ya! Aku baru ingat kalau yeoja itu yang waktu itu di kebun, yang ku tabrak namun tidak jatuh, yang teriak padaku dengan wajah tetap lembut” aku tersenyum, namun segera ku hilangkan pikiran itu.


“hilangkan pikiranmu itu Cho-Kyu-hyun!” tegasku pada diriku sendiri.


“pantas saja dia menendangku dan memanggilku pencuri” aku menghela nafasku kasar lalu aku merebahkan tubuhku lagi dan tidur kembali tanpa mandi dan makan malam terlebih dahulu, karna tubuhku sudah capek melebihi appa bekerja seharian padahal aku hanya bermain game di jembatan gyeongchi, yang membuatku capek adalah perjalanan yang jauh dari rumahku ke jembatan, perbedaannya sekitar  10 rumah dari rumahku ke jembatan itu.




2 Minggu Kemudian….




Semenjak ke jadian waktu itu aku jadi penasaran padanya, namun aku tidak mendapatkan apa-apa yang ku dapatkan hanyalah rumahnya dan mengetahui siapa  orang tuanya, dia hanya tinggal bertiga tanpa pernah aku melihat ke hadiran seorang appa di sisinya, mungkin appanya sedang di luar kota dan pulang ke rumah sebulan sekali, aku berusaha berpikir positif terhadapnya, kedua yaitu  yang ku ketahui dia bekerja di tempat appa bekerja namun dia di kebun melainkan appa ku di tempat penadah yang lokasinyapun berbeda di kochi dan satu lagi appaku mengenal ibu dari gadis itu karna ibunya sering mengantar anggur ke tempat appa walau tidak kenal dekat, namun itu sudah cukup untuku mengenalnya dari jauh.



Pagi ini aku harus siap-siap karna aku akan pergi ke kota, aku akan pindah ke sana karna appa di pindah tugaskan ke sana, mau tidak mau kami harus ikut dan terpaksa pula aku pindah sekolah dan aku tidak bisa melihatnya lagi, namun tadi pagi-pagi sekali aku sudah kerumhanya hanya melihat dari jauh, namun rumah itu masih tampak sepi dari penghuninya belum ada yang terbangun dari mimpi yang indah, tentu saja karna aku ke sana jam 5 pagi.


“kyuhyun .. kajja kita berangkat” suara appa mebuyarkan lamunanku, aku segera keluar kamar dan menghampiri orang tuaku.


“kau sedang apa kyu ? kenapa kau lama sekali ? memang semalam kau tidak membereskan nya hah?”


“hmm” jawabku singkat


“jika di Tanya jawab bukannya berdeham, lihat kelakuan anakmu” protes eommaku pada appa.


“dia anakmu juga cho hana”


“hmm”


“tuh, dia lebih menurunkan sifatmu ketimbang sifatku .. haha” appa tertawa ringan dan eomma cemberut di buatnya.


“sudah jangan seperti itu nanti kita terlambat”


Eommaku  bernafas kasar melihat kelakuan appaku yang membuatnya tambah jatuh cinta dengan sikapnnya seperti itu. Jika sedang cemberut appa pasti melakukan sesuatu agar eomma tak cemberut lagi, namun karna ada aku cho kyuhyun si penggagu appa tidak melakukannya, begitulah yang eomma katakan jika sedang berdua dan ada aku di antara mereka ‘si pengganggu’.


“lakukan saja apa yang biasa kalian lakukan, aku tidak akan mengganggu” ucap ku datar, mengerti maksud tatapan eommaku.


“mengganggu apa kyu? Tentu saja tidak, eommamu kan seperti itu jika sedang cemberut” timpal appaku mengerti maksud ucapanku.


“aku tunggu kalian di luar” aku jalan duluan, menunggu mereka di luar karna tak ingin ikut campur dalam urusan orang dewasa yang rumit. Beberapa menit kemudian mereka keluar dan wajah eomma sudah tidak cemberut lagi, entah apa yang telah appa lakukan pada eomma bisa menjadi jinak seperti itu, andai saja eomma seperti itu sikapnya terhadapku lembut, selalu senyum dan penuh keramahan hahh ..  aku akan lebih senang, namun semua itu Cuma khayalku.


“cho kyuhyun kajja ..” ajak eommaku sambil tersenyum, menggandeng tanganku dan berkata lembut kepadaku, apa yang telah appa lakukan padanya hingga seperti ini, ini membuatku kaget. Aku menarik alis ku satu sambil menatap heran padanya, ‘lebih baik menjadi eomma yang menyebalkan dari pada seperti ini menakutkan’ ucap dalam hatiku.


“bukan kah itu lebih baik?” timpal appaku mengerti maksud ekspresi wajahku, appaku tersenyum melihat sikap eomma dan reaksi ku dan kami akhirnya pergi meninggalkan desa ini dan pindah ke kota untuk menetap di sana bagi kehidupan yang lebih baik.




17 Tahun Kemudian ….




“apapun yang terjadi di masa lalu baik itu masa lalu yang pahit atau manis, itu semua adalah perjalan hidup dan masa lalu tetaplah masa lalu yang bukan berarti kita harus melupakannya  karna di balik itu ada sebuah pelajaran yang kita harus mengerti dan mempelajarinya untuk bekal kita ke depannya agar lebih baik lagi, kehidupan ini terus berjalan tidak boleh kita terus melihat kebelakang, ada masa di mana kita harus mengubahnya penuh dengan perjuangan, doa dan dukungan dari kedua orang tua hingga pada akhirnya kita mendapatkan kebahgiaan itu , kebahagiaan mampu membanggakan kedua orang tua dengan ke suksesan perjalanan karir kita dan dengan bertemunya belahan  jiwa”  apakah aku akan bertemu belahan jiwa yang mampu membuatku terus tertawa dan tersenyum? Mampu menerima kekuranganku yang seperti ini ? semua itu masih rahasia tuhan tak ada satu pun yang mengetahuinya termasuk  dengan aku ..






TBC or No ………. ??????



Silahkan tinggalkan jejak untuk membuatku tambah semangat melanjutkannya dan menambah masukan dalam menulis ^-^ … *bow


Gomawoseumnida Bagi yang Telah Berkunjung dan Membacanya ^-^